BAB 18

126 18 20
                                    

P l u t o Z o n e

Bel istirahat baru saja berdering sedetik lalu. Vio masih sibuk merapikan alat tulisnya yang berserakkan di atas meja.

Ia melirik ponselnya yang bergetar di antara tumbukan buku. Penasaran, akhirnya Vio mengambil benda kotak itu dengan tangan kirinya. Sedangkan tangannya yang lain masih sibuk meresleting tasnya.

Lah Raihan? Kirain udah gak aktif line.

Raihan : Eh, Lo anak bakti mulya?

Vio mengernyit bingung saat membaca sebaris pesan itu. Dari mana Raihan tahu?

Vio : Iya, kenapa deh?

Raihan : Bakti Mulya Bogor?

Vio : Iyaaa
Vio : kenapa woii
Vio : dateng2 rusuh lo!

Raihan : kalem bos
Raihan : Jangan kaget ya
Raihan : Gue bakal pindah ke sana lusa!

Vio sempat menganga dan menerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan apakah ia salah lihat atau tidak.

Vio gak salah lihat!

Vio : Lo pengintai ya?
Vio : orang suruhan siapa lo?

Raihan : bego
Raihan : kurang kerjaan ngintai lo. Idup aja belom bener
Raihan : Jadi, nyokap ada kerjaan di luar gitu. Ogah dong gue sendiri.
Raihan : Ya udah gue numpang aja di rumah tante gue di Bogor.
Raihan : Dan pas banget lo anak bakti mulya ternyata gue liat dari gugel hahaha

Vio : oh. Terus?

Raihan : ......
Raihan : nyesel gue ngetik panjang nyet

Vio : kasar, ga sukak

Raihan : Dah ya, sampe ketemu lusa wkwkwk
Raihan : gue penasaran lo kayak gimana

Vio : lo gak ngibul kan ya?
Vio : dunia sempit..

Raihan : liat lusa oke?
Raihan : pokoknya gue itu ganteng, dan berkharisma
Raihan : jijik jir-,-

Vio : najis lo ah

Vio berteriak kaget saat sebuah tangan merampas ponselnya secara tiba-tiba. Gadis itu melotot saat melihat bahwa pelakunya adalah Dito. Vio heran, kenapa Dito menjadi semakin menyebalkan akhir-akhir ini?

"Siniin hape gue! Gak sopan banget lo!" Vio berjinjit saat Dito sengaja mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Membuat Vio yang lebih pendek dari Dito kesulitan meraih benda itu.

"Halah masa gak nyampe, sih." Dito mengerling ke arah Vio. Wajah gadis itu sontak saja memerah karena menahan amarah.

Vio akhirnya mengalah, ia diam dan berbalik meninggalkan Dito.

"Nay, ayok makan. Cape gue ngeladenin manusia itu. Butuh energi!"

Naya yang sedang menghapus tulisan di papan tulis lantas menengok. "Wajar kok, masih baru mah sering berantem unyu gitu. Nanti juga biasa. Hehe," ucap Naya asal. Vio seketika diam dan menatap Naya kesal.

"CIE YANG BARU JADIAN UDAH SELEK AJA!" Herta berteriak di belakang sana. Membuat semua perhatian tertuju pada Herta lalu beralih pada Vio. Lagi-lagi Vio memutar bola matanya jengah.

Vio mengepalkan tangannya erat dan menatap ketiga orang tersebut bergantian. Ia sudah tidak tahan menjadi bahan lelucon teman-temannya. Vio tidak suka.

Vio menarik nafas. "Gue gak suka denger bercandaan gak mutu kalian. Lo harusnya ngerti dong, Nay. Lo juga Her, kenapa sih hobi banget ganggu orang? Gak ada kerjaan lain?" ucap Vio datar dan penuh penekanan. Suasana kelas hening seketika.

Pluto ZoneWhere stories live. Discover now