Jika Baekhyun dapat mengulang waktu, ia ingin melakukannya. Jika Baekhyun bisa melupakan sesuatu yang telah hilang dalam hidupnya, pria itu ingin melakukannya. Namun Baekhyun tentu bukanlah seorang malaikat yang bisa melakukan sesuatu yang di namakan sihir. Ia hanya sosok manusia biasa yang berumur 16 tahun, yang paling menyedihkan.
Begitu kesepian.
Baekhyun memeluk lututnya dalam diam. Netra dengan manik madu itu menatap liar ruangannya yang terasa semakin memuakkan. Baekhyun benci dirinya sendiri yang menjadi lemah namun tak dapat memperbaiki apapun. Ketika air mata itu kembali mengalir, dirinya tahu bahwa pecudang tetaplah pecundang.
“Aku tidak lemah..” Lirihan itu menguap di udara.
Baekhyun berpikir mungkin ini semua akan terasa mudah jika ia kembali berharap. Kerutan dahinya terlihat samar ketika tubuhnya bangkit dengan langkah enggan menuju ranjang. Berusaha menyibak selimut lantas kembali berbaring. Kelopak mata itu terpejam lelah atas segala spekulasi dalam dirinya. Baekhyun mendesak dirinya sendiri untuk percaya bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk, yah, mimpi.
Omong kosong.
Kemudian Baekhyun akan kembali terbangun dengan matanya yang sembab. Pria itu sadar bahwa semalam insomnianya kambuh dan bayangan buruk itu datang menemani malamnya yang sunyi. Sekelebat bayangan pada kepalanya membuat dirinya kembali mengingat memori tersebut. Memori yang membuat seorang Byun Baekhyun menjadi lemah seketika.
“Bodoh,” Cibir pria itu setelah melihat penampilan wajahnya di balik cermin. Dengan kesal Baekhyun melangkah menuju wastafel dan membasuh wajahnya. Ia tak mungkin berpenampilan demikian di minggu pagi yang cerah ini. Mungkin menyambutnya akan membuat semuanya terasa lebih baik? Namun nampaknya tak sada yang berpihak pada pria itu tatkala langkahnya melebar menuju ruang makan.
Sesuatu telah terjadi dan membawa rasa kejut pada hatinya. Baekhyun tersentak sampai tak menyadari bahwa ia baru saja menahan nafasnya.
KAU TAKUT
Itu darah.
Seperkian detik selanjutnya Baekhyun sadar bau amis telah menyeruak ke seluruh ruang makan. Tidak ada tanda kekacauan berarti selain meja makannya yang telah berhiaskan darah bertuliskan pesan mengejek. Baekhyun tidak berpikir untuk meminta bantuan karena ia tahu semua itu akan sia – sia. Jadi pria itu hanya terdiam sampai tiba – tiba telinganya mendengar sesuatu.
Dahi Baekhyun mengernyit keras. Suara itu sangat kecil namun familiar.
Dan gambaran akan seekor corgi menggemaskan menjadi alasan tubuhnya yang berlari menuju taman belakang. Tempat di mana suara itu berasal.
Tangannya bergerak cekatan menggeser pintu kaca yang menghubungkannya dengan lahan luas berwarna hijau lantas mencari asal suara lolongan lirih anjing miliknya. Namun baru saja beberapa langkah Baekhyun tekuni, tubuh pria itu tersentak bagai tersetrum listik. Bahunya bergetar dan si iris madu tampak terguncang.
“Tidak.. tidak lagi..” Isakkan kecil meluncur dari bibir pucat milik Baekhyun.
Ia menunduk, tak tahan akan rasa sesak yang menyelubungi hatinya ketika matanya mendapati sosok corgi yang sudah tak bernyawa dengan luka sayatan di perutnya. Bahkan usahanya untuk mendekap anjing tersebut terasa berat karena gerakan lemah pada perut hewan malang itu telah berhenti. Baekhyun terlambat, ia tahu itu.
Kini, siapa yang akan menemaninya?
Kini, siapa lagi yang akan menjadi korban?
Baekhyun lelah, tertekan, dan merasa frustasi akan semua yang terjadi menimpa dirinya. Juga, mengapa polisi – polisi bodoh itu masih belum dapat menangkap pelakunya? Baekhyun tak akan pernah hidup tenang setelah ini. Tidak akan.
Penjahat itu sudah membunuh kedua orang tuanya dan terakhir, hewan peliharaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer - BaekYeon Fanfiction
Fanfiction[TAMAT] Memangnya apa itu cinta? Aku tak pernah merasakannya. Berkeinginan pun enggan, malah terkesan jijik. Jika kalian mengatakan aku mahluk ter-kuno sejagat raya, biarkan, lagipula telingaku sudah bosan mendengarnya. Toh, ini hidupku. Kalian tak...