26th

45 2 0
                                    

Elizabeth sudah kembali ke Indonesia. Wanita itu duduk di belakang dengan Ezra menyetir. Mengapa duduk di belakang? Elizabeth tidak suka duduk di depan, di kursi penumpang. Alasannya? Tidak ada yang tahu alasannya kecuali dirinya dan Tuhan.

"Ma." Ezra memanggil.

"Apa?".

"Eliza lagi dirumah, karena abang hukum.".

Alis Elizabeth bertaut. "Dihukum kenapa?".

"Dia ditemukan dalam keadaan mabuk sekitar sebulan yang lalu di Yogyakarta pas liburan singkat dari sekolah." jelas Ezra. Jujur, Ezra sendiri gugup ketika ingin melaporkan hal tersebut ke Elizabeth.

Elizabeth mengerutkan dahinya. "Mabuk? Mabuk gimana?".

"Yah, mabuk karena alkohol. Dibawa sama pacarnya. Tapi keadaan Eliza gak apa-apa, kok. Cuman mabuk, gak ada yang macam-macam.".

"Oh.".

Oh?, batin Ezra. Ini emak sudah gila? Putrinya mabuk. Helaaaw?

"Ma." Ezra memanggilnya lagi.

"Ada apa lagi?".

"Mama gak marah?".

"Yah, asal gak ngapa-ngapain sama pacarnya mah mama fine-fine aja, sih.".

Wow... Well, setidaknya Eliza tidak harus khawatir begitu mama nya sudah balik ke rumah.

---:-:-:---

Jam sudah menunjukkan pukul duabelas malam namun Eliza belum juga tertidur. Saat mengetahui bahwa mamanya akan pulang hari itu juga, Eliza sudah meringkuk di kasur ketika pukul tujuh malam. Biasanya, Eliza baru masuk ke kamar untuk tidur saat jam sembilan. Yah, ia menghindari Elizabeth. Ketika Elizabeth baru masuk ke dalam rumah, wanita itu melihat putrinya sedang tertidur pulas, maka itu Elizabeth tidak ingin mengganggu dan masuk ke kamarnya. Padahal, Eliza menutup mata saja tidak. Ia bersembunyi di balik selimut.

Dan kini sudah pukul duabelas malam lebih, Eliza masih juga belum ngantuk. Ia berjalan diam-diam keluar dari kamar, dan menuruni tangga pelan-pelan menuju dapur. Ah, ketahuan. Ezra sedang ada di dapur sambil membuka kulkas.

"Belom tidur? Mukanya masih kelihatan seger gitu." kata Ezra.

Eliza menyengir kuda. "Iya, belum ngantuk.".

"Terus, ngapain kesini?".

"Mau ambil susu.".

Ezra mengambil susu kotak rasa cokelat dan memberikannya kepada Eliza.

"Betewe, mama udah tidur?" tanya Eliza.

"Udah, mama capek. Pas nyampe rumah, langsung mandi, lalu bobo.".

"Oooh... Dan, abang kasih tahu tentang yang gue mabuk itu, kagak?".

Ezra mengangguk sambil menguap lebar.

Mata Eliza membelalak. "Terus terus, mama marah?".

"Enggak.".

Mata Eliza semakin melebar, bola matanya nyaris copot. "Bohong?!? Serius mama gak marah?".

"Shhhh... Kecilin suaranya." cibir Ezra.

He's AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang