29

1.6K 232 7
                                    

Kesehatan Wonwoo sudah sangat membaik. Maka dari itu, hari ini Wonwoo kembali masuk ke sekolah seperti biasanya. Walaupun sebenarnya ia masih sedikit takut kalau nanti bertemu dengan Yoora. Namun, ia tetap berusaha memberanikan diri karena ia tidak ingin melewatkan pelajaran lebih jauh lagi.

Suasana kelas masih terlihat sepi. hanya ada beberapa anak yang datang, namun Wonwoo tidak terlalu peduli dengan kehadiran anak-anak itu. ia hanya menyandarkan tubuhnya di kursi sambil mendengarkan lagu-lagu favoritnya melalui headset yang setia menempel di telinganya. Wajahnya benar-benar terlihat santai, matanya terpejam menikmati alunan lagu yang memenuhi pendengarannya.

Namun, ketenangan itu hilang saat Wonwoo melihat sosok mungil di depannya.

Lee Jihoon.

"Wonwoo-ya..." gumam Jihoon pelan.

Wonwoo mengalihkan pandangannya, tanpa mempedulikan kehadiran gadis mungil didepannya itu.

Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu memegang kakinya. Wonwoo lalu menunduk,

Melihat Jihoon yang kini tengah berlutut dihadapannya.

"Wonwoo-ya.. maafkan aku.. maafkan keegoisanku, aku tau aku bukanlah sahabat yang baik, maafkan aku.." ucap Jihoon sambil terisak.

"Lepaskan!" kata Wonwoo ketus.

"Tolong maafkan aku..."

"Tidak perlu berlutut seperti ini, Lee Jihoon! kau membuatku malu!"

"Aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi jika kau memaafkanku.."

"TERSERAH!"

Wonwoo lalu melepaskan dengan paksa tangan Jihoon yang memegang kakinya. Ia segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas.

Tepat didepan pintu kelas, Wonwoo bertemu Yoora.

"Wah, wah, wah. Sekarang ada yang sedang bertengkar hebat, ya? sepertinya, tuan putri Jeon Wonwoo ini tidak ada pelindung lagi. Kasihan sekali kau, gadis aneh"

.

.

.

.

.

Wonwoo menatap Yoora ketakutan,

Kenapa gadis itu masih ada disini?

"Kenapa? kau kaget melihatku lagi?" ucap Yoora sinis.

"Biasa saja. Minggir, aku mau lewat" ucap Wonwoo dengan berusaha mengumpulkan keberaniannya.

"Wow, sombong sekali kau!"

"minggirlah, aku muak melihatmu" ucap Wonwoo sambil mendorong bahu Yoora.

"Awas kau, gadis aneh!"

Wonwoo segera berlari menuju ke taman belakang sekolah. Tempat ini masih menjadi tempat favoritnya disekolah hingga sekarang, walaupun tempat itu sempat menyimpan kenangan pahit untuknya.

Sesaat setelah ia duduk di salah satu bangku di taman itu, seseorang menyodorkan minum ke arahnya.

Lee Jihoon, lagi.

"Ck, kau lagi" ucap Wonwoo sambil berdecak pelan.

"ini minum untukmu..maaf tadi aku tidak membantumu—,"

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku tidak perlu bantuanmu"

Wonwoo segera berdiri dan hendak pergi dari taman itu. namun, baru langkahnya terhenti ketika mendengar suara isakan Jihoon.

"Jeon Wonwoo. Sahabatku, sahabat terbaikku, aku minta maaf, aku menyesal atas semuanya. Aku menyesal telah menyukai Mingyu, aku menyesal telah egois padamu, aku menyesal karena tidak berada di sisimu saat itu. aku menyesal karena tidak bisa menjadi sahabat yang baik untukmu, tapi sungguh, aku menyayangimu, kau sahabatku, dan selamanya akan jadi sahabatku. Tapi, kalau memang kau tidak ingin melihatku lagi, baiklah.." Jihoon menghela napasnya sebentar, lalu melanjutkan kalimatnya lagi.

"aku siap pergi, Wonwoo-ya. asalkan itu bisa menebus kesalahanku padamu"

Wonwoo membisu. Air mata mulai jatuh ke pipi putihnya. Sekuat tenaga ia menahan tangis, namun tidak bisa. Suara isakan dan kalimat-kalimat Jihoon memenuhi telinganya, semua kenangan bersama Jihoon berputar-putar di benaknya.

Karena jujur, di hatinya yang terdalam, ia juga rindu sahabat mungilnya itu.

Wonwoo membalikkan badannya, melihat ke arah Jihoon yang kini menunduk sambil terus mengusap air matanya yang berjatuhan. Wonwoo memutuskan untuk mendekati sahabat mungilnya itu,

Lalu memeluknya erat.

"Jihoon-ah.. aku.. memaafkanmu" ucap Wonwoo pelan.

"S-sungguh? K-kau benar-benar memaafkanku, Wonwoo?" tanya Jihoon tak percaya.

Wonwoo melepaskan pelukannya. Ia lalu tersenyum dan mengangguk pelan.

"kau..sahabatku, Jihoon-ah. Sahabat terbaikku"

**

Vomment ya? hehe:3

Should I? ; meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang