(#12) Ada Apa?

1.8K 97 2
                                    

"Kalian tidak apa-apa?"

"Ya. Beruntung tadi ada yang menyelamatkan kami."

"Tapi Qey, kenapa kau tidak ikut melihat kejadian tadi? Padahal, semuanya datang untuk melihat dan membantu."

"Maaf. Aku baru tau setelah kejadiannya sudah selesai. Jadi, kupikir apa gunanya aku ke sana? Kalian pasti juga sudah diselamatkan. Jadi, aku menunggu kalian saja di sini."

"Huft.... ya. Syukurlah kami masih bisa selamat."

"Sebenarnya, yang akan mati jika tidak ada yang menolong tadi adalah aku. Karena Ara kan tahan api," kata Arin yang kemudian sadar akan suatu hal.

"Hey, Ra. Kalau kau tahan api, kau kan bisa melewatinya dan langsung mengambil air untuk memadamkannya."

"Oh iya, ya. Aku gak kepikiran."

"Dasar kau bodoh."

"Hey, jangan mengatai aku seperti itu. Aku jauh lebih pintar darimu."

"Oh ya?" tanya Arin dengan senyuman jahilnya.

"Iya, dong."

"Oooooo."

"Kenapa hanya O?"

"Tidak apa-apa."

(Huft.... mereka berisik sekali. Lebih baik aku keluar saja.)

"Eh, aku keluar, ya."

"Ya sudah, sana."

Qeyla keluar dari kamarnya. Dilaluinya dapur yang tadi terbakar, diperhatikannya dapur itu.

"Ternyata kerusakannya lumayan juga."

Setelah melihat dapur, Qeyla memilih berjalan-jalan keliling akademi. Saat hampir tiba di bagian administrasi, langkahnya terhenti. Dilihatnya seorang gadis dengan rambut kuningnya yang bersama kedua orang tuanya di sana.

"Bukankah itu Wina?"

                            💎

"Hey, Vin. Kenapa melamun? Apa ada yang kau pikirkan?"

"Eh, Tan. Kapan kau masuk?"

"Eh, aku sudah masuk dari tadi. Dan kau tidak menyadarinya? Memang apa sih yang kau pikirkan?"

"Aku melihat sosok itu."

"Sosok apa? Hantu?"

"Aku serius. Tadi aku melihatnya sedang bersembunyi sambil memperhatikan dapur yang terbakar di asrama perempuan."

"Oh, yang kejadian itu."

"Memangnya, siapa sosok itu? Kau hanya menyebutkan bahwa dia bersembunyi, memperhatikan dapur yang terbakar, memang apa istimewanya hal itu? Seperti penting saja."

"Ini memang penting. Sangat penting malah. Aku bisa melihat aura seseorang. Dan oleh karena itu, aku melihat aura kegelapan dalam dirinya tadi," kata Alvin yang kemudian melanjutkan, "Dia tidak boleh dibiarkan. Kalau dibiarkan, auranya akan semakin pekat, dan itu sangat berbahaya."

                            💎

Qeyla menghampiri Wina dan orang tuanya. Dia terlihat tidak bersemangat, wajahnya murung.

"Hey, Win. Kau masuk akademi ini juga?"

"Loh, Qey. Ternyata kamu masuk akademi ini?"

Between Light and Darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang