Baekhyun mengerjapkan matanya pelan. Keadaan kamarnya yang berantakan menjadi penyambut pengelihatannya. Dahi Baekhyun menyerngit saat dirasakannya kepalanya pening, Ia baru tersadar bahwa dirinya tengah berbaring diatas lantai. Baekhyun mencoba mengubah posisinya menjadi duduk dan gonggongan Coky mengejutkannya.
"Ah, Aku pasti pingsan lagi karna banyak pikiran."
Yap, Itu salah satu gejala trauma yang sering Baekhyun alami selain halusinasi dan sesak nafas. Jika ia terlalu memikirkan sesuatu yang berkaitan dengan masa lalunya maka pikirannya akan melemah dan tubuhnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Tetapi anehnya Baekhyun tak pernah mengambil pusing akan hal itu, Ia justru bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Ngomong - ngomong dia belum membersihkan diri sedari pulang tadi padahal langit sudah menunjukkan kegelapan seutuhnya.
Disisi lain Taeyeon tengah sibuk menggerutu dibalkon jendela kamarnya. Matanya yang indah menatap beberapa bintang yang tengah berkelap - kelip manja diatas sana. Hati Taeyeon tiba - tiba dilanda rasa bersalah bersamaan dengan wajah Baekhyun yang muncul dalam benaknya.
"Tuhan seperti sudah menentukan semuanya. Aku memilih Baekhyun sebagai pelarian dan Boom! Ia merupakan anak dari orang tua yang menjadi korban kecelakaan 10 tahun yang lalu." Taeyeon menggumam pelan. Kini netranya jatuh pada jalanan lengang di depan rumahnya.
"Dia tidak mungkin memiliki luka bakar dipunggungnya karna jelas ia bukan korban kejadian tragis itu. Haish, Aku seperti dijatuhkan secara paksa dari atas langit, Harapanku pupus saat mengetahui aku tak bisa mendapatkan penjahat kecil itu."
Taeyeon terus menggumam tanpa henti sampai ponsel miliknya berdering nyaring memutuskan kegiatannya. Dengan semangat ia menoleh dan tersenyum penuh harap bahwa sang penelepon adalah Byun Baekhyun. Ngomong - ngomong ia belum sempat meminta maaf atas kejadian diatap siang tadi.
Tetapi rasa kecewa langsung mengohok hatinya ketika panggilan tersebut bukan dari pria pendek itu, Ini tidak dikenal.
"Annyeong Haseo," Bahkan Taeyeon berkata dengan ketus.
"A-anyeong Haseo Taeyeon-ah." Ada sesuatu yang kasat mata menghantam kepalanya. Taeyeon merasa suara ini terdengar familiar.
"Cho Kyuhyun?" Nama itu terucap begitu saja.
"Hah? Bukan, Ini aku Kim Taehyung. Sahabatnya Baekhyun Hyung."
"Kim Taehyung!? Dari mana kau tau nomor ponselku?"
Taeyeon terkejut, Sangat.
"B-baekhyun Hyung memberikannya p-padaku." Sadar ia telah membentak Taehyung sampai membuat pria itu merasa tersinggung Taeyeon buru - buru meminta maaf yang untung saja direspon baik oleh Taehyung.
"Ada apa menghubungiku Taehyung?" Kini Taeyeon sudah mendapatkan posisi nyaman dibibir ranjangnya.
"Hmm.. Kata Baekhyun Hyung kau membutuhkan sebuah bantuan."
"Bantuan?"
"Ya.. Semacam k-kekasih palsu?"
Taeyeon tersentak. Matanya melebar dan otaknya langsung mencerna cepat apa yang Taehyung katakan. Jangan - jangan Baekhyun menyuruh Taehyung untuk menggantikan posisinya?
Tiba - tiba saja Taeyeon merasa ingin tertawa.
Yang benar saja? TIDAK.
Tanpa babibu lagi Taeyeon memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak tanpa mempedulikan Taehyung yang terus memanggil namanya. Mata gadis itu memicing saat tangannya bergerak cepat mencari nomor ponsel Baekhyun dalam kontaknya. Jantungnya berdegup lebih kencang namun diiringi rasa sesak, Entahlah dia merasa kecewa. Dan semakin kecewa saat panggilan pertama Baekhyun tak menjawabnya, Begitupun dengan panggilan kedua dan seterusnya. Tetapi bukan Kim Taeyeon namanya jika ia menyerah, Ia terus melakukan panggilan sampai akhirnya Baekhyun mengangkatnya dihitungan ke-20.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer - BaekYeon Fanfiction
Fanfiction[TAMAT] Memangnya apa itu cinta? Aku tak pernah merasakannya. Berkeinginan pun enggan, malah terkesan jijik. Jika kalian mengatakan aku mahluk ter-kuno sejagat raya, biarkan, lagipula telingaku sudah bosan mendengarnya. Toh, ini hidupku. Kalian tak...