Hidup Wendy tidak pernah menyedihkan,karena ia tahu bagaimana rasanya dikekang oleh peraturan dan menurutnya itu adalah hal menyedihkan seumur hidupnya.
Sejak ibu tirinya meninggal, hidup Wendy kembali normal tanpa rasa terkekang,bukan berarti ia senang saat harus merasakan kehilangan sosok ibu dua kali dalam hidupnya.
"Wendy,kembalilah ke korea dan lanjutkan SMA mu disana"ujar ayahnya yang merasa bahwa ia tidak akan mampu mendidik anak gadisnya sendirian.
"Bagaimana dengan appa?"tanya Wendy.
"Appa akan baik-baik saja disini.Saat kau diKorea tinggalah bersama Bibi Jung,kurasa dia dapat membantumu"tegas ayahnya.
*
"Apa yang kau maksud Wendy itu Son Seungwan? Anaknya Seunghoon?"
"Benar,dia akan tinggal bersamaku nanti.Kenapa?"
"Tidak,tapi apa kau yakin Sooyeon-ah?"
Sooyeon Jung-bibi Wendy- menatap heran teman arisannya itu.
"Kudengar dulu dia pernah memukuli temannya semasa sd disini?"
"Benar.Kenapa? Kau takut dia akan menyerang keponakanmu lagi Victoria-ssi?"
"Tidak bukan begitu..."
"Tenang saja,dia sudah 18 tahun dia tahu mana yang buruk dan mana yang baik"
*
"Kau akan sekolah diSMA Kirin Seoul dan appa harap kau bisa melanjutkan cita-citamu untuk menjadi seorang penyanyi"
"Appa juga tidak akan memaksamu untuk belajar ilmu kedokteran lagi"
Entah kenapa Wendy sekarang merasa seperti seorang burung kecil yang sudah dapat mengepakan sayapnya sendiri dan tidak berdiam disangkarnya saja.Ia merasa bebas saat ini.
"Oh,bibi Jung? Ya,aku sudah dibandara"
"Jemput? Ah,tidak perlu aku akan naik taxi saja sekalian menjenguk eomma"
"Baiklah,aku akan menelfonmu lagi nanti"
Wendy menutup telfonnya lalu mengeret kopernya menuju tempat parkir taxi didepan bandara tersebut.
"TAXI!"teriaknya seraya melambaikan tangannya untuk menyetop taxi tersebut.
Berhasil.Taxi tersebut berhenti tapi sialnya Wendy didahului oleh orang lain yang tiba-tiba masuk disaat Wendy sudah membuka pintu taxi tersebut.
"Apa-apaan ini?"tanya Wendy yang kesal karena tingkah orang tersebut yang tidak sopan itu.
"Maaf,tapi saya sudah terlebih dulu menghentikan taxi ini"ujar Wendy tapi nyatanya tidak digubris oleh orang itu.
"Maaf,bisakah anda tuㅡ"
"Aku yang akan membayarnya,tidak usah hiraukan aku naik saja jika kau mau"ujar orang itu terkesan dingin tapi menunjukkan sifat manner nya.
Wendy pasrah toh ia juga sedang terburu-buru.Jika ia menunggu taxi yang lain mungkin memerlukan waktu yang lama.Anggap saja dia mau satu taxi dengan orang asing itu karena kepepet.
"Dimana tujuanmu?"tanya orang itu.
"Busan"jawab Wendy sekenanya.
"Okay,tujuan kita sama.Busan juseyo!"serunya pada sang supir taxi.
"Baik"
Selama perjalanan Wendy hanya diam ,dia sesekali melirik kearah orang itu dan memperhatikan penampilannya.
Black hoodie,skinny jeans, bagpack,kacamata hitam,ear-phone dan sepatu vans hitamnya ditambah warna rambut yang menambah kesan dinginnya.
Hampir mendekati sempurna,wajahnya yang tirus serta dagunya yang panjang.
Dengan cepat Wendy menggelengkan kepalanya setelah menyadari apa yang ia pikirkan tadi.
Setengah jam berlalu ,kini mereka telah sampai ditujuan mereka yang kebetulan sama.Tempat pemakaman umum didaerah Busan.
Wendy melirik kearah orang itu dan mengira bahwa orang itu mengikutinya.Merasa tidak nyaman,Wendy langsung masuk kedalam untuk menjenguk makam ibunya.
Byurrr!
Sial,hujan tiba-tiba turun sangat deras dan Wendy tidak membawa payung atau sejenisnya.Terpaksa ia menggunakan sling-bag nya untuk menutupi kepalanya dan mencari tempat berteduh disana.Dan lagi,Wendy bertemu dengan orang yang merebut taxinya itu.Orang itu menatap kearah Wendy yang basah kuyup karena hujan.
Wendy hanya mengabaikannya dan merapikan rambutnya yang basah dan berantakan itu.
"Pakailah!"Wendy menoleh saat mendapati sebuah tangan menyodorkannya sebuah handuk kecil.
"Untuk mengeringkan tubuhmu, tenang saja itu handuk bersih dan belum kupakai"ujar orang itu.
"Ah,te..terimakasih"ujar Wendy lalu mengambil handuk itu.
"Kau menjenguk siapa?"tanya orang itu.
"Hanya ziarah makam ibu"jawab Wendy.
"Kita sama lagi"
"Ya?"
"Aku juga akan ziarah makam ibu kandungku.Lama di Amerika membuatku merindukannya"
Okay,entah kenapa Wendy merasa sedikit dekat dengan orang yang bahkan baru ia kenal 2 jam yang lalu.
"Ah,kenalkan namaku Mark"seru orang itu lalu mengulurkan tangannya.
"Wendy"ucap Wendy menjabat tangan orang itu.
"Wendy? Nama yang lucu"
"Hujan sudah reda,aku duluan ya.Senang bertemu denganmu Mark-ssi"ujar Wendy lalu pergi menuju tempat dimana ibunya dimakamkan.
"Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu,Wendy??"pikir Mark yang merasa fimiliar dengan nama wendy itu.
"Lupakan,aku pasti salah orang"gumannya lalu pergi menuju makam ibunya yang tempatnya berlawanan arah dengan makam ibu Wendy.
-tbc.
Vomment janlup♥ thankseu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYGROUND ✅
Fiksi Penggemar"You're my playground"-unknown. [!!] Epilog di private ya^^ Start-30 Nov'16 🔚 7 Jan'17