tiga puluh empat

959 100 46
                                    

Tingg~ tong~
Terdengar suara bel dari luar, Bibi Jung yang tadinya tengah memasak sup didapur langsung melepas apronnya dan berlari menuju pintu rumahnya.

Sebelumnya ia mengecek siapa yang datang lewat layar monitor kecil yang tertempel pada dinding disamping pintu.Ia terkejut melihat siapa yang pagi-pagi begini datang bertamu.

"Oh,kau sudah datang?"tanya bibi Jung saat membukakan pintu untuk tamunya itu.

Tamu itu hanya mengangguk.

"Masuk dan duduklah! Biar bibi yang memanggilkan Wendy!"

"Ah,tidak usah bi.Biar saya yang menemuinya langsung"

"Oh,seperti itu? Baiklah,naik keatas dia sedang dikamarnya!"

"Ya,terima kasih bi"

Tamu itu langsung berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar Wendy.

Sementara itu,didalam kamarnya Wendy tengah sibuk memoles kuku-kukunya.

"Ah,cantiknya! Ternyata aku ada bakat nailart juga!"kata Wendy memuji hasil polesannya pada kuku-kukunya.

Setelah memuji karya dirinya sendirinya,ia beranjak dari ranjangnya dan mengambil handuk yang ia jemur dibalkonnya.

Tokk..tokk..

Wendy menghentikan gerakan tangannya yang akan mengambil handuknya saat ia mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk.

"Tidak biasanya bibi Jung mengetuk kamarku,biasanya dia akan langsung masuk"batin Wendy.

Ia pun berjalan menuju pintu itu dan membuka pintu yang tak terkunci itu.

"Bi,tidak biaㅡ"Wendy menggantungkan kalimatnya saat menatap orang yang ada didepannya itu.

"Long time no see ya"ujar orang itu seraya mengangkat sebelah tangannya dan mesem.

"Hei! Kapan kau pulang huh?! Bu-bukankah pulangmu masih lama?"tanya Wendy kaget.

"Aigoo~"kata orang itu gemas lalu mengacak-acak rambut Wendy.

"Kau tidak menyambutku malah mewawancaraiku,dasar!"cibir orang itu lalu langsung nyelonong masuk kamar Wendy dan membaringkan tubuhnya diatas ranjang Wendy.

"Hei! Mark Tuan!!"pekik Wendy kesal saat pria itu seenaknya tiduran diranjangnya.

"Jangan berteriak pada pacarmu!"ujar Mark dengan mata yang terpejam.Sepertinya ia menikmati ranjang Wendy.

"Apa katamu? Pacar?? Hei! Lalu siapa gadis itu? Apa dia juga kau panggil pacar?"tanya Wendy.

Gadis itupun berjalan kearah Mark dan berdiri disamping Mark yang tengah tiduran itu.

"Atau kau memang memanggil semua gadis didunia ini pacarmu huh?!"bentak Wendy yang melipatkan kedua tangannya didepan dadanya.

Mark tidak merespon apa-apa.Dia sengaja membiarkan Wendy melempar bom padanya , toh Mark juga punya bom untuk gadis itu.

"Menyingkirlah dari kamarku!"usir Wendy tapi Mark tak bergeming sama sekali.

"Kubilang menyingkirlah!"sentak Wendy lalu berusaha mengangkat tubuh Mark dengan menarik lengan pria itu.

"HEI!!"teriak Wendy saat Mark tiba-tiba langsung meraih pinggangnya dan menariknya membuat tubuh Wendy terjatuh diatas ranjang itu juga.

Posisinya sekarang berada dalam pelukan Mark masih dengan posisi tidur.Wendy pikir orang itu tidur tapi ia rasa tidak.

"Lepaskan mark!"protes Wendy berusaha menyingkirkan lengan Mark yang menahan tubuhnya.

"Diam!Aku hanya ingin tidur sebentar!"kata Mark masih dengan mata yang terpejam ia semakin menarik tubuh Wendy dalam pelukannya.

PLAYGROUND ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang