Author's note: Di bagian ini, feels-nya bakal lebih banyak ngena🙎💪👍(siap-siap kuatkan hati kalian aja ya!) dan masih akan ada beberapa kata kasar lagi dalam bab ini. So, readers diharapkan menjadi pembaca yang bijak. Jangan dicontoh yang tidak baik✌ Tapi, teens memang suka begitu👏👌
Selamat membaca ya kawan.
---------------------------------------------------------Mersie's PoV:
Betapa lelahnya diriku setelah baru saja tiba di rumah. Aku hanya mampu meluruskan kakiku di sofa. Semenit kemudian, barulah mama mendapatiku sedang beristirahat di ruang tamu setelah mendengarku berteriak mengucapkan salam 'selamat sore'.
"Bagaimana sekolahmu, Nak?" mama memasang senyum yang lebar.
"Enggak ada yang begitu special, Mama. Setiap harinya, kegiatanku selalu sama di sekolah. Hanya duduk manis mendengarkan penjelasan materi dari para guru, mengerjakan latihan atau paling tidak kuis dadakan, berpesta pora atas banyaknya makanan di kantin bersama dengan keempat sahabatku yang masih selalu sama dari dulu, lalu cenderung pergi ke toilet untuk sekedar berkaca saja, selanjutnya kembali lagi masuk ke kelas jam terakhir dengan wajah lesu dan kedua telinga yang selalu tidak sabaran menunggu bel pertanda pulang," ucapanku disimak baik oleh mama.
"Trus, kenapa kamu bisa pulang telat? Hayooo," ia mengajukan pertanyaan padaku dengan terlihat cukup serius.
"Aku diminta Ms Evelyn untuk menjadi calon pengurus baru OSIS. Sepulang sekolah tadi, diadakannya pertemuan bagi semua calon kandidat pengurus baru OSIS," aku menjelaskan.
"Jadi, sekarang kamu mau terlibat ke dalam organisasi sekolah nih? Kamu memang sudah yakin?" tanya mama yang mendekatiku dan menyentuh pundakku.
Aku memandangnya dan berkata, "Sebenarnya, aku masih ragu. Aku ingin menolak tawaran itu, tapi di lain sisi, sekolah tampak membutuhkan bantuan dan tenagaku juga."
"Apakah semua yang menjadi calon pengurus baru OSIS adalah siswa pilihan?"
"Enggak juga, Ma. Ada juga yang memang mengajukan diri, tapi jumlahnya hanya sedikit. Ms Evelyn bilang bahwa aku adalah salah satu murid kelas 11 yang cukup dapat diandalkan dan ia menginginkan posisiku dalam OSIS sebagai calon kandidat Ketua OSIS kedua. Jujur, aku nih benar-benar takut gagal apabila diberikan kepercayaan untuk memegang jabatan tersebut, Ma," aku menyampaikan kekhawatiranku padanya.
"Ada baiknya jika kamu menerima kesempatan untuk menjadi bagian dalam OSIS, karena itu akan membuatmu jadi lebih berpengalaman, tapi semuanya itu balik lagi terserah kamu, Nak. Mama tidak ingin memaksakan kehendak. Kamu berhak menentukan keputusan kamu sendiri. Pokoknya, ingat bahwa mama selalu mendukung apa saja yang menjadi pilihan terbaikmu, karena mama yakin kalau kamu sudah sanggup menentukan pilihan yang tepat. Jangan terlalu dibawa pusing, oke," seusainya memberiku nasihat, mama menawarkanku apa yang ingin kumakan.
"Mac and cheese!" aku menyengir di depannya.
Sebelah mata mama berkedip kepadaku dan segera meninggalkanku menuju ke dapur.
***
Thomas' PoV:
Aku benci ketika dibangunkan oleh suara alarm pagi. Itu benar-benar mengangguku dari aktivitas tidur saja! Mengingat bahwa hari ini bukanlah hari libur atau sejenisnya, aku terpaksa harus masuk.
"Whoa, look what we have here," hidungku mencium aroma hidangan yang sedang dimasak mama ketika kakiku melangkah masuk ke dapur dengan berpakaian seragam sekolah rapi dan lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowingly Beloved Unbeloveds / UBU (TBS fanfic) [REWRITE]
Hayran KurguOld Title: '(Senior) High School Season of This Age (SHSSOTA)' Yes, this is a rewrite and a come-back! Mengisahkan cerita seorang gadis remaja yang duduk di bangku SMA di UK tentang keanehan mimpinya. Apakah itu merupakan sebuah petunjuk atau bukan...