BAB 8

188 43 15
                                    

P l u t o Z ∅ n e

Pelajaran Ekonomi di pagi hari begini memang membosankan. Entah karena gadis itu yang ngga berminat dengan penjelasan sang guru, atau cuaca yang mendukung untuk terus menguap di tempat duduknya.

Mata gadis itu melirik teman semejanya yang sibuk menuliskan materi-materi yang disampaikan oleh Bu Murti di depan sana.

"Gue ngantuk." Vio menundukkan kepalanya diatas tumpukan buku yang berada di mejanya, matanya seakan tak mau lagi diajak bekerja sama.

"Catet biar gak ngantuk." Naya menopang wajah dengan tangan kirinya. Sama halnya dengan Vio, dirinya juga ngga berminat dengan materi itu. Sama sekali ngga ada niatan untuk mendengarkan dengan baik.

Vio menguap. Lagi.

Entah sudah yang keberapa.

"Arghh... ." Vio menyandarkan punggungnya pada bangku yang ia duduki. Mengucek matanya yang sudah berkaca-kaca karena mengantuk.

"Gue ke toilet dulu." Tanpa minta diantar, Vio berdiri. Lalu berjalan menghampiri sang guru untuk izin ke toilet. Setelah mendapat anggukkan dari Bu Murti, gadis itu nyelonong ke luar kelas dengan lesu.

***

Vio sengaja mengulur waktu untuk kembali ke kelas. Maka dari itu ia sengaja berjalan memutar arah melewati ruang kelas 10. Menuju lapangan basket.

Untuk menghindari kecurigaan guru-guru, Vio memilih duduk di bangku beton di tepi lapangan. Tepat di bawah pohon rindang.

Gadis itu menjulurkan kedua kakinya ke depan. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Lalu menghembuskan napas perlahan.

Jam pelajaran ekonomi akan habis beberapa belas menit lagi. Masih ada waktu untuk bersantai sebentar di sini, pikirnya.

Untuk membunuh rasa bosan, Vio mengambil ponsel di saku seragamnya dan mulai menjelajah aplikasi instagram.

Untuk beberapa detik, tak ada yang menarik. 

Hingga akhirnya sebuah notifikasi menarik perhatiannya.

@rai.hn started following you

Vio menautkan kedua alisnya. Alih-alih mengklik icon follow, Vio yang penasaran, membuka profil akun yang tidak dikenalnya itu.

"Lah, Raihan yang anak grup bukan ya?" Tanya gadis itu pada dirinya sendiri.

Raihan yang ia kenal bukan hanya satu atau dua orang. Tapi ia tidak pelit untuk sekedar mem-follow orang lain. Tanpa pikir panjang, Vio segera menscroll-up layar handphone-nya dan mulai mengikuti akun yang ia duga Raihan teman grupnya itu.

Omong-omong soal Raihan, Vio jadi teringat akan grup line nya. Belakangan ini ia jarang sekali membuka aplikasi chat tersebut.

Setelah menutup Instagram, Vio beralih untuk membuka aplikasi Line nya.

R.I.P [49]

999+

Ganti nama, huh?

Bentar lagi juga tinggal Naya ama Raihan paling yang ada di itu grup

Baru saja dirinya ingin membuka grup chat, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Nama teman sebangkunya langsung tertera di notifikasi chat gadis itu.

Nayalay : Woyy

Nayalay : cabut ngga ngajak nsj

Nayalay : *njs

Pluto ZoneWhere stories live. Discover now