Penjualan organ tubuh sudah mulai marak terjadi belakangan ini. Pemerintah mencium pemindahan tempat transaksi mereka menjadi dekat hutan tak jauh dari kota Seoul. Dari data yang kuterima malam ini akan terjadi sebuah transaksi. Kita diminta untuk membatalkannya. Sekaligus mengorek semua informasi dari sang pelaku.
Kim Taeyeon sudah membayangkan beberapa adegan. Sebuah hutan memang bukan tempat yang cocok, mungkin hanya segelintir oknum pasar gelap yang menyetujui tempat itu sebagai saksi bisu transaksi mereka. Ini pasti bukan kelompok besar, mungkin hanya beberapa orang. Namun tetap saja kewaspadaan harus Taeyeon junjung tinggi, mereka mafia dan bukan hal yang mengejutkan memiliki sebuah senjata. Ini kasus berbahaya menurutnya namun nampak tidak bagi beberapa seniornya -katanya. Tentu saja karna ia baru bergabung.
Langit kini sudah menunjukkan sisi gelapnya. Diperjalanan Taeyeon terus terdiam, berdoa dalam hati, tangannya mengepal sampai buku jarinya memutih. Dirinya menyadari Jeon menatapnya sedikit khawatir, namun Taeyeon menutupinya dengan sebuah senyuman tipis.
"Aku akan menginap untuk mengerjakan tugas."
Kebohongan itu mengganjal hatinya, menimbulkan rasa tidak nyaman. Taeyeon seharusnya tidak berbohong soal kasus ini pada sang Eomma agar beliau tidak khawatir. Namun pasti Eommanya juga menolak jika ia bercerita, kemungkinan terburuk memaksa dirinya keluar dari organisasi yang membuat Yein terbunuh. Kim Taeyeon tidak ingin hal itu terjadi, ia sudah berjanji pada Yein Eonnie.
Maafkan aku Eomma.
Tidak terasa perjalanan mereka terasa lebih cepat dari yang diperkirakan. Taeyeon, Jeon dan Zera segera turun dan saling mengingatkan tugas masing - masing.
"Kita masuk, mencari mereka. Taeyeon kau alihkan, Zera tangkap sang pembeli dan Aku sendiri yang akan menangkap sang penjual." Intruksi Jeon yang dianggupi keduanya. Tepat setelah itu mereka pun segera masuk ke dalam hutan untuk menjadi target.
Suara jangkrik, burung hantu dan gesekkan ranting menjadi pemecah keheningan. Taeyeon menggenggam pistolnya erat - erat dan meramalkan doa dalam hati saat mereka semakin jauh memasuki hutan. Sejujurnya Taeyeon tidak pernah merasa gugup dalam menghadapi sebuah kasus termasuk saat menangkap Jiwon -ia malah bersemangat- namun entah mengapa malam ini terasa berbeda. Seperti ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.
"Berhenti." Bisik Zera membuat langkah mereka serempak terhenti.
"Aku mendengar suara." Lanjut gadis itu terdengar mencekam ditelinga Taeyeon.
Gadis itu berusaha mempertajam indra pendengarannya, selama beberapa saat ia masih gagal, tetapi akhirnya dapat menyadari ada suara diantara mereka -jelas mereka tengah terdiam. Mata Taeyeon mendelik, suaranya berasal dari sisi kanan mereka. Nafasnya mulai memburu dan sesuatu yang cepat memecah keheningan membuat mereka semua tersentak sekaligus Zera yang memekik,
"Omo!" Refleks Taeyeon menahan tubuh Zera yang jatuh disampingnya. Panik, Taeyeon mengeluarkan pistol dan menembaki sosok yang berlarian ditengah kegelapan. Darahnya mendidih saat menyadari tidak ada satu pun peluru yang mengenainya. Tanpa sadar Taeyeon menjatuhkan tubuh Zera ketanah dan berlari mengejar sosok itu,
"Taeyeon jangan!!"
Tidak. Taeyeon menulikan pendengarannya. Matanya memanas, Zera adalah sahabat dekatnya setelah Seol. Saat menahan tubuh gadis itu Taeyeon menyadari bahwa Zera tertembak dibagian jantung, selagi menembak dengan gemetar tangannya yang lain mengecek leher sang sahabat. Namun fakta yang ditemukan membuatnya gelap mata. Zera meninggalkannya secepat itu.
Dan hal tersebut telah membawanya mengejar sang pembunuh. Kakinya masih berlari, tidak peduli celananya akan sobek sana - sini karena bergesekkan dengan ranting. Ia masih menembak, berusaha membuat sosok itu jatuh ketanah. Dengan cekatan Taeyeon memberitahu Cho yang berjaga bahwa pelaku menuju arah utara. Setelah itu Taeyeon sadar bahwa ia sudah kehilangan jejak, langkahnya pun melambat. Gadis itu tidak melihat apapun lagi, hanya ada kabut dan kegelapan. Tangannya meraba pinggang sebelah kiri, mencari sesuatu. Namun ia mendecak saat mengetahui mungkin saja senternya terjatuh saat berlari tadi. Sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer - BaekYeon Fanfiction
Fanfiction[TAMAT] Memangnya apa itu cinta? Aku tak pernah merasakannya. Berkeinginan pun enggan, malah terkesan jijik. Jika kalian mengatakan aku mahluk ter-kuno sejagat raya, biarkan, lagipula telingaku sudah bosan mendengarnya. Toh, ini hidupku. Kalian tak...