Malam semakin larut dan baru setengah jam yang lalu Wendy sampai dirumah Bibi Jung dikarenakan bis Busan-Seoul hanya beroperasi pada malam hari.
Setelah selesai membereskan barang-barangnya dan sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian tidurnya,Wendy turun kebawah untuk makan.
"Woah! Apa bibi yang memasak semuanya?"kaget Wendy saat mendapati meja makan penuh dengan berbagai macam lauk.
"Tentu saja,biasanya bibi hanya memasak setengah porsi karena sekarang kau disini jadi bibi memasak yang banyak"ujar Bibi Jung lalu duduk berhadapan dengan Wendy.
"Lain kali biar aku saja yang memasak untuk bibi"
"Ya terserah kau saja.Sekarang habiskan makanmu dan pergilah tidur besok pagi kau harus sekolah"
"Besok? Kenapa mendadak?"
"Hanya untuk mengurus beberapa berkas kepindahanmu ,kau akan mulai sekolah sehari setelahnya"
"Baiklah"
Setelah merasa perutnya sudah cukup terisi,Wendy membantu bibi Jung membereskan meja makan lalu kembali kekamarnya.
"AHHH"teriak Wendy saat ia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang tak lupa ia juga menutupi tubuhnya dengan selimut.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu,ya handuk pria itu.Wendy menegakan tubuhnya dan menyandarkannya pada sandaran bednya lalu mengambil tas jansport putihnya dan mengeluarkan handuk itu.
"Tunggu,aku hanya tahu namanya.Bagaimana bisa aku mengembalikan handuknya?" pikir Wendy.
"Bodoh"Wendy mengutuk dirinya sendiri.
"Ah,aku tidak tahu"gerutunya lalu melempar handuk itu ketempat sampah yang ada disampingnya.
Wendy hanya berpikir bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan pemilik handuk itu lagi ,daripada disimpan memenuhi almari lebih baik dibuang.
*
Waktu menunjukkan pukul 11:11pm waktu korea dan pria itu masih betah berdiri didepan balkon kamarnya.Tidak peduli tubuhnya yang mengigil karena dinginnya angin malam."Mark?"
Merasa namanya dipanggil,ia menoleh kearah sumber suara itu.
"Oh,bibi Vic"
"Kau belum tidur?"
Mark menggeleng lalu tersenyum simpul.
"Merindukan eomma mu lagi?"
"Sedikit"
Bibi Vic hanya tersenyum ia sudah paham bagaimana Mark begitu merindukan mendiang ibunya.
"Lebih baik kau tidur,besok kau harus pergi kesekolah untuk mengurus berkas-berkas kepindahanmu"
"5 menit lagi"
"Jangan tidur terlalu larut, mengerti?"
"Yes ma'am!"
*
Paginya Wendy diantar oleh bibi Jung kesekolah barunya di Sma Kirin Seoul,dikarenakan Wendy belum mendapat seragam sekolahnya jadi ia hanya mengenakan pakaian seadanya dilemari.
Baru berapa langkah masuk gerbang sekolah,Wendy dikejutkan oleh seorang pria yang baru saja keluar dari mobil sedan hitamnya.Wajah yang sangat fimiliar.
"Mark?"guman Wendy saat memperhatikan pria itu.
"Kenapa dia ada disini?"tanya Wendy penasaran.
"Bibi tidak bisa menjemputmu nanti! Jadi pulanglah naik bus"ujar Bibi Vic sebelum ia menjalankan mobilnya.Mark hanya mengangguk lalu jalan kearah gerbang masuk SMA Kirin,entah kenapa ayahnya mendaftarkan dirinya disekolah seni?
Jujur Mark bahkan tidak paham apa bakat yang ia dimiliki.Yang ia punya hanya wajah tampannya.
"Oh!"kaget Mark lalu menunjukkan kearah Wendy yang tengah berhenti didepan gerbang.
Dengan sedikit berlari,ia menghampiri Wendy.Mereka hanya saling melempar senyum awkward.
"Kau disini juga?"tanya Mark.
"Ah,ya.Aku dipindahkan appa disini"balas Wendy.
"Wow~ aku tidak percaya kita mempunyai banyak kesamaan"
"Jadi kau..."
"Benar,appa yang mendaftarkan ku disini"
"Jadi karena dipaksa?"
"Tidak juga.Sudahlah,ayo masuk.Kurasa kita harus mengurus beberapa dokumen nanti"
Wendy tersenyum kecil lalu mengangguk dan mengikuti Mark masuk kedalam SMA Kirin.
Skip→
"Baiklah,dokumennya sudah lengkap.Kau boleh pergi nona Son"ujar Pak Kim selaku kepala TU Sma Kirin.
"Ah,ya.Terimakasih!"seru Wendy sedikit membungkukan badannya.
Setelah hampir 1 jam ia sibuk mengurus data-data untuk dokumen pendaftarannya akhirnya selesai.Wendy berniat untuk mampir ke kantin sebentar dan melakukan tour keliling sekolah barunya.
Baru saja ia keluar dari ruang TU , ia sudah dikejutkan dengan Mark yang berdiri bersandar pada tembok.
"Sudah selesai?"tanyanya.
Wendy hanya mengangguk.
"Kau akan langsung pulang?"
"Kenapa?"
"Aku akan meneraktirmu.Ayo!"
Tanpa menunggu jawaban apapun dari Wendy,Mark langsung menarik tangan Wendy dan membawanya kecafetaria yang ada disekolahan itu.
Setelah membeli 2 kaleng minuman soda,mereka memutuskan untuk mampir ditaman sekolah dan duduk dibangku kayu yang disediakan.
"Kau tampak beda Mark-ssi"ucap Wendy.
Mark yang akan menuangkan minuman soda kemulutnya pun menghentikan niatnya dan menatap Wendy.
"Rambutmu?"
"Ahh~"
Wendy tersenyum kikuk lalu meminum kaleng soda miliknya.
"Kau tampak berbeda dengan rambut gelap seperti itu"
"Apa aku terlihat lebih tampan sekarang?"
"Ya?"
"Aigoo~ kenapa kau lucu sekali eo?"
Deg!
Jantung Wendy berasa berhenti mendadak saat Mark mengacak-acak pucuk kepalanya dan membuat rambutnya sedikit berantakan.Reflek Wendy langsung mengeser duduknya.
"Ah,mian"ujar Mark yang sadar jika tindakannya tadi membuat Wendy sedikit terkejut.
"Hm"Wendy berdehem pelan dan sedikit membenarkan rambutnya.
Suasana canggung pun menyelimuti mereka berdua, Mark yang tiba-tiba haus dan meminum habis sodanya dan Wendy pun melakukan hal yang sama.
"Bukankah hari ini terlalu panas?"tanya Mark berusaha mencairkan suasana.
"Ya? Ku..kurasa begitu"balas Wendy sedikit terbata-bata.
-tbc.
Vomment janlup♥ thankseu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYGROUND ✅
Fiksi Penggemar"You're my playground"-unknown. [!!] Epilog di private ya^^ Start-30 Nov'16 🔚 7 Jan'17