Merasa moodnya sudah hancur dan berantakan,Wendy memilih untuk pulang tanpa pamit pada Sehun.
Wendy juga tidak paham kenapa tiba-tiba moodnya rusak disaat-saat seperti itu.
Bagai jatuh tertimpa tangga pula, begitulah yang Wendy alami sekarang.Udah moodnya rusak ditambah kaki dan pantatnya sakit semua karena terpeleset diarena ice skating tadi.
"Akhh"ringis Wendy setiap kali ia merasa sakit pada kakinya saat ia gunakan untuk jalan.
"Wendy bodoh! Sudah tahu tidak bisa main skating,kenapa mau aja diajak kesana?! Hash"gerutu Wendy yang mengutuk sikap bodohnya itu.
Dongkol.
Tanpa Wendy sadari,ternyata diam-diam Mark mengikutinya dari belakang.Mark merasa kasian pada Wendy yang berjalan tertatih itu.Tangannya selalu sigap,saat melihat Wendy yang hampir saja jatuh saat jalan.
Mark tidak tahan melihatnya,ia mempercepat langkahnya dan menghampiri Wendy.
"Apa sakit?"tanya Mark begitu berada disampingnya.
"OMO!!"kaget Wendy mengetahui Mark tiba-tiba muncul entah darimana.
"HEI!"teriak Wendy kesal lalu mempercepat langkahnya mendahului Mark.
"Hei,aku tanya apa sangat sakit?"tanya Mark lagi sedikit berteriak karena Wendy yang jalan mendahuluinya.
Mark pun sedikit berlari menyusul Wendy yang mendahuluinya.
"Wendy-ah!"panggil Mark langsung menahan tangan Wendy.
"Lepaskan! Aku sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun!"kata Wendy berusaha melepaskan tangan Mark yang menahannya.
"Termasuk aku?"tanya Mark menunjuk dirinya sendiri.
"Kubilang siapapun! Tentu saja kau juga.Aigoo~ awaslah!"kata Wendy begitu melepaskan tangan Mark dan melanjutkan langkahnya.
"Hei,berhati-hatilah!"pesan Mark saat melihat Wendy yang berjalan cepat sekali itu.
Wendy terlalu fokus memperhatikan jalanan didepannya sampai-sampai ia tidak sadar jika tali sepatunya lepas.Tanpa sengaja Wendy menginjak tali sepatunya sendiri dan .....
Brukk!
Membuat Wendy jatuh lagi.Wendy merasa jika pergelangan kakinya sedikit keseleo,ia pun sedikit memijit pergelangan kakinya itu."Akhh,kenapa aku sial sekali hari ini eo? Menyebalkan!"gerutu Wendy.
"Bukankah sudah kukatakan , berhati-hatilah!"
Wendy mendongakkan kepalanya saat melihat Mark berdiri didepannya.
Wendy hanya mendesis lalu berusaha berdiri.Ia menepis tangan Mark yang ingin membantunya.
"Kau mau kemana?"tanya Mark yang menahan tangan Wendy saat gadis itu hendak pergi.
"Kau harus ikut denganku!"seru Mark yang langsung menggendong Wendy ala bridal style itu dan membawanya ke klinik yang berada tak jauh dari tempat itu.
Sesampainya diklinik Wendy langsung mendapat perawatan dari dokter dan Mark menunggunya diluar.
"Lain kali berhati-hatilah!"kata dokter itu setelah selesai memakaikan perban dikaki Wendy.
"Itu hanya keseleo sedikit,jadi tidak usah khawatir"lanjut dokter itu.
"Terimakasih dok!"kata Wendy lalu turun pelan-pelan dari tempat tidur pasien itu.
"Kau sudah boleh pulang,pacarmu sudah menunggu diluar.Dia mungkin khawatir padamu"kata dokter itu yang membuat Wendy terkejut lebih dengan kata "pacar".
"Pacar???"kata Wendy kaget.
Selesai menebus obatnya, Wendy langsung keluar nyamperin Mark yang lagi nungguin dia didepan klinik.
Wendy diam sejenak dan memperhatikan punggung Mark dari belakang.
"Dia tampan,baik,perhatian pula.Kau pasti menjadi gadis beruntung yang bisa mendapatkan pacar semacam dia"Kata-kata dokter tadi terus terngiang diotak Wendy.
"Apa? Pacar? Tsk,yang benar saja!"batin Wendy tidak terima disebut pacar Mark itu.
"Kau sudah selesai?"tanya Mark yang melihat Wendy sudah keluar dari klinik itu.
Wendy hanya mengangguk.
"Kenapa kakimu diperban seperti itu?"tanya Mark.
"Dokter bilang itu untuk melindungi luka goresnya,dia bilang ini bukan luka parah kok"jelas Wendy dan Mark mengangguk paham.
"Kenapa hanya diam saja? Kau tidak mau pulang eo?"tanya Wendy yang melihat Mark hanya diam saat dirinya sudah mulai jalan.
"Kau bicara padaku?"
"Kenapa pertanyaanmu bodoh sekali huh? Tentu saja.Cepatlah!"
Mark mengulum senyumnya lalu berjalan menyusul Wendy yang sudah mendahuluinya.
*
Sebelum pulang,Mark dan Wendy mampir ke minimarket sebentar.Berjalan jauh membuat mereka haus dan akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar.Wendy sedang menunggu Mark yang sedang membeli minuman dan beberapa snack dimini market.Boring.
"Kenapa dia lama sekali huh?"kata Wendy tidak sabaran itu.
"Dompet siapa ini?"kata Wendy heran saat menemukan dompet tergeletak diatas meja didepannya.
Wendy pun mengambilnya dan membukanya untuk melihat ID cardnya guna mengetahui siapa pemilik dompet tersebut.
Wendy menemukan ID card pemilik dompet tersebut.Ia pun membaca identitas pemiliknya.
"Mark Yi-En Tuan??"guman Wendy yang merasa tidak asing pada nama itu.
"Yien? Apa dia anak pria yang kutemui 10 tahun yang lalu? Apa dia benar-benar Yien?"tanya Wendy dalam hatinya.Ia masih tidak percaya jika dia menemukan Yien-nya setelah 10 tahun berlalu.
"Wendy,apa kau melihat dompetku?"
Wendy sedikit terkejut melihat Mark yang tiba-tiba datang dengan cepat ia mengembalikan ID card itu kedalam dompet.
"Ne? Ah,apa ini dompetmu?" tanya Wendy sambil memberikan dompet itu pada Mark.
"Untunglah,kupikir dompet ini benar-benar hilang.Tunggu sebentar,aku akan membayarnya dulu!"kata Mark lalu kembali masuk kedalam minimarket tersebut.
"Apa benar Mark dan Yien itu orang yang sama?"pikir Wendy.
-tbc.
Vomment janlup♥ thankseu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYGROUND ✅
Fanfiction"You're my playground"-unknown. [!!] Epilog di private ya^^ Start-30 Nov'16 🔚 7 Jan'17