"Dan untuk kepemimpinan Rainbow Empire, rakyat memilih dari kalangan penyihir merah. Karena merah yang melambangkan keberanian, dan juga sangat berwibawa. Dan jadilah seperti saat ini, kerajaan dipimpin oleh King Brahma dan Queen Sahara, orang tua dari Ara."
"Sepertinya aku mulai mengerti mengapa bundaku tidak menyukaimu, Qey. Sepertinya dia takut posisinya akan digantikan olehmu yang merupakan penyihir ungu."
"Kamu tenang aja, itu tidak mungkin terjadi. Bukannya yang akan memimpin kerajaan adalah keturunan dari raja dan ratu yang memerintah? Dan aku bukan anak dari Queen Alenna. Lagian aku bukan berasal dari dunia ini. Lagipula aku yakin kok, kalo aku anak kandung orang tuaku."
"Tapi sepertinya bundaku tidak menyukai semua penyihir ungu karena itu. Maafin bundaku ya, Qey."
"Tidak apa-apa. Semua orang pasti akan mempertahankan apa yang sudah dia dapat. Aku mengerti itu."
"Oh iya, kamu tau apalagi Vit?" tanya Arin mengembalikan topik semula.
"Hanya itu yang aku tau."
"Yaaah."
"Hei Vin, tunggu!"
Vito memanggil seseorang yang melintas di depan mereka. Seseorang yang dipanggil pun berhenti dan menoleh sekilas, dan langsung memalingkan wajahnya ke arah awal dia menatap. Vito pun berdiri dari duduknya.
"Aku duluan ya!"
"""""Ya"""""
Setelah lelaki itu pergi, satu persatu dari mereka pun ikut pergi, menyisakan Qeyla dan Ara disana berdua.
"Qey, mau keliling-keliling hutan ini?"
"Tentu saja," sahut Qeyla bersemangat.
💎
"Vit, tadi siapa?"
"Yang mana?"
"Yang berambut ungu."
"Ooo, namanya Qeyla."
"Dari Purple Country?" tanpa mengubah ekspresi datarnya, pemuda itu terus bertanya pada pemuda di sampingnya.
"Entahlah. Katanya sih dari dunia manusia. Dan kemarin dia ditemukan Ara dan Arin di sungai."
Pemuda itu mengernyitkan keningnya sebentar sampai akhirnya kembali pada wajah datarnya lagi.
"Kau tidak penasaran dengannya?"
"Penasaran apanya?"
"Dengan asal-usulnya."
"Tidak."
"Tapi-"
Sebelum temannya melanjutkan kata-katanya, pemuda itu sudah mengambil arah berbelok ke kiri, sedangkan dia berjalan lurus.
"Dia selalu seperti itu."
💎
"Qey, awaaas!"
"Aaaaaaa"
Saat Qeyla dan Ara sedang berkeliling di hutan, tiba-tiba ada pohon yang tumbang.
Tapi sebelum mengenai Qeyla, pohon itu kembali tegak lagi. Dan saat itu juga muncul lelaki berambut hijau.
"Maaf ya, tadi adikku sedang berlatih. Kau tidak apa-apa kan?"
"Em, ya. A-aku tidak apa-apa."
"Kak, kenapa lama sekali? Udah kan urusannya?"
"Mel, kenapa kamu berbicara seperti itu? Seakan-akan ini gak penting. Ini kesalahanmu, kau harus minta maaf."
"Gak. Udah ah, aku cape', mau istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Light and Darkness [END]
FantasyQeyla mungkin tidak punya peruntungan pertemanan di dunianya. Tapi, di dunia lain, ia punya. Teman yang akan menemaninya dalam kesendirian di dunia orang. Dunia yang menyimpan rahasia yang ternyata juga menyangkut dirinya dan keluarganya. Dunia yang...