P l u t o Z o n e
Pelajaran Fisika sebentar lagi akan usai sebenarnya. Namun, Vio sudah benar-benar bosan mendengar celotehan Fara dan anggota kelompok lainnya yang tengah berpresentasi di depan kelas.
Naya pun demikian. Gadis itu sudah berkali-kali menguap dan bergerak tidak nyaman di tempat duduknya.
Tapi setidaknya rasa bosan Vio agak berkurang saat ponselnya bergetar dan menampilkan nama Raihan di layar benda pipih tersebut.
Vio meraih benda tersebut dan mengusap layarnya untuk melihat isi pesan yang baru saja dikirim oleh Raihan.
Raihan : Woy
Raihan : Ada guru gakVio : adaaa
Vio : bosen gue.Raihan : gue lagi sosiologi
Raihan : cabut mau gakVio : lo masih baru gausah cari masalah oon.
Raihan : siapa nyari masalah
Raihan : mau gak"Woy! Itu si Raihan yang anak baru itu? Anjir anjir! Gercep amat lo udah dapet kontaknya aja." Naya tiba-tiba mendekat dan menatap Vio seolah gadis itu tertangkap basah melakukan tindak kejahatan.
"Apa sih, Nay. Gue emang udah kenal dia jauh sebelum dia pindah ke sini. Lagian biasa aja kali. Kayak gue chatan sama siapa aja," jawab Vio santai sembari kembali mengetik balasan untuk Raihan.
Vio : bentar lagi istirahatt
Vio : nanti aja gue temenin lo keliling sekolah. Gimana?"Yaaa gak biasa lah. Ini tuh anak barunya Raihan. Emang lo gak tau dia udah jadi omongan satu sekolah padahal doi belom ada sehari di sini." Naya kembali melirik ponsel yang berada dalam genggaman Vio. "Anjir modus banget lo! Liat aja nih ya abis ini lo makin banyak hattersnya. Ghana pergi dapet gantinya cepet banget lo. Beruntung banget sih." Naya cemberut.
Vio menghela napas sambil geleng-geleng kepala. "Lebay lo!"
Ponsel Vio kembali bergetar.
Raihan : yaudah lo ke kelas gue nanti
Vio : yyy
Raihan : ok sayang😘
"Tuh liat! Cowok alay begini kenapa bisa banyak fans-nya coba. Ckck." Vio mengulurkan tangannya untuk menunjukkan pesan dari Raihan kepada Naya.
Diluar ekspetasi, Naya justru nyengir lebar dengan mata berbinar-binar saat melihat pesan yang menurut Vio alay tersebut. "Iiiiihhhhh...gemay banget! Duh, Raihannn!"
Vio menarik rambut teman semejanya saking kesalnya. "Bodo amat anjir!"
P l u t o Z o n e
Ternyata menjemput Raihan ke kelasnya langsung adalah pilihan yang salah besar.
Kemunculan sosok Beno dari dalam kelas membuat Vio meringis dalam hati.
Ia lupa jika Raihan berada di kelas yang sama dengan Yugho dan Beno. Bukan apa-apa, hanya saja perasaan Vio sedikit tidak enak memikirkan kemungkinan terburuk jika saja kedua makhluk itu berkata yang macam-macam kepada Dito. Hubungan gadis itu dengan Dito baru saja membaik dan Vio tidak mau merusak itu semua.
Tunggu.
Kenapa Vio berpikiran sejauh itu? Memangnya kalau Yugho maupun Beno melaporkan hal ini kepada Dito, cowok itu akan marah dan ... cemburu?
Vio merutuki pikiran ngawurnya dan kembali melangkahkan kaki mendekati daun pintu kelas sebelas IPS dua yang berada tak jauh di hadapannya.
"Ehh Vio. Tumben ke sini mau cari siapa?" Beno yang pertama menyadari keberadaannya.

YOU ARE READING
Pluto Zone
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] ••• Anindhia Violetta, hampir setiap hari berurusan dengan Fadito Raharja. Kedekatan yang terjalin hanya sebagai topeng kekesalannya pada cowok itu. Vio yang acuh, Dito yang nyebelin. Ini bukan hanya menjadi kisah mereka saat...