(#29) Revolusi

1.3K 72 1
                                    

"Aduh, bagaimana ini Rin? Bagaimana keadaan Ayahanda dan Ibundaku saat ini? Sungguh aku sangat khawatir pada mereka," ucap Ara mengepal tangannya yang sudah dingin karena keringat. Tindakan yang dilakukan Ara ini termasuk wajar. Hal ini karena baru saja mereka tiba di Rainbow Empire, tapi kerajaan itu sudah dikuasai musuh. Mereka yang berniat membantu pun hanya diam saja, bingung mau berbuat apa? Jadi, mereka pun berpencar, mencari apa saja yang mungkin bisa mereka lakukan.

"Tenang, Ara. Kita pasti bisa menghadapi ini semua. Bagaimana jika kita masuk ke dalam istana?" ucap Azura menenangkan.

"Masuk? Bagaimana mungkin? Itu sudah menjadi wilayah musuh."

"Apa kalian semua lupa, kalau Kak El dan Azura adalah penyihir ungu? Kalian lupa apa kekuatan penyihir ungu? Kami bisa menembus dan tidak terlihat. Dan kami bisa membuat kalian juga bisa menembus dan tak terlihat sama seperti kami nantinya asalkan dengan cara kita terus berpegangan tangan."

"Oh, ya. Ke mana Alvin?" Azura yang sedari tadi tidak melihat Alvin pun kebingungan mencari lelaki itu.

"Oh iya, ya. Tapi sepertinya dia tidak ikut kita ke sini, deh."

"Ish, dasar lelaki itu. Dia selalu saja menghilang di saat kita sedang seenggaknya mungkin memerlukan dia nantinya."

"Kok kamu kayaknya ngomongnya belibet banget ya, Rin?" ucap Linda sembari menahan tawanya.

"Ya, pokoknya begitulah."

"Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita mulai masuk?"

"Oke."

Azura pun merenggangkan tangannya, begitu pula Elyani. Mereka berdua pun memegang tangan teman lainnya hingga semuanya sudah saling bergandengan tangan. Setelah itu, mereka melangkah masuk ke dalam istana tanpa diketahui oleh prajurit Dark King yang berjaga.

                            💎

Gadis itu baru saja keluar dari ruangan tahta kerajaan yang kini sedang ditempatinya. Ia berjalan tak tentu arah. Ia hanya ingin berkeliling, melihat-lihat isi istana yang sudah lumayan lama tidak ia masuki itu. Tapi tak beberapa lama kemudian, ia ditarik seseorang ke dalam salah satu kamar. Teriakannya pun terhenti ketika si pelaku menutup mulutnya.

Saat mulutnya telah dibuka, gadis itu menatap sang pelaku dengan jenuhnya, begitupun juga dengan orang-orang yang ada di ruangan itu selain dirinya dan si pelaku.

"Kenapa kalian bisa ada di sini?"

"Hey, Qeyla. Apa yang terjadi dengan kau? Mengapa kau menjadi seperti ini? Apa yang telah Dark King lakukan padamu?" ucap salah satu dari mereka yang ada di ruangan itu bersama si gadis.

"Aku bukan Qeyla. Aku Lezy. Putri dari Dark King."

"Eh, apa kau juga amnesia sehingga kau menganggap dirimu itu Lezy? Lihatlah, ini Lezy yang asli," ucap seorang lagi sembari menunjuk gadis yang dimaksudnya.

Qeyla yang melihatnya pun hanya menatap dengan jengah, "Ya memangnya kenapa?"

"Apa kau tidak melihat wajahnya? Dia sangat mirip denganmu. Kalian kembar. Dia Lezy dan kau Qeyla. Dan mungkin kau tidak tau mengapa itu bisa terjadi. Tapi-"

"Ya, aku tau itu. Aku sudah pernah melihatnya bersama Alvin. Meskipun aku tidak tau bagaimana ceritanya, tapi aku percaya memang tidak menutup kemungkinan bahwa dia saudari kembarku."

"Lalu, mengapa kau berbuat seperti ini? Mengapa kau juga membantu Dark King? Mengapa kau mau dimanfaatkan olehnya?"

"Karena aku tidak peduli dengan semuanya. Aku tidak peduli dengan kalian semua. Dan memangnya kenapa kalau dia saudari kembarku? Kita berbeda orang. Kita beda raga dan juga jiwa. Apabila dia sakit, tidak akan berpengaruh buatku kan? Dan mengapa aku membantu Dark King? Ya, sejujurnya karena aku sedang memanfaatkannya."

"APA?!"

"Tidak usah kaget seperti itu. Aku memang hebat. Aku membutuhkannya karena dia punya solusi yang sangat aku inginkan. Kalian tau apa itu?"

"...."

"Cara untuk keluar dari dunia ini. Cara untuk kembali ke dunia manusia."

Setelah mengatakan semua itu, gadis itu pun menghentakkan tangannya ke arah mereka semua, membuat semuanya membentur dinding kamar itu. Tak cukup sampai situ, gadis itu pun menyatukan tangannya, membuat semua orang yang sedang dihadapinya itu mengumpul di depannya. Tak lama kemudian, mereka pun sudah terikat oleh sesuatu berwarna hitam seperti tali yang tentunya itu semua adalah sihir yang dikeluarkan gadis itu, sihir kegelapan.

Dan dengan sihirnya pun gadis itu membawa mereka semua ke hadapan Dark King.

"Eh, kau membawa siapa Lezy?"

"Aku membawa penyusup."

Dark King yang mendengarnya pun hanya tersenyum gembira dan tertawa sebelum akhirnya berhenti ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya.

"Ayahanda."

Mendengar panggilan itu, Dark King melihat ke arah seseorang yang memanggilnya, yang juga terikat oleh sihir kegelapan.

"Lezy?" dengan bingungnya Dark King pun berdiri dari tahtanya menatap gadis yang diikat dengan gadis yang kini berdiri di hadapannya secara bergantian.

"Bagaimana bisa? Yang mana Lezy yang asli?"

Gadis yang berdiri di hadapannya pun menjawab sembari menunjuk seorang gadis yang ikut diikat olehnya, "Dia Lezy yang asli."

"Bagaimana mungkin? Dan, kau siapa?"

"Bukankah sejak awal aku sudah mengatakan padamu bahwa aku bukanlah putrimu, aku bukan Lezy. Kau salah menagkap orang saat Lezy yang asli keluar dari istanamu."

"...."

"Tapi apa pedulimu kan? Bukankah yang kau inginkan hanya bantuan untuk menguasai dunia ini dengan sihir kegelapan?"

Tak lama kemudian, Dark King pun tertawa, "Ya, kau benar. Aku hanya menginginkan Lezy yang dapat membantuku, Lezy yang memiliki sihir kegelapan. Pantas saja selama ini dia tidak bisa mengeluarkannya. Ternyata aku salah orang sejak awal. Justru sekaranglah aku menemukan yang asli."

Tak lama kemudian, Dark King pun memanggil para pengawalnya dan memerintahkan agar mereka semua yang terikat dipenjarakan.

                            💎

I hope you like it. 😊😘😚

Between Light and Darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang