Mina bak cahaya menyelinap dalam kegelapan. Suasana ruangan itu mulai berubah ketika ketukkan dari sepatu heels yang dikenakkannya menggema. Sudut bibir gadis itu terangkat saat mendapati seseorang disudut ruangan yang dibaluti pakaian serba hitam.
"Hey," Tangan Mina bergerilya manja dibahu sosoknya. Jari lentiknya mulai merambat sampai kepipi dengan lembut namun sosok itu segera menepisnya.
"Bagaimana?" Suaranya berat, penuh intiminasi. Mina tertawa, suka respon to the point yang diberikan sosok itu.
"Aku sudah melakukannya. Bibir Baekhyun sangat manis."
Seringaiannya terbentuk sempurna, tersirat penuh akan kepuasan. Sosok itu membalikkan tubuhnya, menatap wajah Mina ditengah kegelapan bagaikan satu - satunya cahaya. Tangannya terangkat mengelus pipi gadis itu.
"Terimakasih."
"Haha, benar - benar licik."
Ia tidak menjawab, justru menyeringai semakin lebar.
~*~*~
"Taeyeon sudah pergi Hyung."
Ditengah dinginnya angin malam yang berhembus, Baekhyun dan Taehyung duduk termenung dibangku taman dekat flat. Kedua insan itu saling menatap, satu mata tersirat akan kekecewaan sedangkan mata yang lain tersirat akan kekhawatiran. Tangan Baekhyun mengepal, ingin melampiaskan sesuatu.
"Hyung.. Aku sungguhan tidak tau akan berakhir seperti ini, Mina-"
"Jangan sebutkan nama jalang itu."
Taehyung refleks menutup mulut saat suara dingin Baekhyun memotong ucapannya. Amarah yang terpancar dari mata Baekhyun cukup membuat Taehyung merasakan betapa murkanya pria itu terhadap kekasihnya. Atau mungkin, mantan kekasihnya.
Baekhyun tiba - tiba bangkit, mengeluarkan ponsel, mengetik sesuatu dan menempelkan ponselnya di telinga. Taehyung menunggu dalam kecemasan, Ia berharap Baekhyun tidak-
BRAK!
-membanting ponselnya.
Mata Taehyung jatuh pada ponsel Baekhyun yang terlempar menyedihkan dengan layar monitor yang retak. Ia beralih pada Hyungnya yang tampak menstabilkan nafasnya yang terengah - engah. Taehyung bangkit, berusaha menenangkannya.
"Hyung, kumohon. Tenangkan dirimu dulu. Ini sudah malam, lebih baik kita pulang."
"Bagaimana aku bisa tenang Taehyung? Taeyeon menangis karna diriku! Dia pasti salahpaham!"
"Tidak! Taeyeon adalah gadis yang dewasa dimataku. Ia pasti mengerti, terlebih dengan hubunganmu dengan Mina sendiri. Aku bahkan sudah memberitahunya bahwa Mina adalah kekasihku."
Baekhyun langsung terdiam mendengar semuanya. Matanya terpejam sesaat lalu erangan keras pun terdengar. Sungguh, Baekhyun kembali merasakan perasaan khawatir berlebihan seperti ini setelah kematian kedua orang tuanya. Ia tidak tau, ada sesuatu yang mengganjal kuat dalam hatinya, mengaburkan semua fokusnya, pikiran Baekkhyun menguap entah kemana, yang ada hanya gambaran ketika Taeyeon menangis pergi keluar Cafe meninggalkan luka. Baekhyun takut, takut Taeyeon akan membenci dirinya karna insiden ini.
Tangan Baekhyun kembali mengepal dengan keras.
Mina sungguhan parasit. Ia berjanji di universitas besok akan membalas semua perbuatannya. Lihat saja, sekalinya ia seorang gadis Baekhyun tidak akan segan - segan.
"Ayo Hyung."
Lalu tangan Taehyung pun menuntun dirinya kembali pulang ke flat setelah hari yang berat itu. Perasaannya tidak karuan, mata Baekhyun memanas, namun ia mati - matian menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer - BaekYeon Fanfiction
Fanfiction[TAMAT] Memangnya apa itu cinta? Aku tak pernah merasakannya. Berkeinginan pun enggan, malah terkesan jijik. Jika kalian mengatakan aku mahluk ter-kuno sejagat raya, biarkan, lagipula telingaku sudah bosan mendengarnya. Toh, ini hidupku. Kalian tak...