Acara kontes modeling baru saja dimulai. Sesudah host acara melakukan pembukaan, para kontestan dari beberapa sekolah menaiki panggung dan catwalk diatasnya. Lebih dari duapuluh sekolah menghadiri acara tersebut. Dan tahun ini, sekolah SMA Jaya Merah adalah tempat pelaksanaan kontes modeling nya.
"Itu cewek dari SMA Shinawatra, lihat! Cantik bener!" seru Rey. Matanya berbinar-binar.
Dilan menoyor kepala Rey. "Mata lo kegatelan banget, dah.".
"Duh, Lan. Kapan lagi gue ngelihat beginian. Apalagi acaranya di sekolah kita. Lihat tuh, banyak cewek-cewek cantik. Surga, man!" ucap Rey semangat.
Axel dan Dilan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Axel menunggu Mikaela untuk berada di panggung, namun tak kunjung terlihat, begitu pula dengan Eliza.
"Eh, Xel. Cewek yang dari sekolah kita kok belom muncul-muncul, sih?" tanya Dilan.
Axel mengernyit. "Mana gue tau.".
"Yeeeh, pacar lo kan ikut. Gue kira lo tahu.".
"Shhhh... Cewek-cewek dari sekolah lain gak kalah cantik sama yang dari sekolah kita, kok. Dih, bawel banget kalian. Udah, lah. Enjoy the show." timpal Rey.
Rey pun dihadiahi dua jitakan kencang dari Axel dan Dilan.
Beda tempat, lain cerita. Eliza dikepung oleh Mikaela dengan dua kacungnya yang baru, Astrid dan Vonny.
"Awas! Bentar lagi giliran gue mau naik ke panggung!" teriakan Eliza menggema di toilet perempuan.
"Ngaca, woi! Bentar lagi juga giliran gue mau catwalk! Tapi gue harus ngurusin elu dulu!" Mikaela juga ikut berteriak.
"Peduli amat sama gue sampai di urusin segala." cibir Eliza.
"Mulutnya bisa diam, gak?!?".
Eliza pun terdiam. Ingin tahu, apa yang diinginkan Mikaela. Mikaela menatap Eliza dari atas sampai bawah dengan tatapan meremehkan. Eliza yang merasa risih dengan hal tersebut, lantas menyapu pandangannya ke arah Astrid dan Vonny. "Beli pembantu baru lagi?" tanyanya.
Mikaela mengernyitkan keningnya. "Pembantu apaan?".
"Tuh." kata Eliza seraya menunjuk kearah Astrid dan Vonny.
"Gak usah asal ngomong lo, ya!" kali ini Vonny yang berteriak maju.
Astrid langsung mengeluarkan gunting dari saku roknya dan memberikannya kepada Mikaela. Mata Eliza membulat, apa yang diinginkan Mikaela dengan gunting itu? Tangan Eliza terkepal di samping tubuhnya sampai buku jemarinya memucat. "Guntingnya untuk apa, Kaela?" tanya Eliza gamang.
"Menurut lo? Just guess." tercetak seculas senyum licik di ujung bibir Mikaela. Mikaela maju selangkah sampai tubuhnya yang langsing dan semampai benar-benar tidak berjarak dengan Eliza. "Hari ini kontes modeling, dan kalo mau menang, wajah lo harus cantik. Jadi, bagaimana kalo rambut lo gue ubah, biar different? Hm? Mau?" tanya Mikaela dengan bola mata seperti mau keluar, ditambah softlens biru muda yang melapisi pupil matanya membuat tatapan cewek itu semakin menyeramkan.
Eliza menoleh ke kiri dan ke kanan, Astrid dan Vonny memblokade posisi Eliza agar ia tidak kabur.
"Mau lo apa, Kaela? Gue mohon, jangan potong rambut gue, plis." ucap Eliza dengan nada suara gemetar.
"Siapa yang suruh lo memohon?".
"Lo udah dapetin Axel, Kaela! Plis! Jangan! Gue gak tahu lo mau apa lagi!" Eliza nyaris menangis.
Mikaela menyengir kala melihat reaksi Eliza. "Lo gak tahu mau gue apa lagi? Barusan gue bilang, gue mau ubah penampilan rambut lo biar lebih stylish.".
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Axel
Teen FictionEliza tidak tahu kenapa cowok berbadan kurus ceking dan jangkung itu selalu mengganggu dan membuatnya kesal. Selalu ada saja ledekan yang membuatnya benci kepada cowok itu. Cowok itu juga selalu berhasil membuatnya menahan seluruh emosi sampai di ti...