[14]

5.4K 456 31
                                    

Martijn baru saja selesai mandi saat ia menemukanku sedang mengemas pakaian kotorku di kamar pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Martijn baru saja selesai mandi saat ia menemukanku sedang mengemas pakaian kotorku di kamar pakaian. Ia berhenti di dekatku sambil mengusap handuk ke leher.

"Apa yang kaulakukan?" tanyanya.

"Aku akan membawanya ke binatu," jawabku. "Dan meminta seseorang mencucinya."

Kedua alis Martijn bertaut. "Mengapa? Bukannya kita punya mesin cuci?"

"Iya, tapi ...." Aku tidak melanjutkan.

"Tapi apa? Oh." Martijn mengangguk. "Kau tidak tahu cara menggunakan mesin cuci, ya?"

Aku tidak menjawab.

"Kadang-kadang aku berpikir kalau orang kaya sebenarnya mirip manusia purba," ujarnya. Ia menarik lenganku dan berkata, "Bawa semua pakaianmu ke ruang cuci."

Kuikuti ia yang berjalan menghampiri ruang cuci di dekat kamar mandi. Ia memintaku mengeluarkan semua pakaian di dalam bungkusan. Sambil membuka mesin cuci, ia berkata, "Sebelum kau memasukkan pakaianmu, kau harus membedakannya terlebih dahulu berdasarkan warna dan bahan. Kau juga harus membaca instruksi pencucian yang ada di label baju."

"Mengapa begitu?"

"Supaya pakaianmu tidak rusak," jawabnya. "Kau tidak mau baju berwarna putih berubah menjadi warna-warni karena tercampur dengan pakaian lain yang luntur, bukan?"

Aku menggeleng.

"Dan kau juga harus membedakannya berdasarkan bahan karena kau tidak ingin merusak mereka. Kau tidak bisa menggiling pakaian berbahan keras dengan mencampur pakaian berbahan tipis. Yang tipis bisa rusak. Kau harus membaca instruksi pencucian di label karena biasanya ada pakaian yang hanya boleh dicuci dengan tangan."

Aku mengangguk. "Jadi begitu rupanya," gumamku.

"Mudah, bukan?" katanya. "Sekarang lakukanlah."

Selagi Martijn mengawasi, aku mulai memilah-milah pakaian seperti yang Martijn telah instruksikan. Ternyata tidak sulit. Tak perlu waktu yang lama, aku sudah berhasil mengelompokkan semua pakaian kotor berdasarkan warna dan bahan.

Martijn kemudian menjelaskan padaku bagaimana cara menggunakan mesin cuci. Ada banyak sekali tombol di benda berbentuk kubus itu. Dia menjelaskan padaku kegunaan-kegunaan tombol, mulai dari tombol untuk mengatur kekuatan penggiling hingga yang lainnya.

Saat dia tidak sedang marah-marah seperti sekarang, aku merasa kalau dia memang pacar yang baik. Dia selalu bersabar menghadapi ketidakmampuanku melakukan sesuatu. Sejauh ini dia sudah mengajariku cara menggunakan chop stick, memasak pasta, memanggang roti, merapikan pakaian ke dalam lemari, dan mencuci pakaian. Oh, kemarin dia juga mengajariku cara membersihkan kaca, juga menggunakan penyedot debu—alat yang sangat bising dan cukup membuat pinggang terasa sakit.

Aku selesai mencuci pakaian pukul satu siang. Martijn sedang mondar-mandir dari ruang ke ruang, tampak mencari sesuatu. Aku menghampirinya yang sedang membungkuk dan mengintip bagian bawah sofa, lalu bertanya, "Kau sedang mencari apa?"

Boyfriend with Benefits Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang