35. I'm Not Understand But, To Be Honest, I Love You

1.4K 92 15
                                    

35. I'm Not Understand But, To Be Honest, I Love You.

Lala berada dibarisan paling belakang mengikat tali sepatunya sambil menunggu Maulana -atau acap kali dipanggil Lana- yang sedang berbicara dengan ketua dari SMA Lentera tentang apa maksud mereka menantang SMA Tunas Bangsa berkelahi lagi setelah kekalahan telak yang mereka terima waktu itu.

Rambut panjangnya digelung tinggi-tinggi supaya lawan tidak punya kesempatan untuk menarik rambutnya. Jam tangan dan gelang-gelang yang biasa menempel di pergelangan tangannya pun sudah dilepas sejak tiga puluh menit lalu.

Saat sudah terdengar baku hantam antara Maulana dan Leo -ketua SMA Lentera- pasukan dari sekolah masing-masing langsung menyerang tanpa diberi komando terlebih dahulu. Lala juga buru-buru bangkit dan menghabisi lawan didepannya.

Pikiran Lala dikacau kan oleh anak laki-laki kelas sepuluh dari SMA Tunas Bangsa yang tidak bisa menghalau serangan lawan, mana dia sedang terkepung tiga laki-laki berbadan besar lainnya tanpa melakukan apa pun, kayak lagi jual badan buat dipukulin, pasrah banget. Ya elah, yang begini sih harusnya disuruh jagain tas aja. Dari pada bikin rusuh.

"Eh, Ilham! Lo mending balik. Kalo tetep di sini, lo keburu meninggal duluan sebelum tawuran selesai."

Tiba-tiba aja Erfan dateng nolongin anak kelas sepuluh yang namanya ternyata Ilham itu. WOW! Erfan juga ikut tawuran? Ya ampun, nggak sia-sia deh tawuran kali ini. Bisa ngeliat Erfan berantem, itu darah yang keluar dari ujung bibir Erfan minta Lala jilat bangeeet.

Eh, tapi kan Erfan udah pacaran sama Rayna. Perempuan berponi yang menangin olimpiade Sains se-Kabupaten.

Lala kembali memfokus kan diri pada lawan-lawannya, sampai kedua iris matanya bertemu dengan manik cokelat Stevan diujung sana.

Stevan berjalan menghampiri Lala. Menarik tangan perempuanya untuk menyingkir ke pinggir agar pembicaraan mereka aman.

"La, Stevan rasa, kita harus udahan."

Jleger!!

Itu bukan suara ledakan dikepala Lala, tapi suara petir yang menyambar. Beberapa detik kemudian hujan turun. Tidak tanggung-tanggung, air yang turun dari langit itu langsung deras mengguyur puluhan orang yang sedang melaksanakan perang sugro tersebut.

Tangan Lala bergerak mengusap permukaan wajah Stevan yang dipenuhi lebam perlahan. Ini bukan lebam baru, lukanya sudah sedikit mengering. "Apa? Coba ulang, gue nggak denger."

"Stevan mau kita--" Steven menarik tubuh Lala -karena hampir terkena balok kayu yang dilemparkan entah dari mana- sampai menabrak tubuhnya sendiri. Napas dingin Lala bergetar, menusuk setiap pori-pori di wajah Stevan. "Putus."

"Elo—" Lala menggeram. "BANGSAT!!" Dia menghajar Stevan habis-habisan. "Gue kira lo serius! Gue pikir rumor itu bohongan. Dengan begonya gue ketipu sama perlakuan manis lo! Baru kali ini gue ketemu sama cowok anjing macam lo, Stevan!"

Stevan menarik napas panjang. Mengisi paru-parunya dengan udara. Luka di hidungnya kembali mengeluarkan darah, namun laki-laki itu tidak perduli. "Stevan minta maaf, Sheila."

Lala memalingkan wajahnya. Dia berhenti memukuli Stevan, tenaganya tidak akan cukup untuk meredam semua kekecewaan yang dibuat oleh laki-laki brengsek dihadapannya.

Stevan meraih wajah Lala, meminta Lala menatapnya. "Stevan bener-bener mina maaf. Andai aja cowok yang waktu itu kamu bikin cacat tangannya bukan kakak Stevan, Stevan nggak akan ngelakuin ini."

Wajah Lala pias seketika. Laki-laki yang Lala buat cacat tangannya? Laki-laki ber-name tag Fikram itu kakak Stevan?

"Tapi satu hal yang harus kamu tau, Stevan nggak akan ninggalin kamu, Stevan tetep ada disini. Bedanya, kita gak punya hubungan lagi."

Lala menggelengkan kepalanya cepat. Senyum sinis tersungging dibibir perempuan berumur tujuh belas tahun itu. "Kalau selesai, ya, selesai aja. Buat apa terus hadir sedangkan nggak ada yang tetep tinggal?"

Hati Lala sakit. Dia malu. Iya, Lala malu pernah pacaran sama adik kelas. Mana berakhirnya hubungan mereka diputuskan oleh pihak laki-lakinya. Itu artinya Lala diputusin kan? Ih, nista banget kayaknya hidup Lala.

Tapi, Lala nggak tau aja kalau Stevan juga kesel karena pernah mau disuruh nyari kelemahan Lala. Kelemahannya nggak dapet, eh dia malah cinta sama orangnya. Iya, Stevan cinta Lala. Dan luka lebam di mukanya juga karena dia dipukulin anak SMA Lentera karena dia berani-beraninya cinta sama lawan.

Lala balik badan, kemudian berlari menerobos lautan manusia, meninggalkan Stevan yang masih terpaku. Tidak jarang Lala harus menghabisi seseorang yang berani menghalangi langkahnya. Sumpah, Lala bersyukur hari ini hujan, jadi tangisannya tersamarkan.

"La! Lala, tunggu! SHEILA!" Bentak Adeo sambil mencekal pergelangan tangan Lala yang tidak mau menghentikan langkahnya walau Adeo sudah berteriak memakai urat.

Tubuh Lala dibalik paksa. Dia masih tertunduk dalam. Adeo menangkup kedua tangannya pada wajah Lala sehingga mau tidak mau wajah perempuan itu terangkat.

Saat itu lah hati Adeo hancur seketika.

Perempuan itu menangis. Menangis tanpa suara. Wajahnya banjir air mata, Adeo masih cukup pintar untuk membedakan mana air hujan dan air mata, ditambah wajah Lala yang memerah. Tubuhnya gemetar rapuh. Sorot matanya begitu terluka.

Setiap sendi tubuh Adeo menegang. Sakit yang dirasakan Lala seolah menyentuh tiap jengkal jiwa Adeo, membuatnya ikut terjatuh.

"Kenapa?" Tanya Adeo lirih. "Lo diapain sama dia?" Tanya Adeo lagi karena tak kunjung mendapat jawaban. "KENAPA LO NANGIS GINI, LALA?!!"

"Adeo,"

"APA?! BILANG SAMA GUE HARUS GUE APAIN SI ANJING ITU SUPAYA LO PUAS?!!"

Lala menggeleng lemah. Ah, kenapa dia selemah ini didepan Adeo? Mau ditaruh mana harga dirinya?

Keduanya tidak saling melempar kata lagi, hanya menatap satu sama lain. Tangis Lala pecah tak lama kemudian. Dia kembali menunduk. Puncak kepala gadis itu menyentuh dada Adeo, terus menangis tanpa meminta dipeluk atau dihibur. Tapi Adeo tidak mungkin tinggal diam.

Dia menarik Lala ke dalam pelukannya.

Tamat.

Iya, ini beneran tamat. Masih ada epilog. Btw, gue suka ending yang kayak begini, jadi terserah imajinasi lu pada deh mau nentuin akhirnya gimana Adeo sama Lala.

12 IPA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang