Kedua kalinya.
Tubuh Alexa terbujur kaku diatas ranjang Rumah Sakit. Kejadian kemarin membuat Alex semakin merasa bersalah. Pendarahan yang dialami Alexa cukup hebat.
Beberapa siswa yang mengetahui keadaan Alexa, sempat merasa aneh dengan Alexa. Hanya sekali tinjuan dari Alex, Alexa bisa mengalami pendarahan hebat?
Disisi lain, Alex tengah melampiaskan rasa penyesalannya pada bola basket yang kini dipegangnya. Cowok itu memasukkan bola basket itu kedalam ring sambil mengumpat. Perasaan cowok itu bercampur aduk antara sedih, takut, khawatir, dan marah pada dirinya sendiri.
"Tolol!" desis Alex bersamaan dengan bola basketnya yang masuk kedalam ring.
Para siswi alias fans Alex yang tidak menyadari kekesalan Alex, malah berteriak-teriak tidak jelas. Mereka tengah menonton Alex yang bermain basket. Atau lebih tepatnya, melampiaskan perasaannya kepada bola itu.
Teriakan demi teriakan itu membuat telinga Alex menjadi panas, dan makin menghancurkan moodnya.
Ditambah lagi kemarin ketiga sahabat Alex menghujaninya dengan makian, dan cercaan. Belum lagi dengan Dinda dan Tiffany yang hampire membenci dirinya.
Vio juga ikut memperhatikan Alex. Hanya cewek itu yang tahu kalau Alex sedang kesal sekarang. Vio pun akhirnya berjalan menuju Alex untuk memberikan cowok itu minuman. "Lex?" panggil Vio lembut.
Alex menoleh kearah Vio, dan mulai tersenyum. Mungkin, kali ini Vio-lah yang menjadi moodbooster Alex. "Minum dulu," ujar Vio seraya memberikan segelas botol air mineral. Alex menerima minuman itu, dan meneguknya sampai habis.
Keringat membasahi tubuh, serta baju Alex yang selalu berantakan itu. "Kamu kenapa sih?" tanya Vio.
"Alexa." jawab Alex secara tidak sadar.
Vio mengerutkan dahinya, "Alexa?"
Alex yang kembali tersadar langsung membenarkan omongannya, "Maksudnya, gimana keadaan Alexa sekarang?" tanya Alex buru-buru.
"Gak tau nih, Lex. Pulang sekolah kita kesana, yuk!" ajak Vio.
"Kemana?"
"Ke Rumah Sakitlah," jawab Vio yang di'iya'kan oleh Alex, dengan rasa terpaksa.
***
Ronald diam-diam bolos sekolah, untuk menemui Alexa sendirian. Cowok itu menatap nanar tubuh Alexa yang terbaring kaku itu.
"Lo sakit apa sih, Al?" gumam Ronald seraya mengelus wajah Alexa yang sudah sedingin es itu.
Tiba-tiba, kenangan lama dirinya bersama Alexa, terlintas dibenak cowok itu. Kenangan itu membuat Ronald merasa sangat bersalah karena menyia-nyiakan Alexa dulu."Al, lo tau gak sih? Gue itu masih suka sama lo, dan gue berharap kalo lo balikan sama gue," ujar Ronald seraya menempatkan dirinya di kursi sebelah ranjang Alexa.
"Dulu, gue berharap lo bisa putus sama Alex, dan lo mau balikan sama gue. Tapi, disitu gue mikir kalo gue bakal jadi orang yang brengsek.
Gue mutusin lo karena gue milih cewek yang lebih cantik dari lo waktu itu. Iya, gue emang bego! Gue tolol, karena nafsu gue," timpal Ronald dengan nada sakarsme.
Ronald menggenggam tangan cewek itu dengan lembut. Tangan dingin Alexa seolah menyengat kulit Ronald, "Gue masih sayang sama lo, Al. Gue cuna pengen lo bahagia, walaupun lo gak sama gue. Tapi, kenapa lo harus menderita sih? Gue tau sakit yang lo rasain waktu ngeliat Vio sama Alex bareng,"
Ronald mengatupkan kedua rahangnya, perasaannya benar-benar campur aduk kali ini. Pikirannya kosong dan buntu. Dia hanya ingin Alexa berada disisinya.
"Gue minta maaf, Al," gumam Ronald sekali lagi.
***
"Mau kemana lo?" tanya Adit kepada Alex dengan nada sakarsme.
"Rumah Sakit, jenguk Alexa," jawab Alex seraya membenarkan tas yang di sampirkan di bahu kirinya.
Adit tertawa sakarstik, "Whoa, sejak kapan lo peduli sama dia?"
Alex mendengus kesal, "Gue cuma ngerasa bersalah aja sama dia,"
"Cuma ngerasa bersalah? Cuma? Bahkan, lo itu emang bener-bener salah, Lex!" sinis Adit yang membuat Alex menarik nafasnya.
"Gue tau gue salah, dan gue yang paling bersalah! Gue mau minta maaf sama dia, dan jaga dia sampe dia sembuh," ujar Alex setengah berteriak.
Adit menepuk pundak sahabatnya itu berulang kali, dan menyengir lebar, "Bagus kalo lo sadar. Btw, gue nebeng mobil lo ya? Ban motor gue bocor,"
Alex memutar bola matanya, dan melayangkan Adit dengan jitakannya, "Anjir," desis Alex.
.
Tiffany memandang keluar jendela mobil Farrel. Cewek itu sedang berusaha menyembunyikan tangisannya dari Farrel. Namun, usaha Tiffany sia-sia karena Farrel mengenal betul cewek yang berada disampingnya ini. "Kalo nangis, nangis aja, Fan. Gak usah ditutup-tutupim dari gue. Kalo lo butuh ketenangan, tinggal bilang," ujar Farrel yang masih fokus menyetir.
Tiffany terkekeh pelan, "You know me so well, dude!"
"Ih, muka lo jelek banget anjir!"
Tiffany melayangkan cubitan kecil pada telinga Farrel, "Oh, jadi gue jelek? Fine! Kita-"
"Eh-eh, siapa yang bilang lo jelek? Gue cuma bilang, cantik lo berkurang nol koma satu persen kalo lagi nangis," sergah Farrel seraya menahan sakit ditelinganya.
Tiffany memutar bola matanya, dan melepaskan cubitannya. "Najis amat sih, jadi cowok," gumam Tiffany.
"Lo kenapa nangis?" tanya Farrel seraya tersenyum antusias.
"Alexa," cicit Tiffany seraya menundukkan kepalanya.
Senyuman Farrel memudar, dan berubah serius. "Cerita aja sama gue," ujar Farrel.
Tiffany menarik nafasnya dalam-dalam, "Gue kasian sama dia. Tiap hari harus makan hati karena ngeliat Alex sama Vio. Dia itu ngorbanin perasaannya demi Vio, tapi Vio kadang gak tau diri.
Gue ngerasa kalo Alexa itu sok kuat, padahal dia itu sebernanya rapuh. Gue kesel sama Alex, dan gue benci sama Alex yang selalu bikin Alexa sakit hati," jelas Tiffany.
Farrel terdiam sejenak, berusaha mencerna perkataan Tiffany, "Gini, Fan. Disini, Alex gak sepenuhnya salah. Dia 'kan salah paham, dan lo tau 'kan ego-nya itu gimana? Fatal! Kalo gue diposisi Alex, pasti gue juga bakal putusin Alexa."
Tiffany mendelik tajam, "Jadi, lo lebih bela Alex yang jelas-jelas salah, gitu?"
"Bukan gitu, Fan. Ini cuma pendapat gue aja. Gue memang sedikit bela Alex karena dia sahabat gue dari orok. Coba kalo misalnya keadaan terbalik. Alexa yang salah paham, dan Alex yang galau-galau'an, gimana?" tanya Farrel yang membuat Tiffany diam.
Tiffany mengangguk sejenak, tanda bahwa dia bisa mengerti keadaan. "Jadi kerumah sakit kan?" tanya Farrel. Tiffany mengangguk.
Holaaa~ akhirnya update juga setelah sekian lama digantungin kayak sempak basah, tapi yaudahlah ya. Sibuk sama UAS nih HAG!
Tinggalkan jejak!
![](https://img.wattpad.com/cover/87116362-288-k957578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
Teen Fiction[Compeleted ; typo bertebaran, mohon maklum, masih amatiran, males ngedit ulang] Alexandra Adelia Adira, cewek dengan sejuta senyuman, sejuta lawakan, dan sejuta tawa canda. Alexa selalu terlihat bahagia didepan semua orang. Bahkan, cewek itu bisa d...