27

1.7K 226 16
                                    

Mingyu dan Jihoon pergi ke taman rumah sakit sesaat setelah 'diusir' oleh Wonwoo. Mereka hanya bisa menghela napas, berusaha merenungi kesalahan masing-masing.

Ya, mereka tenggelam dalam penyesalan yang memang selalu datang di akhir seperti ini.

"Seandainya aku tidak egois" gumam Jihoon.

"Seandainya aku ada disana saat itu...seandainya aku tahu kalau saat itu Wonwoo benar-benar membutuhkanku" gumam Mingyu.

Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing karena permasalahan yang mereka hadapi semakin sulit, dan mereka juga sama sama tidak ingin kehilangan Wonwoo.

.

.

.

.

Seandainya aku bisa memutar waktu -kmg & ljh-

--

Semakin hari, keadaan Wonwoo semakin membaik. Kondisi fisik maupun mentalnya perlahan-lahan pulih. Wonwoo sangat senang karena sekarang ia sudah mulai melupakan apa yang sempat terjadi padanya beberapa minggu yang lalu, dan ia bisa dinyatakan sembuh dan akan segera pulang kerumah.

.

.

.

.

.

.

.

Walaupun sejujurnya, sakit hatinya tidak sembuh sama sekali.

--

Wonwoo sedang ada di taman bersama Jun. Hari ini adalah hari terakhirnya di rumah sakit karena besok ia diperbolehkan pulang oleh dokter. Wonwoo sangat senang karena diperbolehkan pulang,

Tapi tidak untuk Jun. Pria china itu masih ingin melihat Wonwoo didekatnya.

"Jun, kau tahu? Aku senang sekali akhirnya bisa pulang. Terimakasih sudah menjagaku selama disini. Kau perawat yang baik!" ucap Wonwoo sambil memakan permen kapas yang disuapkan oleh Jun.

"Itu artinya, kita tidak bisa ketemu lagi, ya?"

"Oh tentu saja bisa. Kau bisa kerumahku sesekali"

"benarkah?"

"Hm" gumam Wonwoo sambil tersenyum.

Tiba-tiba, Jun menghentikan aktivitasnya yang sejak tadi menyuapkan Wonwoo permen kapas. Ia menggenggam lembut tangan Wonwoo, lalu menatap gadis cantik itu dalam.

"Jika jadi kekasihku, apa kau bisa, Jeon Wonwoo?"

**

vomment?

Should I? ; meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang