Untuk waktu yang lebih lama, Keduanya kembali diselubungi keheningan. Dua orang itu tampak saling memandang sesekali lalu kembali menghela nafas. Kim Taeyeon, Tiba - tiba mengacak - acak poninya gemas. Ia baringkan tubuhnya begitu saja diatas ranjang, Meraih guling lantas memeluknya erat. Sang pemilik tak terima, Ia segera menarik kedua pergelangan kaki Taeyeon menyuruhnya untuk menyingkir.
"Lepaskan Baek!" Kaki Taeyeon meronta, Genggamannya terlepas dan tanpa sadar mengenai wajah Baekhyun. Tepat diluka lebam yang belum pulih. Pekikkan pun tak terelakan lagi.
"Omo, Apa tepat mengenaimu?" Taeyeon panik. Ia melempar gulingnya lalu beralih mendekati Baekhyun yang tengah meringis.
"Sialan." Umpat pria itu. Taeyeon pura - pura tak mendengar, Ia segera menarik tangan Baekhyun menuju dapur.
"Sepertinya kau harus dikompres."
Baekhyun diam saja. Tampak menyesal telah mengumpat tadi karna lukanya semakin perih. Ketika sensasi dingin terasa seiring berjalannya waktu rasa sakitnya hilang.
"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Taeyeon. Gadis itu dengan lembut menempelkan sapu tangan dingin ke luka lebam milik Baekhyun.
"Jangan mengalihkan suasana. Pulanglah." Ucapan Baekhyun secara tidak langsung mengusik keberadaan gadis itu. Taeyeon cemberut.
"Kan sudah kubilang tadi. Aku tak mungkin pulang kerumah karna ada Eomma dan jika kembali ke markas.. Hubunganku belum membaik, bahkan." Penjelasan Taeyeon membuat Baekhyun mengantupkan mulutnya rapat - rapat. Matanya menatap gadis itu dengan tatapan yang agak sengit lalu telapak tangannya mengepal. Sedangkan Taeyeon memilih diam, Namun ia balas tatapan milik Baekhyun seakan berkata,
Sudah ku jelaskan kok, Mau gimana lagi!?
Buntu. Baekhyun hanya mampu menghela nafas.
"Cukup katakan yang sebenarnya."
"Aku sudah mengatakan semua yang kau inginkan bodoh!"
"Dan kau berbohong!"
"Kepalamu berbohong! Aku mengatakannya dengan jujur!!"
Inilah titik permasalahan keduanya yang sebenarnya. Sejak insiden pistol didapur tadi Baekhyun tak henti - hentinya menyuruh Taeyeon untuk berkata jujur mengenai jati dirinya yang sebenarnya. Taeyeon sendiri merasa enggan, Namun mengingat identitas pistol itu sudah terkuak akhirnya Taeyeon mengakui bahwa ia seorang Agen dengan name code Yein. Tapi apa yang terjadi? Baekhyun tertawa sekeras - kerasnya, Menimbulkan kebingungan. Lalu yang terjadi pria itu justru menuduh Taeyeon yang tidak - tidak, Mulai dari memalsukan identitas, Mencuri senjata milik agen interpol sampai menuduhnya sebagai warga migrasi. Siapa yang tidak kesal?
"Kau ingin aku membuktikannya? Baiklah! Besok, Kita pergi ke markasku." Ujar Taeyeon dengan kesal sambil menghentakkan kakinya menuju ruang tengah.
Baekhyun tak menjawab. Ia menatap jengah punggung Taeyeon yang menghilang ketika berbelok, Pria itu sebenarnya merasa bahwa semuanya terasa sangat melelahkan. Dimulai dari kejadian penyerangan kemarin dan hari ini dimana Mina masuk kedalam anggota kelompoknya untuk liburan perkemahan nanti. Uh, Ada'kah yang lebih buruk dari ini? Flatnya meledak misalnya.
"Kau yakin bertahan bersama pria itu Coky? Cih, Aku mah tidak."
"Jika saja aku tidak sedang membutuhkan tempat tinggal mungkin aku sudah pergi dari sini."
"Ugh, Intinya majikanmu itu benar - benar menyebalkan, Ia sangat keras kepala Coky."
Sayup - sayup Baekhyun mendengar Taeyeon tengah berdialog dengan seseorang. Namun nampaknya seseorang itu tak membalas sahutannya, Yah, Tentu saja karna ia melampiaskan semuanya pada Coky. Diam - diam Baekhyun pergi ke ruang tengah lalu memperhatikan gadis itu sambil melipat tangan didada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer - BaekYeon Fanfiction
Fanfiction[TAMAT] Memangnya apa itu cinta? Aku tak pernah merasakannya. Berkeinginan pun enggan, malah terkesan jijik. Jika kalian mengatakan aku mahluk ter-kuno sejagat raya, biarkan, lagipula telingaku sudah bosan mendengarnya. Toh, ini hidupku. Kalian tak...