"Vi, dengerin aku dulu!" Ujar Alex seraya menahan lengan Vio saat mereka sudah berada di parkiran.
Vio langsung menghempaskan tangan Alex dengan kasar, dan menampar pipi kanan Alex dengan keras. "Aku nyuruh kamu buat minta maaf sama Alexa, bukan selingkuh sama dia!" Teriak Vio.
Alex memegangi pipinya yang terasa panas, "Aku gak selingkuh sama Alexa!"
"Oh gitu? Ciuman itu kamu anggep apa? Salam perkenalan, hah?" Bentak Vio seraya menangis.
Dinda yang tiba di parkiran, hanya bisa diam. Ia tak tahu harus berbuat apa, dan harus bagaimana.
Alex menjambak rambutnya frustasi, "Alu khilaf, Vi. Sumpah demi apapun!"
Vio tertawa sakarstik, "Khilaf? Emang dasar brengsek!"
"Vi, gue minta maaf!" Ujar Alex.
Dinda yang melihat kejadian itu pun, mendekati Vio yang menangis. Ia memeluk Vio, dan berusaha untuk menenangkannya.
"Lo kenapa, Vi?" Tanya Dinda khawatir. Vio menggeleng lemah.
Dinda menatap Alex dengan tajam, "Lo apain sahabat gue?"
Alex tak menjawab. Lidahnya begitu kelu untuk berbicara. Vio mengajak Dinda untuk menemaninya, dan pergi meninggalkan Alex yang mematung ditempat.
***
Alexa terdiam di ruangannya. Matanya membengkak akibat menangis berjam-jam. Tiffany masih setia menemaninya, sedangkan Dinda sedang bersama Vio. Dia merasa sangat bersalah kepada Vio.
Keheningan menyelimuti ruangan itu. Sesekali terdengak isakan Alexa, dan deru nafas Tiffany. Tidak ada yang mau membuka mulut kali ini. Alexa pun belum bisa cerita ke Tiffany. Dia bingung untuk mengatakannya.
"Al?" Panggil Tiffany pada akhirnya. Alexa menoleh kearah Tiffany dengan tatapan bertanya.
"Lo belum mau cerita ke gue?" Tanya Tiffany seraya membenarkan posisi duduknya. "Tapi, kalo lo belum bisa cerita, gak papa kok!"
Alexa mengambil nafasnya dalam-dalam, "Gue bakal cerita, Fan."
Alexa pun menceritakan semuanya dari awal, dan berakhir dengan menangis. Tiffany masih setia mendengarkan cerita Alexa, dan berusaha menenangkan cewek itu. Tiffany terkejut akan apa yang Alexa katakan.
"Astaga, kenapa bisa gini sih?" Keluh Tiffany saat Alexa telah menyelesaikan penjelasannya. "Vio harus denger penjelasan lo, Al!"
Alexa mengusap air matanya dengan kasar, "Fan, untuk kedua kalinya gue di cap sebagai pengkhianat. Gue gak tau, Vio masih mau ngomong sama gue atau enggak."
Keadaan kembali menjadi hening. Masing-masing dari mereka tengah memikirkan sesuatu yang sama. "Gue bakal bantu lo," ujar Tiffany dengan mantap.
***
Dinda memeluk Vio yang sedari tadi menangis histeris dikamarnya. Bagaimana rasanya, jika melihat pacar berciuman dengan sahabatnya sendiri?
"Alex brengsek, dan Alexa pengkhianat!" Geram Vio. Dinda terus menenangkan Vio yang hampir kalap tadi. Vio terus menggumamkan kata-kata itu berulang kali.
Vio telah menceritakan semuanya ke Dinda. Namun, Dinda mengira kalau Vio salah paham. Alexa tidak salah disini, dan yang salah adalah Alex. "Vi, udah. Semuanya udah berlalu, dan gak ada gunanya ditangisin lagi," ujar Dinda seraya mengelus punggung Vio.
Perlahan, Vio melepaskan pelukannya. "Din, gue mau nanya sama lo," ujar Vio dengan suara yang masih bergetar.
Dinda mengerutkan dahinya, "Tanya apa?"
"Sebelum gue pindah kesini, Alex sama Alexa ada hubungan apa?" Tanya Vio.
Deg ...
Dinda mematung ditempat. Dia ingin sekali berbiacara, "Asal lo tau, Vi. Alexa itu mantannya Alex, dan mereka putus karena salah paham. Alexa masih cinta sama Alex." Ingin sekali Dinda berbicara seperti itu. Namun, suara Alexa yang melarangnya untuk memberitahu Vio terngiang dipikirannya.
Terpaksa, Dinda harus berbohong.
"Me-mereka dulunya sahabat baik, Vi. Mereka itu bahkan dijuluki relationship goals di sekolah karena saking deketnya, dan kayak orang pa-pacaran. Mereka itu kayak couple yang gokil seantero.
Tapi, tepat hari Valentine, beberapa hari sebelum lo pindah, mereka musuhan. Alex ngira Alexa itu balikan sama Ronald. Alex marah karena Ronald itu musuhnya Alex. Padahal, Alexa sama sekali gak balikan sama Ronald.
Dan, apa yang lo liat, itu semua salah paham lo ke Alexa. Alex yang salah karena dia khilaf, dan setiap orang pasti pernah khilaf. Saran gue, lo baikan sama Alex dan Alexa," jelas Dinda panjang lebar. Penjelasan Dinda 50% benar, namun tetap saja kalau dia berbohong.
Vio berusaha mencerna penjelasan Dinda barusan. Otaknya mengatakan kalau dia harus memaafkan Alex dan Alexa. Namun, hati kecilnya mengatakan kalau mereka itu jahat. "Apa omongan lo bisa gue percaya, Din?" Tanya Vio memastikan.
Dinda meneguk ludahnya, "Terserah lo sih, Vi. I-itu cuma penjelasan dari gue. Satu lagi, Alex itu masih sayang sama Alexa sebagai sahabat. Jadi, jangan heran kalau Alex itu sering khawatir soal Alexa."
'Sorry, Vi. Gue gak ada niatan untuk bohongin lo. Cepat atau lambat, lo pasti bakal tau yang sebenernya,' batin Dinda.
Sejujurnya, Vio tidak terlalu percaya dengan Dinda. Cewek itu ingin sekali mencari tahu tentang hubungan mereka yang sepertinya disembunyikan darinya.
"Tapi, gue belum bisa maafin mereka, Din!" Desis Vio yang menahan emosinya.
'Gue bakal cari tahu sendiri!' batin Vio.
Dapet gak feelnya? Kalo sama sekali kagak, komen aja :) kasih saran jg ya.
Tinggalkan jejak!
![](https://img.wattpad.com/cover/87116362-288-k957578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
Teen Fiction[Compeleted ; typo bertebaran, mohon maklum, masih amatiran, males ngedit ulang] Alexandra Adelia Adira, cewek dengan sejuta senyuman, sejuta lawakan, dan sejuta tawa canda. Alexa selalu terlihat bahagia didepan semua orang. Bahkan, cewek itu bisa d...