BAB 27

36 4 15
                                    

P l u t o Z o n e

Hari senin.

Untuk pertama kalinya Vio merasa begitu semangat ke sekolah sepagi ini. Biasanya, untuk bangun dari kasur kesayangannya saja butuh alarm khusus dari sang mama. Namun, tidak dengan hari ini. Tepat pukul enam pagi Vio sudah rapi dengan balutan seragam putih abu-abunya dan siap untuk sarapan bersama.

Mamanya hanya menatap takjub anak semata wayangnya itu seraya menuangkan beberapa centong nasi goreng pada piring.

"Udah cukup?" Tanya Anita dengan centong masih dalam genggaman pada Vio yang tengah sibuk menatap benda pipih di tangannya.

"Udah, Ma. Bentar deh, bentar lagi si Dito ke sini," jawab Vio tanpa melepas pandangan dari ponselnya.

Untuk seperkian detik Anita menghentikan gerakannya. Ia menatap penuh selidik ke arah Vio.

Menyadari ditatap aneh seperti itu Vio lantas meringis menurunkan ponselnya, "Eh, emang biasanya dia suka numpang makan di sini 'kan, Mah."

"Lho, kalo itu mama juga tau kali."

"Yaudah, iya, gitu." Duh, kenapa Vio justru salah tingkah begini.

Anita tertawa dan menyerahkan piring berisi nasi goreng pada Vio.

"Makanya kalo benci orang itu seperlunya aja. Rasa suka itu datengnya gak bisa kita tebak 'kan?"

Mendengar itu Vio cemberut. "Vio gak suka sama dia."

"Mulut kamu bisa bilang begitu. Tapi, mata kamu gak bisa bohongin mama."

Skak mat.

Si Mama emang paling jago bikin Vio mati kutu.

P l u t o Z o n e

Rumor mengenai akan adanya anak baru di SMA Bakti Mulya telah sampai di telinga Vio.

Vio berani bertaruh jika anak pindahan tersebut adalah Raihan. Ya, Raihan yang selama ini Vio kenali lewat sosial media.

Pasalnya, Raihan terakhir kali mengiriminya pesan pagi tadi dan sampai sekarang pesan Vio belum dibalas oleh lelaki itu.

Vio duduk di bangkunya sembari menggenggam erat ponsel di tangannya sebelum sebuah suara berhasil mengagetkannya.

"Mikirin apaan sih?"

Vio menoleh dan mendapati Dito duduk di bangku Naya sambil memainkan game di ponselnya.

Gadis itu kembali melirik benda di tangannya tatkala benda kotak itu bergetar.

Nama Raihan muncul.

Raihan : Gue di ruang kesiswaan. Lo kesini ya anter gue ke kelas ips 2.

Vio : tai lo.

Raihan : buruan anjir awkward banget gue ditontonin.

"Oh jadi anak barunya tuh dia?" Ucap Dito tengil seperti biasanya.

Vio refleks membalik ponselnya. "Kayak kenal aja lo."

"Gak usah ke sana. Manja amat jadi cowok. Tinggal tanya ke anak-anak apa susahnya."

Vio kembali mengangkat ponselnya saat benda itu kembali bergetar.

Raihan : woy Vio!
Raihan : P
Raihan : tai dah kenapa anak sekolah lo ganjen semua sih
Raihan : tai lo

Vio : berisikkkk
Vio : tunggu bentar

Vio meletakkan benda kotak tersebut ke dalam saku seragamnya sebelum ia hendak bangkit dan pergi menemui Raihan di ruang kesiswaan.

Pluto ZoneWhere stories live. Discover now