"Eliz, mau gak ikut lomba model atau yang berhubungan dengan fashion show dan photoshoots, gitu? Mau gak? Kan lumayan! Lu audisi doang, lalu disuruh catwalk gitu, lalu foto-foto gitu. Mau gak? Mau, yah? Kalo mau gue daftarin, nih. Lagian, kan, lu cantik. Kecantikan super. Kekuatan lu itu kecantikan. Eh, gak juga, sih, elu kan jago karate, ya? Jadi kekuatan lu itu kecantikan dan karate!" tanya Jocelyn panjang lebar, heboh.
Eliza memesan sebotol minuman isotonik sebelum menjawab pertanyaan Jocelyn. Lalu akhirnya ia menjawab, "Gak, maaf. Gue harus fokus belajar.".
Rachel langsung mencerocos. "Emang lu pernah belajar?".
Eliza langsung menyengir kuda.
"Ikut, Liz! Kan, kalo lo famous, gue sama Rachel juga ikutan famous!" kekeh Jocelyn.
Rachel menoyor kepala Jocelyn. "Enak banget, kalo lu mau famous, lu aja yang ikut lomba nya.".
"Enggak bisa, Chel. Gue terlalu cantik, percaya deh, saking cantiknya, lomba modeling nya langsung bangkrut." jawab Jocelyn. Membuat Eliza dan Rachel tertawa terbahak-bahak.
"Ikut, lah. Kapan lagi, Liz." kata Jocelyn.
"Males, Lyn.".
"Ayolaaah!".
"Gak.".
"Please!".
"No, I don't want to.".
"Pretty please.".
"Astaga, Lyn. Gue sumpelin mulut lu pake sepatu, nih!" ancam Eliza.
Jocelyn langsung berteriak heboh dan lari. Dikejarlah Jocelyn oleh Eliza. Rachel hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rachel hendak mengikuti aksi kejar-kejaran bersama Eliza dan Jocelyn. Namun, Rachel berdiri dari posisi duduknya saat melihat Axel lewat. "Eh! Liza! Ada Ax....".
Perkataan Rachel terhenti di ujung bibir. Matanya menangkap sosok gadis di sebelah Axel. Cantik, putih, tinggi, setinggi Axel-lah, mungkin lebih pendek 5 cm. Cantik, like cantik banget. Dan barulah ketika Axel dengan cewek itu semakin dekat di pandangan Rachel, dia tersadar bahwa tadinya dia memuji seorang Mikaela Driaci. Dan, ini membuat Rachel cukup syok. Ini bukan hal biasa!
Mengapa Axelius Hanska Saverio sedang berjalan berdampingan dengan Mikaela Driaci? Apa Rachel salah lihat? Tidak mungkin! Justru penglihatan Rachel paling sehat di antara Eliza dan Jocelyn.
Akhirnya, Eliza dan Jocelyn sudah balik. Mereka sudah berdiri disamping Rachel. Napas mereka tersengal-sengal.
"Sakit tau pukulannya Eliza!" cibir Jocelyn.
"Makanya! Don't mess with me." jawab Eliza lalu menggelitik leher Jocelyn.
"Liz! Lihat itu!" kata Rachel seraya menunjuk kearah Axel dan Mikaela.
Tubuh Eliza membeku saat melihat Axel tengah berjalan bersama Mikaela. Mereka berdua sedang berada di parkiran sekolah yang letaknya tak jauh dari warung yang sedang ditempati Eliza. Axel menyodorkan helm kepada Mikaela, helm yang biasa Eliza pakai setiap ia naik motor dengan Axel. Mesin motor sudah di nyalakan. Lalu motor itu melesat kencang dari pandangan.
Eliza terus menatap kearah tersebut, padahal sudah tidak ada lagi sosok Axel dan Mikaela. Perasaannya kembali dicubit.
"Liz, kenapa?" tanya Rachel.
Barulah Eliza tersadar. "Eh? Maaf. Gak apa-apa. Yok, pulang.".
---:-:-:---
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Axel
Genç KurguEliza tidak tahu kenapa cowok berbadan kurus ceking dan jangkung itu selalu mengganggu dan membuatnya kesal. Selalu ada saja ledekan yang membuatnya benci kepada cowok itu. Cowok itu juga selalu berhasil membuatnya menahan seluruh emosi sampai di ti...