12th

53 2 0
                                    

"Axel." panggil seseorang saat Axel baru saja meraih tas sekolahnya dan bersiap untuk pulang.

Axel menoleh dan dilihatnya, ada Mikaela sudah berdiri dihadapannya.

"Maafin aku." ucap Mikaela dengan mata berkaca-kaca.

Axel hanya terdiam menatap gadis dihadapannya itu dengan penuh kebencian dan beranjak meninggalkan Mikeala. Tapi Mikaela menahan lengan Axel, lalu Axel dengan cepatnya menepis tangan Mikaela. Ia menatap Mikaela tajam. "Awas lo.".

"Kenapa sih lo gak mau maafin gue? Susah banget ya untuk maafin gue? Gue udah ribuan kali minta maaf, Xel!".

Axel menunjukkan seringai nya yang terkesan menyindir. "Susah banget ya untuk maafin lu? Iya. Iya, susah. Susah. Susah banget, Mik. Apa yang lo lakuin ke gue waktu itu benar-benar menyakitkan. Gue kira lo bisa jadi cewek yang gue sayang untuk selamanya, tapi ternyata enggak. Lo cuman menyinggah dihati gue sebentar dan nyakitin hati gue, lalu lo tinggalin gue." ucap Axel penuh amarah.

"Sekarang gue gak mau tinggalin lo lagi! Ini sekarang gue mati-matian minta lo untuk maafin gue lalu kita bisa mulai dari awal lagi." balas Mikaela.

"Gak, Mik. It's not the same anymore. Gak segampang itu untuk mulai dari awal. Lagian, gue juga udah suka sama cewek lain." kata Axel seraya mengerlingkan matanya lalu pergi meninggalkan Mikaela. Membiarkan Mikaela yang bergeming ditempat begitu saja.

---:-:-:---

"Xel.".

"Apa?".

"Lo balikan sama Mikaela?" tanya Rey dengan sangat pelan. Nyaris tidak terdengar. Bahkan tidak seperti bisikan, lebih seperti mulut yang mangap-mangap saja tanpa suara.

Axel membulatkan matanya. "Gak! Gue gak pernah mau sama dia lagi.".

"Oh. Selow dulu dong, bro. Jangan kaget gitu. Gue cuman nanya doang kok, sumpah." kata Rey.

"Iye, lu juga selow dong.".

"Pokoknya jangan sama Mikaela lagi, ya, Xel" ucap Rey. "Jangan aja! Jangan sampai!".

Axel menaikkan sebelah alisnya. Kebingungan. Seperti ingin meminta penjelasan.

"Jangan kasih dia kesempatan lagi. Dia cewek jahat. Dia cewek yang bikin lu mewek dan nangis-nangis kayak orang gila. Oke?" kata Rey. Sahabatnya itu hanya terdiam.

"Mending sekarang lo fokus sama cewek yang selama ini ada didepan mata lo, Xel. Jangan biarkan kesempatan ini menjadi sia-sia." ucap Rey lebay.

Axel hanya tertawa geli lalu menjitak jidat Rey. Dan Rey hanya meringis kesakitan.

"Sakit, dodol!" geram Rey seraya mengusap-usap jidatnya.

"Elo sih, gak jelas banget." kekeh Axel.

"Kalo suka sama Eliza, gas aja langsu...".

"Siapa yang suka Eli...".

"Elo! Elo yang suka Eliza!".

"Sok tahu banget sih lu jadi orang." cibir Axel.

Rey hanya terkekeh pelan. "Cieee yang salting.".

He's AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang