empat

725 123 1
                                    

"Hei,apa tadi itu pacarmu?"tanya Seulgi tiba-tiba sesaat setelah Wendy menemuinya.

Wendy terkikik pelan,"Apa maksudmu pacar? Dia hanya pria yang tak sengaja kutemui dibandara"jelas Wendy.

Seulgi hanya ber-oh ria tapi sedetik kemudian ia menatap intensif Wendy mencoba menyelidik.

"Tapi..dia itu tampan.Apa kalian benar-benar tidak ada hubungan?"tanya Seulgi yang entah kenapa tiba-tiba berubah menjadi detektif itu.

"Aku serius,aku bahkan baru mengenalnya.Sudahlah ayo!"ujar Wendy mengalihkan pembicaraan dan langsung mengeret Seulgi masuk kekelas mereka.

"Apa kau sungguh-sungguh??"

"Hei!"

"Baiklah,maaf"

*

Hari ini Bibi Jung tidak bisa menjemput Wendy alhasil ia harus pulang naik busway atau kereta bawah tanah.Sebenarnya Seulgi menawarkan tumpangan pada Wendy tapi Wendy menolaknya dengan alasan ia mau mampir ke toko buku sebentar.

Sesampainya ditoko buku, Wendy langsung menuju ke rak buku tentang sains.Karena anak baru membuat Wendy harus mengejar pelajaran sesuai dengan teman-temannya.

"Ahh,dimana buku itu??"gerang Wendy yang tak berhasil menemukan buku yang ia cari.

Wendy menghela napasnya sejenak lalu kembali menyusuri buku-buku dihadapannya dengan teliti dari rak paling bawah hingga yang paling atas.

"GOT IT!!"pekik Wendy yang akhirnya menemukan buku yang ia cari tapi sialnya buku itu berada dirak yang paling atas.

"Hingg~ ken-kenapa sus-sah sekali huh?"gerutu Wendy yang gagal mengapai buku itu karena tingginya yang tidak mendukung.

"Oh!"

Wendy terkejut ketika ia melihat ada tangan yang mengambil buku incarannya itu,susah payah ia berusaha dan orang itu mengambilnya begitu saja.

Bete lah si Wendy.

"Maaf tapi anㅡ"Wendy menggantung kalimatnya saat ia membalikan tubuhnya.

Niat Wendy ingin memarahi orang yang mengambil bukunya itu tapi orang itu malah memberikan bukunya pada Wendy.

"Aku hanya membantumu"ujar nya dengan suara bassnya yang terdengar sexy itu.

"Ahh,maafkan aku"sesal Wendy saat tahu dugaannya salah.

"Tak apa,aku duluan"pamitnya.

"Tunggu!"

Orang itu menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Wendy.

"Mmh?"

"Kau sudah membantu 2kali hari ini dan aku juga sudah berterimakasih padamu tapi aku tidak tahu namamu"

Orang itu tertawa pelan mendengar ucapan Wendy.

"Kau benar.Oh Sehun berada satu tingkat diatasmu"

"Ah,jadi kau sunbae ku? Wendy Son"

Mereka pun saling berjabatan tangan lalu suasana kembali canggung.

"Maaf aku harus pergi duluan"pamit Sehun.

"Ah,ya"

Setelah Sehun pergi,Wendy langsung jingkrak-jingkrak kesenangan entah kenapa.Merasa diperhatikan Wendy langsung pura-pura cool dan menuju kasir untuk membayar bukunya.

*

"Ini pesanan anda!"ujar pelayan cafe tersebut.

"Terimakasih.Berapa semuanya?"tanyanya.

"20k ribu"

Orang itu merogoh sakunya untuk mencari uangnya tapi ia tidak bisa menemukannya.

"Biar aku yang membayarnya!"

"Ya,terimakasih silahkan datang lagi"

Merasa tidak enak,orang itu berlari mengejar pria yang membayarkan pesanannya.

"Tunggu sebentar!"

"Hm?"

"Bagaimana aku mengganti uangmu?"

"Tidak usah,lupakan saja!"

"Myoui Mina imnida! Kurasa kita satu sekolah kan?"

Orang itu hanya mengangguk.

"Mark tuan,panggil saja Mark"

"Aku berhutang padamu Mark-ssi!"

"Lupㅡ"

"Tidak,aku akan menggantinya besok"

"Terserah kau saja!"

Setelah mengucapkan itu,Mark langsung pergi meninggalkan Mina yang senyum-senyum tak jelas itu.

"Tipe ideal bangetlah.Happy kalo punya utang sama cowo macam dia"guman Mina.

"Dia dingin tapi kuyakin dia adalah pria yang baik"pikir Mina mengingat aksi gentle Mark yang membayar coffee nya itu.

-tbc.

Vomment janlup♥ thankseu.

PLAYGROUND ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang