FOUR

161 23 2
                                    

Alexa melangkahkan kakinya dengan malas ketika sampai dirumahnya. Rumah yang sepi.

Seperti biasanya. Kakaknya yang kuliah di luar negeri, Ayahnya yang sudah tiada, dan juga Ibunya yang harus bekerja sampai larut.

Hanya ada dirinya dan dua pembantunya. Wanita paruh baya yang sering dipanggil Bi Laras itu menyambut kedatangan Alexa.

"Eh, nona Ade udah pulang. Bibi udah masakin makanan kesukaan nona Ade." ujar Bi Laras.

Alexa hanya tersenyum tipis, "Makasih, Bi. Ade mau kekamar dulu. Oh iya, Mama pulang jam berapa?"

"Ndak tau, Non." jawab Bi Laras yang membuat Alexa mendengus kesal.

Cewek itu kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dan merebahkan tubuhnya di ranjang.

Tiba-tiba, ponsel Alexa berdering. Panggilan masuk dari Ibunya. Dengan malas, Alexa menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Halo, Ma?"

"..."

"Iya, Ade udah sampe rumah."

"..."

"Ck, yaudah."

"..."

"Love you too."

Alexa melempar ponselnya ke sembaramg tempat. Tidak peduli kalau ponselnya itu akan rusak.

Dia sudah terlalu lelah hari ini. Melihat kedekatan Vio dengan Alex, ditambah lagi dengan waktunya bersama Ibunya semakin lama semakin berkurang.

Alexa melirik bingkai foto itu lagi, "Mungkin, gue emang harus ngerelain lo, Lex,"

Alexa menahan nafas dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan.

Tiba-tiba, ada yang mengetuk jendela kamarnya. Alexa terkejut. Kamarnya terletak di lantai dua, dan terdapat balkon dikamarnya. Bagaimana bisa ada orang yang mengetuk jendelanya?

Dengan perlahan, Alexa membuka tirai jendelanya, dan menggeser pintu kacanya dengan perlahan.

"BOO!"

Alexa terlonjak kaget. Ia terjengkang kebelakang saat dikejutkan oleh seseorang berjubah putih.

"Hahaha, muka lo, anjir! Hahahaha!" suara gelak tawa membuat Alexa memicingkan matanya, dan menggerutu kesal. Dengan emosi, Alexa menarik jubah putih itu dan mendapati wajah yang sangat ia kenali, "ADIT?"

Melihat kemarahan yang tercetak jelas di wajah Alexa, membuat Adit cengo. Dengan cepat, Adit hendak kabur lewat balkon yang tadi ia panjati. Namun, tangan Alexa lebih dulu mencengkeram baju biru muda Adit.

"Mau kemana lo, nyet? Mau kabur, hmmm?" kini tangan Alexa berpindah ke perut Adit dan menariknya.

"Ampun, Al! Ih, sakittttt!" ringis Adit yang membuat Alexa perlahan mengendurkan cubitannya.

"Sori, Al. Hahaha, lo kaget ya?"

"Gak, Dit. Gue seneng. Yaiyalah, Adit bego sejagat,"

"Dih, cewek alay," gumam Adit.

"APA?" Pekik Alexa.

"Eh-eh, itu anak ayamnya Pak Mail unyuk ya?" Adit menunjuk seorang pria paruh baya yang tinggal disamping rumah Alexa, tengah mengelus-elus anak ayam.

Alexa berdecak sebal, dan memutar bola matanya jengah. Cewek itu lelah dengan kelakuan cowok dihadapannya ini.

Alexa mendudukkan dirinya di sofa yang bertengger di balkonnya, "Ngapain lo kesini?"

StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang