Bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar untuk menghabiskan jam makan siangnya di kantin.
Kali ini, Alexa tidak ikut dengan temannya. Dia lebih memilih untuk bersantai di taman sekolahnya. Pepohonan yang rindang, udara yang sejuk, dan matahari yang tidak terlalu terik. Alexa mengambil nafas dalam-dalam. Ini adalah tempat yang cocok untuk bersantai.
Lantunan lagu All of Me terdengar melalui headset yang ia kenakan.
Tiba-tiba, bayangan masa lalunya melintas dipikirannya. Kejadian dimana Alex memutuskan hubungannya, dan dihari yang sama, Ayahnya meninggal.
Tepat tanggal 14 Februari kejadian itu bermula. Ditanggal yang penuh kasih sayang, ia harus kehilangan dua orang yang ia sayangi.
"Lo itu orang yang gak pantes untuk diperjuangin, Al! Percuma gue nunggu lo, tapi hasilnya juga nihil!"
Kalimat yang dilontarkan Alex padanya, seakan menikam jantungnya dari belakang. Kalimat itu terus berputar dikepala Alexa. Perlahan, air mata Alexa jatuh membasahi pipinya.
"Sendirian aja, neng?" tanya seseorang yang membuat Alexa terkjut dan mengusap air matanya.
Alexa menoleh ke asal suara, dan mendapati Adit sudah duduk disampingnya, "Eh? Adit? Iya, nih. Biasalah jones."
Adit terkekeh pelan, "Lo abis nangis ya?"
"Hah? Gak kok, tadi mat--"
"Gak usah bohong, Al!" potong Adit cepat.
Alexa menundukkan kepalanya. Ia tidak bisa mengelak dari cowok disampingnya ini.
Adit adalah satu-satunya cowok yang mengerti perasaannya, selain ayahnya. Putusnya hubungan Alexa dan Alex, Aditlah yang menyaksikannya secara langsung. Adit yang merupakan sahabat dekat Alex, juga bisa merasakan sakit hati yang dialami Alexa pada saat itu.
"Apa karena kejadian itu lagi, Al?" tanya Adit seraya mengusap pipi Alexa.
Alexa hanya menggeleng lemah,"Gue gak tau, Dit. Gue bingung sama diri gue sendiri."
"Baru enam bulan yang lalu kita putus, dan gue masih sayang sama dia, Dit. Gue gak bisa ngelupain semua kenangan tentang dia." timpal cewek itu.
Adit menghembuskan nafasnya perlahan,"Lebih baik jangan dilupain, Al. Mending kita bawa selow aja."
Alexa tersenyum tipis. "Kalo Alex gak mau sama lo, gua mau kok, Al. Hahahaha." timpal Adit yang membuat Alexa juga tertawa.
"Ogah! Ngapain gue sama lo! Udik, tengil, dekil lagi," ujar Alexa.
"Enak aja. Asal lo tahu, semua cewek pada ngantre buat dapetin gue,"
"Mau muntah gue dengernya."
"Ya, daripada lo!? Gamon. Hahahaha."
"Kok lo nyebelin sih, Dit? Anak siapa sih lo?"
"Anaknya Pak Suryono dan Bu Flora." jawab Adit seraya mengacak-acak rambut Alexa.
Alexa membalasnya dengan menjambak jambul Adit, dan mencubit perutnya.
"Arrrggghhh!!! Sakit tolol!" erang Adit yang membuat Alexa tertawa jahat.
'Mungkin dengan begini, lo bisa ngelupain kesedihan lo, Al' batin Adit.
***
Alexa merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang hangat. Ia sangat penat dengan segala tugas-tugas yang tengah menantinya di meja belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still
Roman pour Adolescents[Compeleted ; typo bertebaran, mohon maklum, masih amatiran, males ngedit ulang] Alexandra Adelia Adira, cewek dengan sejuta senyuman, sejuta lawakan, dan sejuta tawa canda. Alexa selalu terlihat bahagia didepan semua orang. Bahkan, cewek itu bisa d...