40a

2.1K 228 0
                                    

Mingyu kembali mengangkat dagu Wonwoo agar gadis itu berhenti menundukkan kepalanya. Mata Wonwoo masih berkaca-kaca, membuat hati Mingyu kembali sakit saat melihatnya. Ia lalu mengusap pipi gadis itu pelan, berusaha memberikan ketenangan.

"Kita perlu meluruskan semuanya. Semua yang terjadi pada kita"

"K-kurasa..tidak ada yang perlu diluruskan, Mingyu" ucap Wonwoo sambil melepaskan tangan Mingyu yang memegang pipinya.

Mingyu menghela napasnya pelan. Ia kini menangkup pipi Wonwoo agar pandangan gadis itu tetap padanya.

"Kau benar-benar tidak ingin memperbaiki semuanya?" tanya Mingyu pelan sambil mengusap pipi Wonwoo dengan ibu jarinya.

"Bukankah kau sendiri yang mengabaikanku beberapa hari ini, Gyu?"

DEG. Mingyu tersentak kaget mendengar ucapan Wonwoo yang memang ia sadari ada benarnya itu.

"Tapi.. Won—,"

Belum sempat Mingyu menyelesaikan ucapannya, Wonwoo kembali berbicara.

"Kau tahu? Bukan hanya dirimu yang tersiksa. Tapi aku juga" ucap Wonwoo lemah. Air matanya kembali meleleh, membuat Mingyu panik.

"Wonwoo, tenanglah. Biarkan aku menjelaskan semuanya, dan kau juga bisa menjelaskan apapun. Mari kita selesaikan ini bersama, karena aku sadar..semua ini berawal dari kesalahpahaman"

"Salah paham apalagi? Semua sudah jelas, Gyu" ucap Wonwoo masih dengan isak tangisnya.

"Tenanglah. Aku akan memulai ceritaku"

Mingyu kini benar-benar melupakan segala usahanya untuk menyerah. 

Karena sungguh, dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia tidak ingin menyerah dan menjauh dari Wonwoo.

.

.

.

Wonwoo mencoba untuk mendengarkan Mingyu. Ia berusaha menghilangkan pikiran-pikiran buruknya, karena sejujurnya ia juga ingin semua ini terselesaikan dan tidak menyiksa batinnya lagi. Ia mencoba menyamankan duduknya, meneguk sedikit minumannya dan menghapus sisa-sisa air mata yang ada di pipinya.

"Baiklah, aku siap mendengar ceritamu" ucap Wonwoo.

Mingyu menarik napasnya. Mencoba untuk tidak gugup, ia takut sekali jika salah bicara dan membuat semuanya semakin kacau.

"Sejujurnya, aku bingung harus memulai darimana" ucap Mingyu pelan sambil berpikir apa yang harus ia ucapkan selanjutnya.

Wonwoo hanya diam, memperhatikan gerak-gerik Mingyu yang kebingungan.

"Ceritakan saja apa yang memang perlu kau ceritakan"

"Baiklah"

Mingyu menegakkan duduknya. Ia benar-benar siap bercerita.

"Aku akan bercerita mengenai Jihoon dulu. Aku ingat kau dulu pernah memarahiku di rumah sakit dan mengatakan bahwa aku ada hubungan dengan Jihoon. apa kau ingat juga dengan itu?"

"Hm, aku ingat"

"Kau salah. Kau salah jika kau berpikir aku ada hubungan dengan Jihoon"

"Tapi aku melihatmu bersamanya di taman sedang makan eskrim berdua. Bahkan, sebelum kejadian Yoora yang menyiksaku itu, aku ingat kau sedang bersama Jihoon dari kantin. Saat itu aku sendirian di kelas"

Mingyu meneguk ludahnya kasar. Ingatan seorang Jeon Wonwoo benar-benar baik, ternyata.

"Aku berani bersumpah. Aku dan dia saat itu sering bersama bukan karena kami mempunyai hubungan yang spesial. Waktu itu, di taman, aku sengaja mengajaknya bertemu karena aku memintanya untuk menjelaskan semuanya padaku. Menjelaskan semua tentang buku diary miliknya dan bagaimana hubungan pertemanan kalian setelah kejadian itu. Jihoon merasa sedikit sakit hati karena kau membaca buku yang selama ini menyimpan hal pribadinya, tapi ia juga menyesal karena tidak menceritakan apapun padamu sebelumnya. Dan ia juga bilang bahwa ia sudah mengubur rasanya dalam-dalam untukku. Kau tahu? Jihoon juga menyesal karena telah marah padamu. Ia sempat menangis saat itu, sehingga aku berinisiatif untuk membawanya ke kedai eskrim agar moodnya sedikit lebih baik"

Mingyu terdiam sejenak, ingatannya tentang hal itu muncul satu persatu di otaknya. Semua yang ia ceritakan benar-benar jujur, ia tidak menutupi apapun dari Wonwoo.

Ia lalu melanjutkan ceritanya.

"Keesokan harinya, Jihoon mengajakku bertemu di kantin. Ia bilang padaku bahwa kau sangat lemas hari itu dan kau melamun seharian, ia memperhatikanmu saat jam pelajaran, ia ingin sekali mengajakmu ke ruang kesehatan karena takut terjadi sesuatu padamu, namun ia terlalu ragu karena hubungan kalian sedang tidak baik saat itu. maka dari itu, ia meminta saranku. kami membicarakan bagaimana caranya agar hubungan persahabatan kalian bisa membaik, dan kami benar-benar tidak menyangka kalau akan terjadi sesuatu yang buruk padamu"

Wonwoo menunduk. Kini ia mulai merasa bersalah pada gadis mungil yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil itu.

"Kau tahu, Wonwoo. Jihoon sangat khawatir saat itu. ia menghubungiku dan memang saat itu aku sedang berada di ambulans karena aku ikut mengantarmu ke rumah sakit. Saat kau dirawat, Jihoon selalu datang ke rumah sakit, begitu pula denganku. Aku juga tidak pulang kerumah karena aku ingin menjagamu. Saat itu kau koma sampai 3 hari..tapi saat kau sadar, kau mengusirku dan juga mengabaikan Jihoon"

Wonwoo tertegun. Mingyu menjaganya sampai 3 hari dan tidak pulang kerumah? Wonwoo baru tahu soal itu karena ibunya tidak bercerita apapun dengannya.

"Saat aku sudah sadar...aku tidak melihatmu mengunjungiku..kau kemana..?" tanya Wonwoo ragu-ragu.

"Aku selalu datang saat kau tertidur. Kau selalu melihat boneka Eddy disamping tempat tidurmu, kan?"

"Hm. itu...darimu?"

Mingyu mengangguk pelan.

"Kenapa saat aku tertidur kau datang?"

"Karena aku tau, kau pasti akan mengusirku lagi. Dan juga, saat itu kau sedang diawasi seorang perawat bernama Jun. aku sakit hati melihatnya kau tau? Dan juga.. ibumu saat itu melarangku untuk bertemu denganmu. Karena ia bilang kau tidak ingin bertemu denganku lagi. Itulah alasan terkuat mengapa aku tidak mengunjungimu. Aku terlihat pengecut sekali ya?"

Wonwoo merutuki dirinya sendiri. merasa bodoh dengan dirinya yang dengan mudahnya mencurigai sahabatnya sendiri dan orang yang dicintainya.

"Maaf.. aku tidak mengira bahwa semua itu hanya kesalahpahaman, Gyu"

Mingyu memegang erat tangan Wonwoo.

"Kau tidak perlu meminta maaf karena akulah yang seharusnya meminta maaf padamu. Wonwoo-ya, maafkan aku karena aku tidak berada disampingmu saat Yoora melakukan hal itu padamu..aku benar-benar menyesal hingga sekarang"

Wonwoo kembali menangis pelan. ia menyesal. sangat menyesal.

"A-aku..memaafkanmu, Gyu.. kau juga memaafkanku, kan?"

Mingyu tersenyum. lalu menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba, Wonwoo teringat sesuatu.

"Gyu, ada satu hal lagi yang perlu kau jelaskan"

"Apa?"

"Tentang Yoora. Kenapaaku melihatmu bersama Yoora beberapa hari yang lalu?"    

**

chapter 40 bakal diselesaiin malem ini juga wkwk. sengaja dibagi2 karena kepanjangan/?

vomment ya!

Should I? ; meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang