Qeyla saat ini sedang berada di perpustakaan, sendirian. Maksudnya bukan hanya Qeyla saja yang ada di perpustakaan. Tetapi maksudnya, Qeyla pergi ke perpustakaan sendirian, tanpa ditemani teman.
Sebenarnya, Ara dan Arin tidak menjauhi Qeyla. Mereka masih suka mengobrol seperti biasa. Hanya saja, mereka lebih sering melakukan suatu hal berdua saja, sehingga Qeyla lebih sering merasa kesepian dan akhirnya melakukan semuanya sendiri. Langsung melakukan apa yang dia inginkan, tanpa harus berbicara dulu dengan orang lain. Dan sepulang sekolah tadi, dia langsung ke perpustakaan tanpa ke kamarnya dahulu untuk hanya sekedar mengganti baju dan menaruh tas.(Hmm..... ramai juga ya, di sini. Padahal kemarin aku kira anak-anak di akademi ini malas membaca.)
Qeyla tersenyum sendiri mengingat bahwa kemarin dia sempat berpikiran bahwa anak-anak di akademi ini malas membaca.
"Hey, nak. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Marilah isi daftar hadir ini terlebih dahulu. Jika kau memasuki perpustakaan, kau harus mengisi daftar hadir ini dulu."
"Eh, iya. Tidak ada apa-apa kok. Saya hanya sedang teringat kejadian lucu saja tadi."
(Aduh, semoga penjaga perpustakaan ini tidak menganggapku gila karena senyum-senyum sendiri.)
Qeyla pun hanya tersenyum kikuk, lalu berlalu untuk mengisi daftar hadir. Setelah itu, dia pun berkeliling melihat-lihat buku yang akan dibacanya.
Tak lama kemudian, langkahnya terhenti. Matanya tertuju pada sebuah buku bersampul hitam yang bertuliskan 'Diamond'. Seketika, ingatannya kembali berputar saat dia dengan teman lainnya sedang mengobrol di hutan waktu itu. Mereka sempat membicarakan tentang diamond yang merupakan kekuatan dari Rainbow Country. Apa buku itu ada hubungannya?
Qeyla mengambil buku itu dan kemudian membawanya ke meja yang disediakan untuk pembaca. Dibukanya dengan hati-hati buku tersebut. Dilihatnya setiap halaman yang masing-masing satu halaman menggambarkan satu diamond. Semuanya berurutan dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan yang terakhir ungu. Dan kemudian dibaliknya lagi ke halaman berikutnya. Terlihat beberapa tulisan di sana yang kemudian di bacanya.
Seven Diamond
Seven diamond adalah tujuh diamond yang membuat Rainbow Country menjadi negri yang terkuat dari semua negri di dunia sihir ini. Karena, seven diamond dapat memberikan kekuatan bagi seluruh rakyat Rainbow Country dengan keberadaannya. Hanya keberadaannya saja. Tetapi yang paling menakjubkan, seven diamond ini akan memberikan kekuatan yang besar bagi pemiliknya. Sungguh beruntung untuk siapa pun yang memilikinya.
Tidak ada yang mengetahui pasti letaknya. Hanya satu yang diketahui. Seven diamond terletak di wilayah Rainbow Country.
Sampai akhirnya, seorang penyihir mengetahui letak salah satu diamond, dan kemudian mencari ke enam lainnya untuk disatukan.
Penyihir itu tidak memberitahu siapa pun di mana dia bisa menemukan diamond. Hanya satu orang yang dia beritahu. Yaitu aku, penulis buku ini. Dia mengatakan bahwa diamond itu terletak di......
Seseorang mengambil buku itu tanpa seizin Qeyla, lalu menutupnya.
"Kau tidak seharusnya membaca buku ini. Ini rahasia dan tidak penting untukmu, tidak ada hubungannya denganmu," ucapnya dingin.
Orang tersebut berlalu meninggalkan Qeyla dan menuju ke penjaga perpustakaan. Terlihat mereka berbicara sebentar. Dan si penjaga perpustakaan terlihat kaget. Terdengar samar-samar dia mengatakan, "Bagaimana buku ini bisa ada di sana? Padahal buku ini sudah sejak lama berada di ruang rahasia."
Setelah berbicara sebentar, si penjaga perpustakaan pergi ke suatu pintu dekat mejanya dengan membawa buku itu.
Qeyla mendengus, "Lelaki itu lagi."
💎
"Eh, Win. Kamu mau ke mana?"
"Eh, Linda. Ka-kamu ngapain ke sini?"
"Seperti biasalah. Aku kan biasa bermain denganmu setiap hari. Jadi, sudah pasti saat ini aku ke sini untuk bermain denganmu. Tapi sepertinya kau ingin pergi. Jam berapa kau pulang nantinya?"
"Maaf, Lin. Aku mungkin akan pulang nanti saat liburan tiba."
"Maksudmu?"
"Karena aku terus bermain, orang tuaku memasukkanku ke akademi."
"...."
"Tapi, kalau kau mau, kau kan juga bisa masuk akademi bersamaku. Agar kita bisa terus bersama."
"Maaf, Win. Bukannya aku gak mau. Tapi aku gak bisa masuk akademi. Ada hal yang gak bisa kutinggalkan."
"Memang apa? Seperti orang sibuk aja, kau."
"...."
"Padahal, kau hanya tinggal sendirian sekarang semenjak orang tuamu meninggal. Kau juga tinggal jauh dari masyarakat. Memangnya ada yang bisa disibukkan? Memangnya apa sih yang membuatmu menjadi sangat sibuk? Apa ada yang perlu kau jaga? Hutan? Hewan? Atau apa?"
"Iya. Lebih tepatnya bukan menjaga. Tetapi menemani yang kesepian."
"Memangnya apa itu hingga membuat kamu tidak ingin ikut masuk ke akademi?"
"Aku tidak bisa menjelaskannya."
"Huft... Ya sudahlah kalau kau gak bisa. Baik-baik ya, di sini."
"Ya. Semoga kamu menemukan teman yang dapat akrab denganmu, ya."
💎
Qeyla menghempaskan dirinya di kasur. Melepaskan penatnya. Dilihatnya buku-buku yang dia pinjam tadi di perpustakaan.
Di akademi ini, setiap penyihir diajarkan sihirnya masing-masing dengan guru yang sama kemampuan sihirnya. Misalnya para siswa yang penyihir merah, diajarkan pelatihan sihir mereka dengan guru yang juga merupakan penyihir merah. Sedangkan Qeyla? Tidak ada yang bisa mengajarinya. Di Rainbow Country sudah tidak ada penyihir ungu. Jadi, sebagai pelatihan sihirnya, Qeyla ditugaskan belajar sendiri dengan membaca buku tentang penyihir ungu. Dan akhirnya, dia meminjam semua buku tentang penyihir ungu di perpustakaan tadi.
Setelah diperhatikan satu per satu, Qeyla mengambil salah satu buku yang menarik perhatiannya.
Dibacanya judulnya, "Kedudukan Penyihir Ungu."
Dan tak lama setelahnya, Qeyla menemukan kalimat yang membuatnya makin tertarik pada buku itu.
"Dilengkapi Cerita Kerajaan."
💎
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Light and Darkness [END]
FantasíaQeyla mungkin tidak punya peruntungan pertemanan di dunianya. Tapi, di dunia lain, ia punya. Teman yang akan menemaninya dalam kesendirian di dunia orang. Dunia yang menyimpan rahasia yang ternyata juga menyangkut dirinya dan keluarganya. Dunia yang...