"Omong-omong, wanita ini adalah asisten Ibu yang baru." Ibu menunjuk seorang wanita berpakaian seperti guru sekolah dasar yang kami temui di studio Gertrude's Secret. "Namanya Ann Steele. Dan Ann, ini putriku yang pernah kuceritakan padamu, Gretchen."
Wanita yang barangkali baru menginjak usia pertengahan tigapuluh-an itu menatapku sekilas dan mengangguk seadanya, lalu mulai mengamati tablet di tangannya. Entah karena benar-benar sibuk, berusaha terlihat sibuk, atau karena malas melihatku. Menurutku dia tidak cocok menjadi asisten Ibu; dia bahkan tidak modis sama sekali. Berbeda ketimbang Nanny Gaga.
Tunggu dulu. Benar juga. Ke mana wanita itu?
"Dia memutuskan untuk mengundurkan diri beberapa minggu yang lalu," kata Ibu setelah mendengar pertanyaanku. "Katanya dia ingin mewujudkan cita-citanya."
"Mewujudkan cita-cita? Menjadi apa? Penata rambut palsu?"
"Penyanyi," jawab Ibu, dagunya dimiringkan.
"Penyanyi?" Aku agak terkejut. "Memangnya dia bisa bernyanyi? Seingatku dia bahkan tidak pernah bernyanyi."
"Ibu juga tidak pernah mendengarnya bernyanyi," timpal Ibu. "Tapi biarlah. Kita dukung saja ia, dan lihat apakah ia berhasil atau tidak nantinya."
Oh, aku merindukan wanita itu. Sudah lama sekali aku tidak melihat rambut palsunya yang berwarna-warni, bulu matanya yang lebat seperti hutan, dan betapa ricuhnya ia dalam urusan memilihkan baju yang tepat untukku.
Selagi ibu asyik berdiskusi dengan asistennya, aku mulai mencari-cari kontak Nanny Gaga di ponselku. Sesekali model-model perempuan dengan tubuh bak Barbie dijemur di atas atap rumah berlalu-lalang di sekitarku, melemparkan tatapan heran atas kehadiranku. Terdengar pula obrolan mereka yang sungguh aneh di ruang rias.
"Kemarin saat aku menyantap salad, berat badanku naik setengah ons. Ya ampun, aku ingin gila rasanya."
"Yang benar?"
"Itu namanya bencana!"
Salad macam apa yang ia makan? Ya Tuhan, aku beruntung karena tidak gemuk setelah menyantap semua makanan tidak sehat yang selama ini dipelopori oleh nafsu makan Martijn. Lagi pula, setengah ons saja dibilang bencana? Aku berdecak tak percaya. Kalau berat badanmu naik sampai sepuluh kilogram, lalu apa namanya? Kiamat?
Aku menelepon Nanny Gaga dan menunggu hingga telepon diangkat. Para model itu mulai berkicau lagi.
"Tetanggaku sungguh menggelikan. Dia tidak bisa menggunakan maskara."
"Yang benar?"
"Itu namanya bencana!"
Semuanya saja kau anggap bencana. Sungguh tidak penting. Lagi pula, mengapa aku mendengarkan mereka? Ya ampun, yang kulakukan jauh lebih tidak penting.
Tut ... tut ....
"Setidaknya itu masih mending. Bibiku bahkan tidak bisa membedakan bolero dan crop top."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend with Benefits
Fanfiction"Oh, so you're a bad boy? Don't worry, I love bad boy." --- Gretchen Himmerstrand tak pernah--dan tak bisa--punya pacar. Menurutnya, amat sulit menemukan seorang lelaki yang pas untuk seorang gadis kaya seperti ia. Urusan cinta pun menjadi urutan pa...