CHAPTER VIII - Yein

1.3K 161 7
                                    

Disebuah ruangan, Tampak 2 orang pria yang tengah bercanda gurau. Tawa dan kekehan cukup menghiasi, Mereka memiliki garis wajah yang tegas namun juga hangat. Keduanya tengah membunuh kebosanan menunggu seseorang. Namun beberapa menit kemudian seorang gadis dengan rambut cokelat legam datang dengan raut wajah khawatir.

"Yein belum datang, Ia juga tidak membalas pesanku." Serunya yang secara tidak langsung mengakhiri obrolan kedua pria itu. Salah satu diantaranya membulatkan matanya, Ia segera bangkit dan mengambil ponsel miliknya berniat menghubungi Yein.

"Kau yakin Seol? Kurasa Yein sedang dalam perjalanan menuju kemari." Pria yang bernama Jun angkat bicara. Ia menghampiri Seol dan mengelus surai rambut gadis itu lembut berusaha menepis rasa khawatir dihati. Seol hanya mengangguk tipis, Ia segera menoleh menatap Cho yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Cho, Apa Yein mengangkatnya?" Tanya Seol segera ketika pria itu menyimpan ponselnya kembali. Cho tidak menjawab, Ia justru menoleh dan menggeleng lemah. Saat itu Seol merasa jiwanya melayang setengah, Bagaimana jika Yein dalam bahaya? Bagaimana jika pria itu menghabisi Yein? Bagaimana-

"Dia akan baik - baik saja Seol. Percaya padaku, Dia memiliki tekad yang kuat. Yein pasti ber-"

BRAK!

Tiba - tiba pintu terbuka dengan keras. Ketiganya refleks menoleh dan menemukan Yein disana dengan kepala tertunduk. Seol langsung memekik khawatir dan menghampiri gadis itu disusul Jun dan Cho.

"Yein, Kau baik - baik saja?"

Seol lantas menyentuh pundak Yein dan sedikit menundukkan kepalanya untuk melihat keadaan Yein. Cho yang terdiam tanpa babibu lagi langsung menggenggam dagu Yein memaksanya untuk mendongak. Seketika saja ketiganya melebarkan saat melihat mata Yein tergenang air mata.

"Aku gagal."

~*~*~

"Hyung, Kau baik - baik saja?"

Baekhyun tersentak ditempat. Wajahnya terlihat lelah dan mata sipit itu pun nampak tak fokus. Taehyung sendiri hanya mampu menghela nafas saat melihat reaksi Baekhyun. Terhitung sudah 10 kali ia menanyakan hal yang sama dan hyung nya itu sama sekali tak menjawabnya. Taehyung tau bahwa sesuatu telah terjadi disini.

Kini hanya tersisa keduanya dikelas, Jam pulang sudah berbunyi dari 20 menit yang lalu tetapi tak ada pergerakan sama sekali dari tubuh Baekhyun. Pria itu bak manekin; Diam dan bisu. Hal ini persis seperti kejadian 10 tahun yang lalu ketika Baekhyun tau kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Ia juga bahkan melakukan aksi mogok makan. Pokoknya mengerikan deh,

"Hyung.. Kau membuatku takut." Taehyung berujar khawatir, Baru saja ia akan menguncang tubuh Baekhyun jika saja pria itu tak menyahut kearahnya.

"Dan aku takut pada Kim Taeyeon."

Gerakan tangannya terhenti dan Taehyung tertegun, Jantungnya mendadak berdegup tak karuan saat nama Taeyeon terucap dari bibir Baekhyun. Rasa panik mulai membuncah didada, Apa jangan - jangan aksi Baekhyun ini berkaitan dengan gadis itu? Terlebih pula ini pertama kalinya Baekhyun mengakui bahwa ia takut pada seorang gadis.

"Apa.. maksud Hyung?" Intonasi suara Taehyung bahkan telah berubah.

"Dia seperti pemeran difilm aksi." Baekhyun menggumam dengan tatapan kosong.

"Hah?"

"Kau tau Tae? Dia seperti pemeran difilm aksi. Bertarung dengan musuh dan berakhir sambil menodongkan senjata. Kim Taeyeon.."

"Hyung, Sadarlah! Kau benar - benar seperti kerasukan!" Taehyung mulai frustasi dengan segala omong kosong yang Baekhyun utarakan. Bertarung? Senjata? Apa Hyungnya ini baru saja mabuk?

"Kaulah yang kerasukan, Tubuhmu tak bisa diam begitu."

"Baekhyun Hyung!!"

"Apa?"

Taehyung mengerjapkan kedua matanya. Terkejut akan reaksi santai yang Baekhyun berikan, Pria itu biasanya selalu balas membentak jika seseorang membentaknya namun kini? Ia bahkan hanya menatap Taehyung dengan datar. Berkat hal ini pria itu yakin Baekhyun positif tengah dikendalikan oleh alkohol.

"Hyung, Ayo pulang." Taehyung pun menyentuh kedua pundak Baekhyun dan membantunya berdiri. Tetapi detik berikutnya Baekhyun justru mendorongnya jauh - jauh sambil berjalan keluar kelas dengan angkuh.

"Aku bisa sendiri."

Heol, Jika saja Baekhyun bukan Hyung kesayangannya Taehyung mungkin tadi sudah menyengkat kakinya agar terjatuh.

~*~*~

Baekhyun menghela nafas. Kepalanya mulai berdenyut sakit saat dirinya baru saja merebahkan tubuh diatas ranjang. Ia menatap langit - langit flat dengan sayu, Tangannya meremas kuat selimut disampingnya. Baekhyun tau ini pasti berhubungan dengan kejadian lusa lalu, Ia benar - benar menganggap remeh ucapan perawat itu. Kini Baekhyun menyesal, Kepalanya serasa ditusuk jarum. Pusing sekali.

"Shhh.. Hhh.." Nafas Baekhyun mulai memburu saat dirasakan paru - parunya perlahan kehabisan pasukan oksigen. Sial, Ia sesak nafas. Dengan tenaga yang tersisa Baekhyun pun berniat mengambil ponselnya di-

KRING KRING

Tuhan memberkatinya. Sebuah panggilan masuk datang, Entah mendapat kekuatan dari mana Baekhyun langsung menarik ponselnya yang berada diatas nakas dengan cepat lalu segera menjawab nomor tersebut seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

"A-annyeong Haseo."

DEG

Baekhyun terdiam. Paru - parunya entah mengapa terasavsemakin sesak saat mendengar suara dari seberang sana. Kim Taeyeon.
Tiba - tiba kepala Baekhyun memaksa pria itu harus mengingat beberapa momen bersama Taeyeon, Ketika gadis itu mengetahui soal kematian orang tuanya dan juga aksi Taeyeon tadi saat menodong pistol pada seseorang tanpa rasa takut sekalipun. Kepala Baekhyun tertunduk, Ia menggigit bibir bawahnya kuat.

"B-baekhyun-ah.. Aku.. Maafkan aku."

Kenapa kau harus meminta maaf Bodoh? Batin Baekhyun tanpa sadar.

Tubuh Baekhyun mendadak memberat kesamping. Namun ia segera sadar dan menegakkan tubuhnya kembali dengan susah payah, Tanpa sadar Baekhyun kembali meringis kesakitan saat kepalanya semakin terasa sakit. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, Sebuah darah mengalir melewati mulutnya. Sial, Sejak kapan Baekhyun mimisan?

"Baekhyun?"

"Apa kau baik - baik saja disana?"

"Baek! Baekhyun! Apa yang terjadi?"

"T-tolong.. Hubungi.. shh.. Taehyung."

BRUG.

Tepat setelah itu Baekhyun langsung jatuh tersungkur dilantai dengan ponsel yang terus berbunyi memanggil namanya.

Disisi lain Taeyeon nampak terkejut oleh suara seseorang yang jatuh dari seberang sana, Ia berusaha untuk terus menyahuti Baekhyun agar pria itu berbicara namun nihil, Yang menjawab hanyalah sebuah kekosongan. Wajahnya amat ketara khawatir dan tak bisa dipungkiri ia sangat ingin bertemu pria itu sekarang walaupun logikanya menolak. Dan sayang sekali Taeyeon tak dapat mendengar dengan baik ucapan Baekhyun barusan, Suaranya terlalu kecil bak cicitan tikus. Yang terdengar jika ia tak salah hanya kata 'tolong', Setelah itu justru gemersik aneh.

Oke, Ini mudah Taeyeon. Kau hanya mengecek Baekhyun dirumahnya, Itu saja. Jika pria itu mengusirmu maka kau akan tetap tinggal dan jika pria itu dalam keadaan yang kurang memungkinkan Taeyeon juga akan tetap tinggal. Hmm.. Dirinya sedikit pemaksa.

"Oppa. Apa kau bisa melacak rumah seseorang dari nomor ponsel?"

"Jika dengan itu kau dapat menjelaskan apa yang terjadi. Aku siap."

Tubuh Taeyeon membeku. Matanya balas menatap tatapan pria dihadapannya dengan lurus. Ada rasa tak suka saat mendengar apa yang ia katakan. Namun pada akhirnya Taeyeon hanya mampu menghela nafas panjang.

"Aku.. Tak siap Cho."

"Kau harus siap Yein."

Endingnya gantung ya?🙈🙈

Closer - BaekYeon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang