32. Kangen Yang Nanya.
"La, gue laper banget, buset!"
Lala yang sedang menuruni tangga sambil bermain ponsel itu menoleh ke arah Steven yang sedang terbaring disofa ruang keluarga. "Laper ya makan. Ya kali laper, tapi lo ke kamar mandi. Jangan suka ngelucu gitu, deh."
"Astagfirullah." Steven mengusap permukaan wajahnya kasar menggunakan kedua telapak tangan. Adiknya ini memang benar-benar...
"Jangan suruh gue masak. Gue nggak bisa masak juga lagian." Potong Lala cepat sebelum Steven mengucapkan kata-kata. Dia mengacungkan jari telunjuk yang digoyang-goyangkan ke kanan dan kiri.
... tidak ada gunanya.
"Lo bikin apa kek gitu didapur, bereksperimen. Misalnya, red velvet bahan dasar cabe, kan lumayan tuh bisa ngurang-ngurangin populasi cabe-cabean di Indonesia." Ucap Steven. "Atau, nggak usah susah-susah dulu, deh. Makanan dalam negeri aja dulu. Contohnya, misro isi coklat."
Lala yang baru saja berniat mendaratkan pantatnya disofa lain kembali bangkit untuk menatap Steven. "Lo berisik banget, tau nggak?"
"Gue laper, La. LAPER!!" Steven sengaja menekan kata 'lapar' diakhir, agar terlihat sedikit lebih dramatis.
"Biasanya juga lo beli. Kenapa sekarang segala minta gue masak-masakan, sih?" Lala kembali berniat duduk dan berhasil. Dia duduk santai dengan mata masih menikmati tampilan layar ponsel.
Sheila Navaro: emang lo lagi ngapain?
Stevan: lagi kangen sama orang
Sheila Navaro: sama siapa?
Stevan: yang nanya
Sheila Navaro: sama siapa yang bener? gue lagi nggak bercanda yang nanya yang nanya begitu
Stevan: stevan serius
Lala menggeram kesal. Tidak Steven Kakaknya, Stevan pacarnya pun ikut-ikut menyebalkan dengan cara tidak mau menjawab pertanyaan Lala dan lebih memilih bergurau dengan troll yang waktu itu pernah dipakai Lala saat Stevan menanyakan keberadaan Lala.
Dia tidak tau saja kalau Stevan pacarnya itu sedang uring-uringan dikamarnya. Yang dimaksud Stevan sebenarnya bukan itu. Jika dibaca berulang-ulang kali dan sedikit dipahami. Pasti Lala bisa mendapatkan jawabannya.
"Gue bosen kali makan begituan terus. Bentar-bentar chicken, kalau nggak pizza, atau rendang. Gitu-gitu doang, nanti gue sakit. Lo sayang nggak, sih, sebenernya sama gue?"
"Mau telor ceplok, nggak?" Tanya Lala akhirnya. Steven melongo, buyar semua bayangan Steven mengenai sup ayam hangat yang sejak kemarin ingin sekali laki-laki itu makan, entah kenapa.
"Ck. Nggak ada yang lebih bagus dari telor ceplok?"
"Telor dadar."
Steven memutar kedua bola matanya. Ini faktor Steven yang kebanyakan nuntut atau Lalanya aja yang bego?
"Nggak jadi, deh! Keburu kenyang juga gue, lagian."
KAMU SEDANG MEMBACA
12 IPA 1
Teen Fiction"Nama gue Sadeo Kenzo." "Nama gue Sheila Navaro." "Nama gue Lintang Shamira." "Nama gue Anjaly Stefhanie." "Dan nama gue Rania Adriani." "Kami bersama-sama, melunakkan ego dan hati."