(#4) New Friends

2.5K 138 3
                                    

Tap...tap....tap...

Qeyla menoleh ke arah sumber suara. Dan ternyata ada seseorang yang datang menghampirinya, seseorang dengan rambut merah lurus sepinggang dan mata merah senada dengan rambutnya yang tadi bersama temannya mengambilkan air suci untuknya.

"Hai, namaku Anjasmara Putri Sahara. Kau bisa memanggilku Ara. Maaf atas penyambutan kami yang tidak baik kepadamu tadi. Jujur saja, kami hanya takut kau adalah salah satu anak buah Dark King. Apalagi tadi rambut kamu hitam."

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Oh ya, namaku Qeyla Valenna. Kau bisa memanggilku Qeyla. Ngomong-ngomong, kenapa kau kembali kemari? Bukannya kau tadi pulang dengan yang lain?"

"Oh, aku tidak tega meninggalkanmu sendiri di sini. Apalagi kau baru datang ke sini. Dan sebagai putri dari Rainbow Empire, sudah sepantasnya aku menolong rakyatku. Sekarang kan kau akan tinggal di sini, jadi kau juga rakyatku."

"Kau seorang putri kerajaan? Tapi, kenapa pakaianmu biasa saja? Dan orang-orang tadi juga bersikap biasa saja terhadapmu."

"Itu karena aku yang meminta mereka untuk bersikap biasa terhadapku. Aku ingin mempunyai banyak teman. Kalau aku hidup seperti putri kerajaan lainnya dan tidak berbaur dengan rakyatku, hidupku akan sangat membosankan karena aku tidak memiliki banyak teman dan tidak memiliki banyak waktu untuk bermain."

"Apa orang tuamu mengizinkannya?"

"Tentu saja. Karena merah simbol keberanian. Aku tidak akan takut berbaur dengan rakyatku tanpa pengawalan, begitu pula orang tuaku. Mereka tidak akan takut membiarkanku berbaur dengan rakyat biasa, karena mereka tau aku akan bisa menangani semua masalahku sendiri."

"Oooooo."

"Oh iya, aku ke sini karena aku ingin mengajakmu ke istana. Kau akan tinggal beberapa hari di sana sampai kerajaan membuatkanmu rumah di desa. Kau mau kan?"

"Tentu. Kalau tidak, mau tinggal dimana aku?"

"Ya sudah, yuk kita berangkat."

"Terima kasih, Ara."

"Kau tidak perlu berterima kasih. Ini sudah kewajibanku."

💎

Aku terkurung dalam ruangan ini. Setelah aku mengetahui maksudnya terhadapku, dia langsung mengurungku. Membuat diriku menjadi terisak di buatnya. Aku memang tidak beruntung, berada dalam genggamannya saat ini.

Tap...tap...tap...

"Halo sayang."

"Lepaskan aku!"

"Apa kau pikir aku akan melepaskanmu setelah kau tau semuanya dan kau belum memberikan yang aku inginkan? Jangan harap!"

"...."

"Ingat! Kau tidak akan mungkin bisa kabur dari tempat ini. Tempat ini sudah kubuat pagar gaib agar sihir penembusmu tidak akan berguna di sini. Jadi, sebelum kau bisa mengeluarkan kekuatan itu, kau akan tetap disini. Jadi berlatihlah."

Pria itu meninggalkanku sendiri. Dia adalah pria yang telah membuatku seperti ini. Aku kembali meneteskan air mataku.

"Aku memang tidak bisa mengeluarkan kekuatan itu. Kekuatan yang dia inginkan,.......... yaitu kekuatan-"

Qeyla langsung membelalakkan matanya. Dia langsung duduk dari posisi tidurnya. Dia seperti habis lari jauh, nafasnya ngos-ngosan. Dia melihat sekelilingnya, pemandangan yang baru dia lihat semalam, karena saat ini dia sedang berada di salah satu kamar di istananya Ara. Seketika pandangannya berhenti pada seseorang yang berada di sampingnya. Seseorang dengan rambut dan mata yang berwarna merah senada. Ya, dia adalah Ara. Tuan putri di istana ini. Namun, walaupun seoarng putri, dia tidak mengenakan gaun mewah yang biasa dipakai tuan putri pada umumnya. Dia bahkan hanya memakai kaos dan celana jeans selutut, dan juga topi!

"Qeyla, dari tadi aku bangunin kamu tapi baru sekarang kamu bangun. Udah gitu saat tidur tadi badan kamu menegang dan juga terus menerus berkeringat. Tadinya aku pikir kamu sakit, tapi kayaknya sih enggak. Apa tadi kamu mimpi buruk?"

Qeyla tidak menjawab pertanyaan Ara. Dia memutar kembali rekaman mimpinya tadi dalam pikirannya. Dia memang bermimpi buruk tadi. Sangat buruk, karena dia melihat dirinya sedang dikurung dalam suatu ruangan dan juga dipaksa untuk mengeluarkan kekuatan di dalam mimpinya.

Qeyla menghela nafas.

(Itu pasti karena aku banyak mengalami hal aneh kemarin. Penyihir, kekuatanlah, apalah. Tapi untung tadi cuma mimpi.)

"Qey, kita udah ditunggu di ruang makan untuk sarapan. Lebih baik sekarang kamu mandi dengan cepat dan kemudian ke ruang makan."

"Tungguin."

Ara menghela nafas sebelum menjawab, "baiklah."

💎

"Hai tuan putri. Baru bangun ya? Kenapa bisa kesiangan? Sampai-sampai perlu ada yang membangunkan."

"Bunda, jangan bicara seperti itu pada Qeyla."

"Maaf ratu, aku sangat kelelahan kemarin. Mungkin karena itu aku tidur sangat pulas, sampai-sampai aku kesiangan."

"Rakyat jelata memang seperti itu."

Sifat Queen Sahara memang jauh berbeda dari Ara. Ara lebih bisa bersifat baik daripada ibunya. Tapi itu hanya pada Qeyla, sedangkan kalau dengan rakyat lainnya dia sangat baik. Sedangkan ayahnya, King Brahma, adalah orang yang pendiam. Sangat pendiam, bahkan Qeyla belum mendengar suaranya sedikitpun dari kemarin. Karena alasan itu juga Qeyla meminta Ara menunggunya mandi. Karena dia takut jika datang sendirian ke meja makan dan harus berhadapan dengan Queen Sahara sendirian. Berdiri sendirian, sedangkan yang lainnya duduk. Itu pasti akan membuatnya sangat malu sekaligus canggung.

"Qey, makan yuk. Aku sudah lapar."

"Iya."

Dengan ragu, Qeyla makan di meja Itu.

Setelah selesai makan,

"Qeyla, bersihkan semua kamar di sini, ya," perintah Queen Sahara dengan nada yang dibuat selembut mungkin.

"Tidak bisa bunda, karena Qeyla harus menemaniku ke hutan hari ini. Ayo Qey. Bun, aku pamit, ya,"ucap Ara dengan terburu-buru dan menarik tangan Qeyla sampai ke hutan.

Setelah sampai, Ara melepaskan genggamannya.

"Kita mau ngapain sih Ra kesini?"

"Aku hanya ingin bermain dengan temanku. Kupikir, kau akan butuh teman disini. Dan bukan hanya aku saja. Kau juga harus berkenalan dengan teman-temanku."

"Hai, Ara," sapa gadis berambut jingga pada Ara.

"Hai,"

Tak lama kemudian, datang dua gadis lagi, namun kali ini berambut kuning.

"Hai, Ara."

"Hai,"

Setelah semua berkumpul, Ara mulai angkat bicara.
"Teman-teman, kalian ingatkan siapa gadis ini?"


💎

Between Light and Darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang