Sudah berkali-kali Axel melirik dengan murung jam dinding dikelasnya. Suasana kelas yang membosankan tanpa satupun yang nyaman diajak bicara.
Axel melirik ke sebelah kanannya, ia mendengus geli saat melihat Rey sedang tertidur pulas dimejanya. Ia juga menoleh ke belakang, kearah tempat duduk Dilan, cowok berbadan besar itu sedang memainkan ponselnya diam-diam di laci mejanya.
"Ssst." bisik Axel.
Rey tidak bangun.
"Woy! Dilan!" bisik Axel juga yang cukup terdengar oleh Dilan.
Tapi, saat Axel menengok ke belakang, Dilan hanya menatapnya sekilas lalu balik bermain ponselnya.
Axel mendengus pasrah.
Axel pun membuka ponselnya dan mulai bermain dengan ponselnya. Tapi karena Axel baru saja me-reset HP nya semalam, semua games yang ada di HP nya kini dipindahkan ke laptopnya. Sungguh, membuat Axel mendengus jengkel. Lalu karena bosan, Axel membuka dan melihat list dari kontak-kontaknya. Lalu matanya tertuju pada nama 'Eliza'.
Axel pun mencoba untuk mengirim pesan kepada Eliza.
Axel : Eliz! Lo marah ya sama gue? Yang gara-gara pas semalam itu bukan? Kalo marah, plis maafin gue.
Sejurus kemudian, ponsel Axel bergetar, bertanda ada pesan masuk.
Eliza Si Pemarah : iya gue maafin.
Axel mengerutkan jidatnya. Eliza membalas pesannya sangat cepat, sepertinya Eliza juga sedang bosan dikelas maka sedang memainkan ponselnya. Atau Eliza memang sedang menunggu pesan dari Axel?
Ah! Gue nya aja yang kepedean, batin Axel.
Rasa bosan kembali merebut nyawa Axel. Eh? Kesadisan, ya?
Karena bosan menyerangnya lagi, Axel mengirim pesan lagi kepada Eliza.
Axel : Oke, baguslah kalo lo sudah maafin gue. Gue traktir lo makan deh di kantin, sebagai permintaan terima kasih sudah memaafkan seorang Axelius Hanska Saverio.
Tidak sampai lima detik, ponsel Axel kembali bergetar. Ada balasan dari Eliza.
Eliza Si Pemarah : serius? seriusan lu mau traktir gue? oke sip. aku menunggu traktiran muuu.
Tanpa disadari, Axel tersenyum geli sambil menatap ponselnya itu.
---:-:-:---
"Liz! Mau kemana?" tanya Rachel keheranan melihat Eliza sudah sampai diluar kelas.
"Mau kekantin. Gue mau ditraktir Axel." jawab Eliza.
"Ha? Ditraktir? Ih! Gue juga mau!" rengek Jocelyn.
"Ya udah, yok. Ikut sini sama gue." ajak Eliza, lalu Rachel dan Jocelyn pun berlari mengikuti Eliza.
Begitu sampai dikantin, Eliza melihat Axel melambaikan tangannya di tempat duduk kantin terpojok bersama Rey dan Dilan. Eliza pun berjalan sambil terengah-engah kearah sana.
"Kenapa lu? Kok kelihatannya capek banget." tanya Axel kepada Eliza.
"Gue lari kesini. Gak sabar mau ditraktir." ucap Eliza penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Axel
Ficção AdolescenteEliza tidak tahu kenapa cowok berbadan kurus ceking dan jangkung itu selalu mengganggu dan membuatnya kesal. Selalu ada saja ledekan yang membuatnya benci kepada cowok itu. Cowok itu juga selalu berhasil membuatnya menahan seluruh emosi sampai di ti...