(#26) Entah Kapan Bertemu

1.2K 70 2
                                    

Qeyla terbangun dari tidurnya saat dirasakannya hawa panas yang menyentuh kulitnya. Tak terasa, pagi sudah berlalu. Entah jam berapa sekarang karena matahari sudah menunjukkan dirinya lebih tinggi dan menghantarkan panasnya yang cukup menyengat kulit.

"Alvin mana?" Qeyla yang baru bangun dari tidurnya tidak menemukan Alvin di sekitarnya, segera mencari keberadaan lelaki itu.

"Kau mencariku?" ucap seseorang dari belakangnya.

"Kau membuatku panik saja. Kupikir kau pergi meninggalkanku sendiri di sini."

"Kau pikir aku orang yang seperti itu?"

"Mungkin saja kan?" Melihat Alvin yang sepertinya tidak suka atas jawabannya, Qeyla segera mengalihkan pembicaraan, "Sekarang kita harus ke mana? Aku yakin, semua orang di perkemahan pasti sedang mencari kita saat ini."

"Tenang saja. Tadi aku sudah mencari jalan keluarnya. Sekarang, ayo kalau kau ingin segera kembali ke perkemahan."

"Tentu saja."

"Kalau begitu, ayo bantu aku bawa kayu-kayu ini. Aku mengumpulkannya tadi saat kau masih tertidur" melihat Qeyla yang menatapnya bingung, Alvin melanjutkan, "Mereka pasti akan menanyakan ke mana kita pergi. Jika kita membawa kayu-kayu ini, kita dapat membuat alasan bahwa kita pergi mencari kayu bakar saat pagi sekali, sebelum semuanya bangun."

Qeyla yang mendengar ide Alvin itu pun segera berkata, "Pintar juga, kau."

"Aku memang selalu pintar," dengan bangganya Alvin mengatakan hal itu sembari dirinya mengangkat sebagian kayu bakar dan berjalan mendahului Qeyla.

Qeyla yang mendengarnya pun hanya bisa memutar bola matanya, "Sombong sekali dia" setelah itu Qeyla segera membawa sebagian kayu bakar yang tersisa dan segera mengikuti langkah Alvin dari belakang.

Melihat Alvin dan Qeyla yang mereka cari sudah kembali, semua orang yang ada di perkemahan pun merasa lega dan senang, terlebih lagi karena Alvin dan Qeyla membawa kayu bakar yang akan menjadi persediaan mereka untuk membuat api unggun.

"Kalian dari mana saja?" Tanya Mr. Trax pada Alvin dan Qeyla.

Mendengar pertanyaan Mr. Trax itu membuat Qeyla menjadi takut, sedangkan Alvin dengan santainya menjawab, "Kami habis mencari kayu-kayu ini untuk persediaan membuat api unggun kita bersama, Mr.. Tadi pagi sekali, emm, mungkin belum pagi juga sih, masih agak gelap soalnya, kami sudah terbangun. Dan karena gak ada kerjaan, jadi saya mengajak Qeyla untuk mencari kayu bakar. Iya kan, Qey?"

"Iya, Mr.," ucap Qeyla dengan mantapnya karena dia sudah merencanakan jawaban itu sebelumnya jika nantinya dia akan diminta untuk membuat persetujuan atas ucapan Alvin yang tentunya ngarang bebas itu.

"Baiklah. Tapi lain kali kalian harus minta izin dulu sebelum meninggalkan arena perkemahan ini. Kalian kan tau sendiri, di sini itu lumayan berbahaya karena dekat dengan Black Empire. Kami selaku pengurus acara memilih tempat ini karena tempat ini adalah tempat yang paling dekat dari akademi daripada tempat lainnya dan juga karena tempat ini juga dapat menangguhkan mental kalian. Tapi, bukan berarti kami akan meminta kalian ke wilayah Black Empire juga, ya. Kalau seperti itu, bisa jadi mereka menganggap kita sedang menantang mereka nantinya. Ya, setidaknya acara ini dapat membuat kalian berani mendekat ke daerah Dark King meskipun dalam jarak yang di luar wilayahnya, setidaknya sudah mendekat walau selangkah. Setidaknya nanti saat kalian mungkin akan bertemu dengannya, kalian tidak akan langsung lari menjauh, bukannya melawan" ucap Mr. Trax pada Alvin dan Qeyla serta murid lainnya, "Sudah, sekarang kalian bersiap-siaplah, kita akan makan siang bersama."

(Makan siang? Sarapannya kapan?)

Seakan bisa membaca pikiran Qeyla, Lezy yang berada di sampingnya pun berkata, "Tadi kami baru menyadari kalian tidak ada setelah kami selesai sarapan. Awalnya, saat kami bangun tidur, kami kira kau sedang ke toilet. Begitu pun juga yang dipikirkan oleh teman setendanya Alvin saat tidak melihat Alvin saat mereka bangun tidur tadi."

"Oh, begitu. Ya sudahlah, ayo kita makan," ajak Qeyla pada Lezy.

Sedangkan mereka semua sedang makan, di sisi lain seorang gadis sedang menemui sang raja dari istana yang saat ini ia tinggali.

"Ayahanda, bagaimana kiranya caraku agar bisa mengetahui siapa saja pemilik seven diamond?" dengan penuh harap, gadis itu menunggu jawaban dari sang raja.

"Sebenarnya, yang dapat melihatnya hanyalah penyihir dengan warna nila. Mereka dapat melihat di setiap diri seseorang, orang yang mana yang mempunyai diamond dalam tubuhnya."

"Tapi bukankah pastinya mereka tidak akan mau memberitahunya? Mengingat seven diamond itu sangatlah penting, bukan?"

"Ya, tapi ayahanda sudah mendapatkan seorang penyihir nila. Dan ayahanda yakin dia akan memberitahukannya padamu siapa saja ketujuh penyihir yang mempunyai diamond itu."

"Kenapa aku? Dan kenapa ayah bisa seyakin itu?"

"Karena cinta akan membuat orang rela melakukan apa saja demi orang yang dicintainya kan? Tapi gak usah kau pikirkan itu dulu. Kita akan gunakan dia setelah kita menyerang Rainbow Country dan menguasainya terlebih dahulu. Baru kita akan mengambil seven diamond itu. Masalah kekuatannya yang menambah kekuatan Rainbow Country, itu tidak masalah untuk saat ini. Karena kekuatan itu tidak maksimal jika pemiliknya tidak menyadarinya. Lagipula, menurut peramal kerajaan ini, saat ini di Rainbow Country hanya ada 5 pemilik diamond. Entahlah, yang 2 lagi ke mana. Selain itu, dengan kekuatanmu yang sekarang, ayahanda yakin kita bisa menguasai Rainbow Country yang kemudian akan disusul dengan kerajaan-kerajaan lainnya," ujar sang raja dengan senangnya.

Mendengar semua penuturan sang raja, sang gadis hanya terdiam kemudian berkata dengan ragu, "Maksud ayahanda tadi, penyihir yang ayahanda dapatkan itu mencintai diriku?"

Mendengar pertanyaan itu, sang raja hanya menjawab dengan santainya, "Ya. Ayah tau itu karena dia yang datang sendiri ke istana ini dan meminta ayahanda untuk melepaskanmu. Ya, karena waktu itu kan kau pernah kabur dari istana dan langsung dibawa ke sini oleh para prajurit istana dengan paksa. Dan dia ceritanya ingin membebaskanmu. Dan ayahanda pikir, pasti penyihir itu mencintaimu karena dia sangat peduli padamu. Entah kapan kau bertemu dengannya."

                            💎

I hope you like it. 😊😘😚

Between Light and Darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang