Terkadang, sesuatu yang selalu disia-siakan akan menjadi berharga setelah kehilangan.
Cinta tidak selalu berakhir bahagia. Pasti ada masalah seperti perpisahan, atau maut. Tidak selamanya cinta itu indah.
Sudah hampir dua bulan Alexa meninggalkan orang-orang yang
dikasihinya. Luka itu masih saja membekas di hati setiap orang yang ditinggalkan, dan tidak akan pernah hilang. Tidak satu orang pun yang mampu melupakan Alexa.Setiap kenangan indah itu selalu berputar di kepala Alex, bagaikan sebuah adegan film pendek. Hanya satu pilihan yang Alex miliki; merelakan dia yang pergi untuk selamanya.
Kini, Alex tengah berada di balkon kamar Alexa. Jemarinya dengan lembut memetik gitar kesayangan Alexa. Mata tajamnya itu menatap bintang-bintang yang berkilauan di malam yang tenang ini.
De ja vu.
Seperti inilah yang sering dilakukan Alex dan Alexa setiap malam. Mereka akan memandang bintang yang sama, dan bernyanyi bersama dengan gitar yang mengiringi.
Setiap malam Alex akan memainkan gitarnya, dan menyanyikan lagu-lagu Shawn Mendes yang sangat disukai Alexa. Ada satu lagu yang membuat Alex ingin menyanyikannya.
" I promise that one day I'll be around
I'll keep you safe
I'll keep you soundRight now it's pretty crazy
And I don't know how to stop or slow it downHey
I know there are some things we need to talk about'Gue pengen ngomong kalo gue cinta sama lo, Al dan gue gak mau lo ninggalin gue!'
And I can't stay
Just let me hold you for a little longer nowTake a piece of my heart
And make it all your own
So when we are apart
You'll never be alone, you'll never be alone'Masih inget lagu ini kan, Al? Ini lagu kesukaan lo yang sering lo nyanyiin buat gue, dan di lagu ini bilang kalo gue gak bakal pernah sendiri, tapi kenyataannya apa?'
You'll never be alone
When you miss me close your eyes
I may be far but never gone'Udah ribuan kali gue menutup mata gue, dan membayang lo ada disisi gue'
When you fall asleep tonight just remember that we lay under the same stars
'Kenyataan berkata lain, Al. Buktinya kita gak berada di bintang yang sama. Kita di bintang yang berbeda jauh.'
And hey
I know there are some things we need to talk aboutAnd I can't stay
Just let me hold you for a little longer nowAnd take a piece of my heart
And make it all your own
So when we are apart
You'll never be alone, you'll never be alooone ...You'll never be alone, you'll never be alone, you'll never be aloneeee ...
'Gue selalu berharap kalo gue pernah sendiri, karena lo ada disisi gue'
And take a piece of my heart
And make it all your own
So when we are apart
Never be alone.
You'll never be alone"Alex mengakhiri lagunya. Alex memejamkan matanya, dan berharap kalau malam ini Alexa ada bersamanya, dan menemaninya.
Hembusan angin dengan keras menggelitik wajah Alex, dan membuat Alex membuka matanya. Cowok itu tersenyum lebar saat mendapati gadis berbaju biru muda, tengah duduk disampingnya. Gadis itu tersenyum.
"You'll never be alone, when you miss close your eyes, I maybe far but never gone. Inilah gue, Lex. Gue emang jauh dari lo, tapi gue gak pernah pergi ninggalin lo," ujar gadis berbaju biru muda itu.
Alex tersenyum lebar, walaupun air matanya sudah mengucur deras, "Lo tau gak sih, gue itu kangen sama lo! Kenapa baru hari ini lo nongol? Apa harus setiap hari gue kerumah lo, nyanyiin lagu, dan nutup mata gue kayak tadi supaya gue bisa ketemu lo lagi?"
Gadis yang bernama Alexa itu tertawa sekali lagi dengan nada yang yang lembut, dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Otak lo masih aja bego. Inget, Lex. Gue memang berada jauh dari lo, tapi gue gak pergi ninggalin lo gitu aja. Gue donorin ginjal gue buat lo, supaya gue bisa bersama lo terus seumur hidup." Jelas Alexa seraya mengambil alih gitarnya yang tadi dirangkul Alex.
"When you fall asleep tonight just remember that we lay under the same stars." Alexa kembali menyanyikan sepotong dari lagu tadi.
Alex mencerna perkataan Alexa, dan mengalihkan pandangannya ke bintang yang berada diatasnya. "Lo bener, Al. Kita berada di bintang yang berbeda, tapi kita berbaring di tempat bintang yang sama."
Alexa menyentil dahi Alex, "Tumben lo pinter!"
Alex menoleh kearah Alexa, dan memajukan tubuhnya agar mendekat kearahnya. Alex memegang tengkuk Alexa, dan mendekatkan bibirnya ke kening Alexa. Alexa memejamkan matanya, menikmati keningnya yang dicium Alex itu. Ciuman Alex turun ke pipi kanan Alexa.
"Makasih buat senyumanya, Al. Aku sangat mencintaimu," bisik Alex seraya mendekap tubuh Alexa.
Alexa pun menenggelamkan wajahnya di tengkuk Alex, "Aku juga sangat mencintaimu, Lex."
"Sampai jumpa," bisik Alexa untuk yang terakhir kalinya, dan secara bersamaan tubuh Alexa menghilang bagaikan debu diterpa angin.
Alex sempat terkejut karena Alexa telah menghilang dari hadapannya.
Perlahan, Alex membuka matanya. Cowok itu tertawa miris karena tadi itu hanyalah mimpinya.
Namun, ada satu hal yang membuat Alex tersadar kalau itu bukan mimpi. Gitar yang tadi berada didekapan Alex, kini berpindah di sofa diseberangnya, tempat Alexa duduk tadi.
Alex memandang lagi keatas langit, dan menatap keindahan bintang itu.
"Sampai jumpa, Alexa."
=THE END=
OKAY, HANYA INILAH YANG AUTHOR BERI UNTUK TERAKHIR KALINYA.
MAKSUDNYA, UNTUK TERAKHIR KALINYA DI CERITA INI, BUKAN BERARTI AUTHOR MAU NYUSUL ALEXA😂
INI HANYALAH BONUS CHAP YANG TENGAH KENAPA TERLINTAS DI PIKIRAN AUTHOR.
BERHUBUNG KARENA MEREKA BELUM MENGUCAPKAN SALAM PERPISAHAN, JADI DI CHAP INI AUTHOR MEMPERTEMUKAN MEREKA UNTUK TERAKHIR KALINYA, DAN BUKAN MEMPERSATUKAN MEREKA😂
OKAY, BYEEEE😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
Ficção Adolescente[Compeleted ; typo bertebaran, mohon maklum, masih amatiran, males ngedit ulang] Alexandra Adelia Adira, cewek dengan sejuta senyuman, sejuta lawakan, dan sejuta tawa canda. Alexa selalu terlihat bahagia didepan semua orang. Bahkan, cewek itu bisa d...