"Mamaaa... Putri cantikmu yang sangat baik hati ini sudah pulang!" teriak Eliza sambil menuju dapur untuk minum.
Mama Eliza menunjukkan dirinya yang baru saja keluar dari kamar.
"Mana Axel? Kamu pulang sama siapa tadi?" tanya mama.
Bukannya nanyain gue, malah nanyain Axel. Anaknya emang siapa sih?, batin Eliza.
"Tadi Liza pulang naik ojek.".
"Kenapa gak sama Axel aja?".
"Dia nya nyebelin.".
"Pasti berantem lagi.".
"Yah, begitulah.".
Eliza masuk kedalam kamar, menyumpah serapahi dalam hatinya. Sudah bisa kalian tebak, siapa yang ada di blacklist Eliza.
---:-:-:---
Axel duduk di depan sekolah. Sudah pulang sekolah, namun Axel sedang malas bermain basket bersama teman-temannya. Tadi ia dipaksa oleh Rey dan Dilan. Kekuatan Dilan yang selalu lebih kuat dari Axel, mencoba menarik Axel menuju lapangan untuk bermain, tapi karena kemarahan sedang menguasai Axel, kekuatan Axel menaik drastis sampai membuat Dilan terengah-engah menarik Axel. Dan kini, Rey dan Dilan memata-matai Axel dari belakang, ingin mencari tahu alasan mengapa sohib karib nya yang ini bersikap sedemikian.
Axel masih duduk didepan sekolah, dan entah mengapa ia yakin bahwa Eliza akan melewatinya, atau datang kepadanya. Entahlah, itu hanyalah firasatnya.
Dan benar saja, selang beberapa menit, seorang cewek bertubuh mungil berjalan sambil membawa plastik berisi satu bungkus gado-gado.
Cewek mungil itu tidak menyadari keberadaan Axel, dan tidak menyadari bahwa Axel telah memperhatikannya sedari tadi.
"Liz, gue disini." sahut Axel, suaranya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, namun masih bisa terdengar oleh telinga Eliza.
Eliza terlonjak kaget. Tubuh mungilnya langsung berbalik menatap cowok yang sedang duduk dengan wajah datar.
"Axel! Buat gue kaget aja. Dicari gak ketemu, gak dicari malah ketemu." Eliza mendumel, membuat Axel menatap wajah kesal Eliza yang menggemaskan dengan kedua sudut ujung bibir yang berkedut menahan tawa.
"Jadi, dari tadi lo nyariin gue? Cieee..." ledek Axel.
"Dih? Apa-apaan sih." cibir Eliza.
"Liz.".
"Apa?".
"Gue minta maaf, ya.".
Eliza terdiam sejenak. "Gak, Xel. Selama ini lu yang sering minta maaf padahal salah gue. Jadi gue yang minta maaf. Lu bener, gue memang pemarah dan emosian. Tapi gak tahu, itu memang sifat gue dari dulu. Jadi terima aja ya sifat gue ini. Kalau gue marah-marah dan bentak-bentak lu, gue cuman bisa bilang, mohon bersabar ini ujian." kekeh Eliza.
Tawa Axel meluncur akhirnya.
"Ketawa nya kencang banget, mas. Sampai bergema." kekeh Eliza lagi.
"Eh, tunggu. Gue mau minta maaf, karena gue juga ada salah, waktu kita berantem, gue malah ninggalin lu begitu saja. Maaf, ya." kata Axel.
"Iya, gue maafin.".
Rey dan Dilan yang sedari tadi menyaksi momen penuh asmara yang diperankan oleh Eliza dan Axel, hanya tersenyum penuh arti.
---:-:-:---
Esokan harinya, Minggu. Yang berarti libur.
Eliza berdiri didepan rumahnya, menghirup udara yang benar-benar terasa berbeda. Eliza memejamkan mata menikmati angin yang menerpa. Rencana Eliza, kali ini ia ingin lari pagi ditengah suasana yang sejuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's Axel
Fiksi RemajaEliza tidak tahu kenapa cowok berbadan kurus ceking dan jangkung itu selalu mengganggu dan membuatnya kesal. Selalu ada saja ledekan yang membuatnya benci kepada cowok itu. Cowok itu juga selalu berhasil membuatnya menahan seluruh emosi sampai di ti...