33

1.7K 222 29
                                    

Mingyu telah diperbolehkan pulang. Ia merasa benar-benar lega karena tak bertemu lagi dengan obat-obat dokter dan suntikan yang menyebalkan itu. ia menghirup napasnya dalam-dalam, wajahnya tampak lebih segar kali ini.

"Akhirnya kau bisa pulang. Kukira kau betah disini karena suster-susternya cantik" ucap Seungcheol sambil menyikut pelan lengan Mingyu.

"Ah iya. suster disini cantik-cantik. Kau mau?" tanya Mingyu sambil memutar bola matanya malas.

"Boleh"

Seketika, Seungcheol mendapat death glare dari Jeonghan yang sejak tadi berdiri di sampingnya.

.

.

.

.

.

Setelah ibunya Mingyu selesai mengurus administrasi rumah sakit, mereka berempat pulang kerumah.

"ah aku benar-benar merindukan rumah" ucap Mingyu lega saat mendudukkan dirinya di dalam mobil.

"merindukan rumah atau merindukan Wonwoo?" tanya Seungcheol dengan nada menggoda.

"Ah.. Wonwoo.." seketika Mingyu menunduk dan mengusap pelipisnya.

Dan Seungcheol mendapat death glare lagi dari Jeonghan karena telah membuat Mingyu murung lagi.

duh Jeonghan serem ugha .gg

"Kau ini jangan bahas hal seperti itu dulu" bisik Jeonghan.

Seungcheol hanya berdehem pelan. Ia mengusap punggung Mingyu, berusaha menenangkan lelaki tan itu.

"Kalau dia benar-benar untukmu, dia akan kembali. Bersabarlah"

--

Jun melihat tampilannya di depan cermin. Rambut coklat nya ia biarkan menutupi dahinya, kaos dan sweater telah terpasang rapi di tubuhnya, lengkap dengan celana jeans dan sepatu sneakers kesayangannya. Ia merasa penampilannya yang sederhana untuk kencan hari ini sudah cukup.

Eh—tunggu,

Kencan?

Ya, hari ini ia akan berkunjung ke rumah Wonwoo, sebenarnya ia tidak membuat janji sih, dengan Wonwoo. Ia hanya ingin berkunjung kerumah gadis manis itu.










Lebih tepatnya,



















Should I? ; meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang