Kim Taeyeon bertahan. Berusaha bertahan. Gadis itu membeku selagi tangannya meremas ujung roknya dengan gemas. Tawa orang - orang berlomba - lomba masuk ke telinganya bak serangan tak kasat mata. Ia memejamkan mata, menarik nafas. Senyuman manis terbentuk diwajahnya yang pucat.
Gemetaran, Taeyeon mengambil seragamnya dari loker. Menatapnya nanar yang bahkan sudah tak berbentuk. Seseorang tampak merobeknya menggunakan gunting disegala tempat membuat pakaian tersebut terlihat seperti sampah yang siap dibuang. Detik - detik berikutnya nafas si gadis memburu, mati - matian menahan isakkan diujung tenggorokan sembari mendekap pakaiannya dengan erat didada.
Kepala mungilnya menunduk, lantai tampak berembun dimatanya. Dengan cepat Taeyeon segera pergi dari lorong sebelum semuanya berubah semakin buruk. Namun entah apa yang terjadi tiba - tiba saja tubuhnya jatuh dengan keras dilantai, lututnya bergesekkan cepat dan mengeluarkan darah. Rintihan bukanlah tanpa alasan.
"Mencoba untuk kabur eoh?"
Taeyeon membungkam mulutnya menahan isakkan. Pertahanannya sudah runtuh dan ia tidak ingin orang - orang melihatnya. Dirinya terus tertunduk tanpa mempedulikan sepasang sepatu dihadapannya. Seseorang yang menyengkatnya berdecih tak karuan.
"Angkat wajahmu. Sebelum aku menggunakan cara kasar."
Taeyeon memejamkan matanya kuat. Seluruh tubuhnya mulai gemetaran karna ketakutan, hatinya merutuk mengapa dirinya selalu terlihat lemah dan rapuh. Tidak bisa'kah Taeyeon melawan mereka? Sekali saja?
"Kim Taeyeon!!"
Terkejut. Spontan Taeyeon mengangkat kepalanya. Gadis itu menahan nafas saat menyadari apa yang telah ia lakukan. Dengan cepat ia kembali menunduk membiarkan indra pendengarannya disuguhi tawa dan cemooh orang - orang. Kesalahan fatal telah membiarkan mereka melihat sisi lemahnya, air matanya. Melihat reaksi Taeyeon, sosok dihadapannya pun berlutut menyamai posisi mereka. Ia mulai menyeringai lebar.
"Bodoh!"
Kepala Taeyoen tertoleh kekiri dengan paksa. Ya Tuhan, bisa'kah ia tidak mendapatkannya? Taeyeon menggigit bibir bawahnya kuat. Takut sekali isakkannya akan lolos dan membuat mereka semakin puas. Taeyeon menghela nafas pelan, berusaha tegar dari semua perlakuan ini. Gadis itu menunjukkan senyum tipis lalu berusaha bangkit untuk pergi, namun belum sempat ia melakukannya sepasang lengan kekar mencengkal pergelangan tangannya dengan kuat. Refleks langkah Taeyeon berhenti dan ia menoleh ketika tatapan tajam itu cukup mengohok tepat dihatinya.
"Aku sangat membencimu Kim Taeyeon."
Dingin. Menusuk. Mata Taeyeon kembali berkaca - kaca.
"A-a-aku.. tau."
"Enyahlah dari dunia ini."
"Lepaskan aku maka aku akan pergi dari hidupmu."
"Pembohong."
Sejenak keheningan datang menyelimuti mereka. Taeyeon dan sosok itu saling menatap cukup lama. Satu mata tersirat akan kebencian lalu mata yang lain tersirat akan ketakutan.
"Aku sangat membencimu."
Aku tau. Dan akan selalu tau Byun Baekhyun.
~*~*~
Bel pulang telah berbunyi. Murid - murid kelas XI segera membubarkan diri untuk segera pulang namun tak membuat lorong menjadi sepi. Beberapa orang tampak mengambil langkah menuju kantin dan tentu tidak sedikit murid yang masih sempat mengunjungi loker mereka masing - masing untuk menyimpan barang - barang kembali. Salah satu diantara mereka, Kim Taeyeon justru mengambil langkah menuju toilet. Gadis itu diam - diam menahan amarah saat dilihat rok belakangnya yang kotor akibat tinta spidol. Sial, seseorang pasti telah sengaja menumpahkannya dimeja saat ia tidak melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer - BaekYeon Fanfiction
Fanfiction[TAMAT] Memangnya apa itu cinta? Aku tak pernah merasakannya. Berkeinginan pun enggan, malah terkesan jijik. Jika kalian mengatakan aku mahluk ter-kuno sejagat raya, biarkan, lagipula telingaku sudah bosan mendengarnya. Toh, ini hidupku. Kalian tak...