TWENTY ONE

103 15 3
                                    

Dua hari telah berlalu. Alexa kini bisa menjalani aktivitasnya, kecuali olahraga maupun hal yang melelahkan. Hari ini, Alexa berangkat bersama Dinda seperti biasanya. Namun, ada satu yang kurang.

Vio.

Selama dua hari, Alexa mencoba untuk menghubungi Vio. Namun, cewek itu selalu menghindar dengan berjuta alasan. Alexa tahu kalau sebenarnya Vio sudah mengetahui kejadian yang sebenarnya, namun Vio belum bisa memaafkannya.

Alexa tetap menunggu sampai Vio memaafkannya, dan hubungan mereka menjadi seperti dulu. Perubahan sikap Vio mulai terlihat dua hari ini.

Hubungan Vio dengan Alex pun menjadi renggang.

Setiap kali Alex ngechat Vio, cewek itu membalasnya dengan singkat. Bahkan, ada juga yang hanya diread. Dinda dan Tiffany pun belum bisa membantu karena perubahan sikap Vio yang lebih pendiam, dan jarang tersenyum.

Alexa yang masih sebangku dengan Vio, jarang sekali mengobrol dengan cewek itu. Mereka masih canggung, walaupun di beberapa kesempatan, Alexa bisa mengajaknya berbicara.

"Vio?" Panggil Alexa pelan.

"Hm." Gumam Vio yang masih fokus pada novelnya.

Alexa benar-benar risau, "Mau ke kantin bareng?"

"Gak," jawab Vio.

Alexa menarik nafasnya dalam-dalam, "Lo mau nitip gak?"

Vio mendengus pelan,"Gak usah, gue gak laper. Novelnya lagi asyik nih,"

Alexa tersenyum kecut, karena selama dua hari ini, itulah kalimat terpanjang yang diucapkan Vio padanya.

Dinda menarik lengan Alexa, "Ayok, Al. Gue udah laper."

Alexa mengangguk, dan berjalan mengikuti Dinda, disusul oleh Tiffany yang mengekori mereka.

Saat mereka bertiga sudah pergi, disaat yang bersamaan seseorang mengirimi chat LINE untuk Vio.

Drrttt ...

Ponsel Vio berbunyi. Notifikasi LINE masuk tertera di ponselnya.

FeroAdiptr :  besok jadi kan?

'Jadi dong'

FeroAdiptr : gue jemput jam 7 ya?

'Ok sip😀'


Vio tersenyum lebar saat mendapat pesan dari Fero. Dia benar-benar tidak sabar untuk mengetahui semuanya dari Fero, orang satu-satunya yang sangat Vio percayai.

'Sorry, gue gak percaya sama kalian' batin Vio seraya memandang foto dirinya bersama Alexa, Tiffany, dan Dinda yang tertera di layar ponselnya.

***

Alex mengedarkan pandangnya keseluruh penjuru kantin, mencari keberadaan Vio. Namun, hasilnya nihil.

"Lex, bakso lo udah dingin tuh! Dimakan gih," ujar Rivaldi yang diabaikan oleh Alex.

"Anjing, lo ngacangin gue," keluh Rivaldi.

Adit memperhatikan gerak-gerik Alex yang gelisah, "Lo nyari siapa?"

"Bukan siapa-siapa," jawab Alex cepat.

StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang