Tiga cowok yang telah menyandang status troublemaker, beserta satu cowok yang diduga anak baru, kini menjadi sorotan seluruh siswa seantero SMU Tunas Bangsa.
Pasalnya, Pak Hanif memberikan hukuman yang memalukan pada keempat cowok itu. Mereka harus berdiri di lapangan, dan memakai rok span pendek. Kecuali Alex.
"Buka baju kamu!" perintah Pak Hanif.
"Jangan dong, Pak, tete saya masih masa pertumbuhan ini," jawab Alex seraya memegang dua dadanya.
Hal itu membuat seluruh siswa yang mendengar, langsung tertawa.
"Buka atau saya robek!" bentak Pak Hanif.
"Gila, bapak ini ganas juga ya!?" gumam Alex seraya membuka kancing bajunya satu per satu. Untungnya, cowok itu memakai kaos oblong berwarna putih. Seluruh siswi berteriak histeris karena melihat pemandangan yang sangat langka ini.
"Sekarang buka celana kamu!" perintah Pak Hanif yang membuat seluruh siswi SMU Tunas Bangsa kembali berteriak, sedangkan seluruh siswa malah menertawakan."Astajim! Saya gak pake sempak, Pak!" ujar Alex histeris layaknya emak kehilangan anak.
"Buka atau saya potong burung kamu!" geram Pak Hanif yang sudah naik pitam. Alex membuka celananya dengan perlahan. Ucapan Alex tadi hanyalah alasan semata agar dirinya tidak sampai membuka celananya. Namun, hal itu sia-sia.
Terpampang jelas boxer bergambar Upin Ipin yang dipakai oleh Alex. Hal itu sontak membuat seluruh siswa seantero SMU Tunas Bangsa menghujani Alex dengan tawa meledak.
'Anjir, mau taro dimana muka gue didepan fans gue' batin Alex.
Wajah Alex memerah karena menahan malu atas apa yang ia alami. Rivaldi, Farrel, dan Fero pun tertawa terbahak-bahak. Sampai-sampai, rok yang dipakai Rivaldi mengalami sobekan lebar.
"Lari sepuluh kali muterin lapangan, sambil bilang 'Saya khilaf, saya mau tobat' SEKARANG!" Ujar Pak Hanif yang menggelegar bagaikan petir yang menyambar.
Jauh disana, Alexa tengah memperhatikan keempat cowok yang tengah menjalani hukuman tersebut. Alexa tersenyum melihat kelakuan mereka yang tidak pernah berubah. Namun, mata Alexa tertuju pada satu orang disana.
Fero Adiputra.
Cowok yang menyandang nama belakang Adiputra itu adalah musuh bebuyutannya sejak SD. Alexa membenci cowok itu karena, Fero sering mengejek Alexa, mengganggu, bersikap ketus, dan membuat Alexa banyak mengalami penderitaan. Terdengar berlebihan.
"Kenapa gue harus ketemu lo lagi, sih?" gumam Alexa.
Tiba-tiba, seseorang memukul pundak Alexa dengan kencang. Hal itu membuat Alexa terkejut bukan main. "Hahahaha, muka lo!" tawa pecah itu terdengar dari mulut Dinda.
"Setan lo, Din!" ketus Alexa seraya mengelus dadanya.
"Siapa suruh bengong? Lagi mikirin apa sih?" tanya Dinda. Alexa memutar bola matanya malas, "Fero dateng lagi,"
Seketika, mata Dinda terbelalak lebar setelah mendengar nama Fero disebut, "Anjir, demi apa?"
Alexa menunjuk keempat cowok yang tengah menjalani hukuman di lapangan itu dengan dagunya. "Astaga, itu beneran DIA?" tanya Dinda yang sangat terkejut melihat cowok bertubuh tinggi semapai berada di lapangan. "Iya, Din. Aish, pening palak gua," keluh Alexa.
Sedangkan Dinda menampilkan sebuah senyuman yang tak dapat diartikan, 'Mungkin, gue belum bisa move on dari lo, Fer'
***
"Bangsat, malu bener gue!" teriak Alex seraya merapikan seragamnya.
Mereka telah menyelesaikan hukuman mereka dengan penuh rasa malu. "Anjing, gue gimana nasib gue entar? Mau taro dimana muka di gue kalo fans gue liat?" rengek Rivaldi.
"Sini, taro di pantat gue aja!" jawab Farrel seraya menyodorkan bokongnya. Hal itu membuat Rivaldi menendang bokong Farrel.
"Gue gak ikut-ikutan, tapi gue juga yang kena," keluh Fero yang dihadiahi tiga cengiran kuda dari Alex, Rivaldi, dan Farrel. "Anjing, pengen gue tendang muka kalian!" Teriak Fero yang membuat ketiga cowok itu tertawa terbahak-bahak.
"Fer, setau gue, dulu lo kan pindah ke Rusia, dan sek--" Rivaldi belum selesai berbicara, Fero sudah memotongnya.
"Gue kesini karena gue sadar kalo gue itu cinta sama Alexa. Gak papa kan, Lex kalo Alexa gue ambil. Putusin aja dianya," jawab Fero yang sebenarnya bercanda.
Rahang kokoh Alex itu terkatup rapat, Farrel pun memalingkan wajahnya kearah lain, dan Rivaldi yang menyadari adanya aura tak menyenangkan, langsung menjawab, "Eh, seriusan dikit sih, Gigi Onta! Masa iya, lo cinta sama Alexa. Gue tau lo itu sama Alexa gak pernah akur dari orok!" ujar Rivaldi dengan lawakan garing.
"Ya enggaklah, bego! Gue kesini karena bosen disana, cewek-cewek disana kurang menantang. Lebih enak yang lokal," ujar Fero.
"Nih otak mesum mulu sih!" Farrel menonyor dahi Fero dengan telunjuknya.
Alex yang dari tadi sudah tidak mood berbicara dengan mereka, langsung melenggang pergi. Alex kesal karena candaan garing Fero tadi. Tapi, seharusnya Alex tidak perlu kesal. Untuk apa dia harus kesal atas candaan garing Fero itu? Alex mengumpat kesal dan mengacak-acak rambutnya frustasi.
***
Adit merangkul pundak Alexa yang tengah menyantap bekalnya di kantin. Mendapat perlakuan itu, Alexa menjadi tersedak. Tiffany dan Dinda yang menyaksikan itu tersenyum lebar.
"Apaan sih pegang-pegang? Bukan muhrim!" gertak Alexa seraya menepis tangan Adit dari pundaknya, dan menekankan kata pegang-pegang. "Aih pegang-pegang apa hayooo?" goda Adit seraya mencubit pipi Alexa.
"Bodo amatlah, Dit!" gerutu Alexa.
Adit merubah posisinya di samping Dinda yang tengah membaca novelnya. Adit memeluk Dinda dengan erat, dan menenggelamkan wajahnya di bahu Dinda. "Gue pinjem bentar ya, gue mau tidur. Kalo udah bel, bangunin gue!" bisik Adit tepat ditelinga Dinda. Hal itu membuat Dinda bagaikan tersengat aliran listrik. Jantung cewek itu berdetak kencang.
Tiffany dan Alexa berdeham keras, tanda bahwa ada sesuatu yang berbeda. Dinda memelototi kedua sahabatnya itu. "Lo deg-deg'an ya, Din? Kedengaran tau," gumam Adit yang bisa didengar oleh Dinda.
"Apaan sih lo! Sana jauh-jauh!" Dinda mendorong tubuh Adit, namun Adit malah makin mempererat pelukannya.
Tinggalkan jejak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
Roman pour Adolescents[Compeleted ; typo bertebaran, mohon maklum, masih amatiran, males ngedit ulang] Alexandra Adelia Adira, cewek dengan sejuta senyuman, sejuta lawakan, dan sejuta tawa canda. Alexa selalu terlihat bahagia didepan semua orang. Bahkan, cewek itu bisa d...