Mersie PoV:
Heran!
Itulah satu kata yang terpikirkan dalam benakku sekarang.
Semenjak setelah istirahat tadi, sahabat-sahabatku bersikap acuh-tak-acuh terhadapku, terutama Zoey dan Carave. Padahal, Zoey sendiri sebelumnya bersikap baik denganku. Pikiranku selalu membuyar setiap kali materi kelas diterangkan oleh tiap-tiap guru. Aku berusaha mengajak mereka mengobrol, tapi mereka hanya menanggapiku seperlunya saja.
Ada apa sebenarnya dengan mereka? Apakah mereka sedang ditimpa masalah? Ataukah terjadi sesuatu yang tidak kuketahui sama sekali?
Dahiku berkerut hampir setiap saat aku memikirkan hal ini, karena aku merasa diriku seakan perlahan-lahan dihindari mereka. Entahlah, akhir-akhir ini, hari-hari di sekolah terasa tidak lagi membawakan kebahagiaan bagiku seperti dulu. Aku jadi benci sekolah sekarang.
Aku benci karena salah satu alasannya, aku tidak bisa sedekat dulu dengan Thomas. Jujur, aku kangen masa-masa kami berdua saling mengobrol penuh asyik. Dan setelah kusimpulkan lebih mendalam, aku benci terhadap perubahan sikap seseorang. Aku benci bahwa akulah yang menyebabkan Thomas berubah dariku.
"Miss Salenda," Oh no, kenapa wakil kepala sekolah, Ms Evelyn, memanggilku? "Sehabis berakhirnya jam sekolah ini, tolong temui saya di kantor guru, ya. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepadamu," begitulah ia berpesan padaku dan aku langsung menganggukkan kepala.
Diriku sudah membuat perjanjian dengan Ms Evelyn. Lima belas menit aku menunggu, akhirnya bel pulang sekolah pun berkumandang.
Thomas dan Dylan menjadi murid pertama yang keluar terlebih dahulu dari kelas, dan setelah itu, disusul oleh Elle dan Catherine. Terpaku dalam ruangan ini, aku hanya duduk sendirian di barisan tengah sambil sedari tadi memerhatikan gerak-gerik Carave dan Zoey, yang sebetulnya duduk beda dua baris di depan dariku. Akhirnya, mereka berdua seakan ingin beranjak meninggalkan ruang kelas. Saat itu juga, aku segera menahan lengan salah satu dari mereka agar tidak jadi pergi.
"Why are you girls ignoring me?" ucapku dengan volume suara yang cukup keras hingga dapat didengar oleh semua orang yang masih berada di dalam kelas, "Speak to me now, please!"
"Shut the fuck up, Mersie!"
"What do you mean by that, Cara?" aku cukup terkejut mendengar Carave berbicara kasar di hadapanku.
"Everyone, out of this class now!" perintah Carave bagi teman sekelas kami lainnya dengan lantang. Semuanya tampak bingung akan apa yang sedang terjadi di antara kami, hingga akhirnya Carave pun membentak keras terhadap mereka, "Now! Quickly, quickly!" suruhnya agar mereka bergegas pergi keluar dari ruangan ini.
Seisi kelas langsung menuruti perintah Carave tanpa ada yang protes atau bertanya apapun. Situasi sudah menjadi lebih aman sekarang bagi kami untuk berbicara mata ke mata, karena ruangan kelas ini kini hanya berisikan aku, Zoey, dan Carave. Ada juga Emma dan Evanna di samping mereka berdua yang lebih cenderung menjadi pendengar saja di tengah keributan kami.
***
Thomas' PoV:
"Tadi pagi, mereka bertiga tuh tampak baik-baik aja. Kok kenapa mereka jadi ribut gini ya?" berlangsungnya sebuah omongan di antara kedua cewek yang sekelas denganku. Percakapan mereka mampu terdengar sampai ke telingaku ketika aku sedang mengatur beberapa barangku dalam loker.
Posisi mereka berdiri tidak berada terlalu jauh dariku dan keduanya sedang membuka loker masing-masing, tapi tetap sambil membicarakan sesuatu yang rupanya tidak kuketahui. Kuputuskan untuk kembali menguping pembicaraan mereka karena diriku terbukti agak penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowingly Beloved Unbeloveds / UBU (TBS fanfic) [REWRITE]
FanfictionOld Title: '(Senior) High School Season of This Age (SHSSOTA)' Yes, this is a rewrite and a come-back! Mengisahkan cerita seorang gadis remaja yang duduk di bangku SMA di UK tentang keanehan mimpinya. Apakah itu merupakan sebuah petunjuk atau bukan...