CHAPTER 34 - The Bullets

792 87 20
                                    

Sosok Baekhyun, yang menyeringai bersama Eomma dan Cho.

“Tidak mungkin..”

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak ada yang gadis itu rasakan. Ia kini benar – benar kosong. Rasa kejut telah berhasil merenggut semua nyawanya yang tersisa. Bahkan tanpa tangis, karena hati Taeyeon sudah hancur. Ia kalah, ia tidak dapat menemukan pelaku pembunuhan sang Ayah dan selama ini kejahatan justru hanya berputar – putar padanya.

Dirinya dijebak.

Dan ia akan mati. Ada’kah yang lebih buruk dari pada itu?

Ya, pengkhianatan Baekhyun.

“Kami selalu berpikir bagaimana cara menghancurkan keluarga Kim dengan penuh pertunjukkan yang tidak akan terlupakan atas setiap luka yang telah ditorehkan. Dan aku sangat puas, karena penantianku selama bertahun – tahun telah tercapai. Semua darah akan terbayar dengan darah.”

“Kau bukan ibu kandungku..”

“Ya, karena Kim Yeon Ji memang sudah tewas.”

Taeyeon menggenjang. Tatapannya mulai melemah seiring dengan air mata yang merombak keluar, pelampiasan akan rasa sakit. Gadis itu berusaha mendongak untuk menatap salah satu di antara mereka. Dan ketika netra miliknya bertemu dengan Baekhyun. Taeyeon nyaris tidak percaya bahwa itu sosok Byun Baekhyun. Mata itu terlalu dingin, keji dan kosong.

“KATAKAN PADAKU BAEKHYUN, APA YANG KAU LAKUKAN DI SANA!?” Taeyeon melepaskan teriakan yang amat pilu. Wajahnya sudah memerah disusul nafasnya yang tersengal karuan. Tubuhnya meronta berusaha melepaskan ikatan yang melilit tubuhnya. Gadis itu ingin menerjang Baekhyun sekarang, memukul wajahnya atas segala harapan palsu yang menuntut pengorbanan. Kim Taeyeon ingin membunuh Baekhyun, yang menghancurkannya lebih dari siapapun.

“Apa yang kulakukan di sini?”

Mata Taeyeon memicing tajam saat Baekhyun membalas teriakannya dengan nada datar tak berperasaan. Wajah pria itu berubah suram dan tanpa alasan yang pasti tawa tiba – tiba meluncur bebas dari mulutnya. Taeyeon menahan nafas,

“Aku membunuh Jaewon.”

Gotcha.

Taeyeon mau mati saja.

~*~*~

“Apa kau yakin tidak ingin diantar Jiheon-ah?”

“Aku yakin Ayah, lagi pula rumah Jiwon tidak terlalu jauh dan ini masih pagi.”

Namanya Cho Ji Heon. Seorang gadis cantik berumur 14 tahun yang bersekolah di Jongwon Junior School. Tugas sekolah memang sedikit membuatnya kewalahan, walau begitu ia tetap senang karena akan berkunjung ke rumah Jiwon teman baiknya. Sang Ayah tersenyum saat melihat keberanian sang anak, tidak biasanya, pikir beliau.

“Kau yakin?” Ujarnya kembali memastikan.

“Iya, Ayahku sayang.”

Kyuhyun tertawa lantas mengusak rambut Jiheon dengan gemas, “Baiklah. Hati – hati.”

Setelah berpamitan, Jiheon segera memulai perjalanannya menuju rumah Jiwon. Pagi itu cukup cerah, senyuman gadis itu merekah untuk menyapa beberapa pengguna jalan lainnya. Langkahnya terasa sangat ringan hingga tidak terasa telah sampai di perempatan jalan. Bersama yang lain, Jiheon menunggu traffic light menunjukkan tanda berhenti bagi para pengendara.

Tidak butuh waktu lama, traffic light pun berganti warna. Jiheon merajut langkah untuk menyeberang. Semua itu masih baik – baik saja sampai sesuatu terjadi.

Closer - BaekYeon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang