BAB 29

45 4 6
                                    

P l u t o Z o n e

Setelah duduk berhadap-hadapan dengan dua cup penuh es krim di meja, Ghana diam menatap gadis yang kini tengah asik menyuapkan es krim ke dalam mulutnya.

Ia rindu gadisnya.

"Kebiasaan makan blepotan gitu." Tawa cowok itu berderai. Ia menjulurkan tangannya untuk mengelap sisa es krim di bibir gadis itu menggunakan tissue.

Sedangkan gadis itu mengerjap kaget lalu tertawa setelah menyadari betapa seperti anak kecil dirinya.

Ia rindu gadisnya.

Sampai-sampai ia tidak tahu bagaimana untuk mengalihkan pandangan dari sosok yang duduk di hadapannya sekarang.

Menyadari ditatap terus-terusan, gadis bernama Vhira itu menghentikan aktivitasnya sejenak lalu melambaikan tangannya di depan wajah Ghana.

"Hei, kenapa sih? Kok ngeliatinnya gitu banget. Mukaku cemong lagi ya?" Ia buru-buru mengambil tissue di meja dan mengelap sudut bibirnya.

"Masih cemong gak?"

Ghana menggeleng tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.

Gadisnya selalu lucu dengan kepolosannya.

Mirip kayak dia.

Lalu Ghana menggeleng. Bukan, gelengan itu bukan jawaban atas ucapan Vhira. Tapi karena cowok itu sadar telah memikirkan yang bukan semestinya ia pikirkan saat sedang bersama Vhira dan ia harus segera mengenyahkan pikiran ngawur itu dari otaknya.

Karena Vio tidak akan senang.

Dan Ghana tidak suka Vio sedih.

"Kok gak dimakan es krimnya?"

Ghana mengerjap lalu menarik cup es krim ke dalam genggamannya. "Sampe lupa gara-gara keasikan nontonin kamu makan." Ghana tersenyum lalu fokus melahap eskrimnya.

"Gimana keadaaan kamu?"

"Kayak yang kamu lihat sekarang. Aku jauh lebih baik."

"Semuanya?"

Vhira diam. Merasa aneh dengan pertanyaan yang baru saja Ghana lontarkan.

Ghana menatap Vhira. "Maksud aku. Gimana perasaan kamu sekarang?"

"Kamu aneh ya, Ghan." Vhira tertawa. "Perasaan aku baik-baik aja. Kenapa sih? Aku justru seneng bisa sembuh total dan aku bersyukur karna dikelilingin sama orang-orang yang selalu sayang sama aku."

Ucapan Vio tempo hari terngiang di kepalanya.

'Lo gak berniat mainin tapi sikap lo udah nunjukin how bastard you're. Kalo gue jahat gue bisa aja ngadu semua ini ke Vhira. Tapi engga 'kan? Lo tau kenapa? Vhira terlalu sayang sama lo dan gue gak cukup tega buat liat dia nangisin cowok kayak lo.'

"Kamu sayang sama aku?"

Lagi-lagi Vhira tertawa mendengar pertanyaan Ghana. "Kamu kenapa sih? Lagian, apa ada alesan buat aku gak sayang sama kamu?"

Ya, Vio benar.

Ghana tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Vhira tahu semuanya. Cowok itu tidak yakin akan keluar jawaban yang sama jika ia menanyakan pertanyaan tadi kepada Vhira.

"Menurut kamu kalo cewek nangis karna cowok itu artinya apa?" Ghana tidak bisa menahan untuk tidak menanyakan hal itu.

Kini Vhira tidak tertawa. Meski bingung akan pertanyaan-pertanyaan aneh dari Ghana, ia tetap mencoba berpikir untuk menjawab pertanyaan barusan.

Pluto ZoneWhere stories live. Discover now