"Bagaimana keadaannya dokter?"
Tanya Junhoe pada dokter yang telah selesei memeriksa."Berdasarkan pemeriksaan dia baik-baik saja. Tidak ada luka yang serius. Kepalanya juga baik-baik saja. Meski terbentur benda keras kurasa tidak ada luka dalam. Namun untuk kakinya, kurasa dia butuh beberapa minggu untuk memulihkannya kembali" jawab sang dokter.
Junhoe memandangi tubuh pasien yang terbaring dengan balutan perban dikepalanya di ranjang itu.
"Lalu untuk balapan?" Tanya Junhoe lagi.
"Kurasa dia harus absen dulu. Kalau tidak cedera engkel nya akan bertambah parah kalau dia nekat." Jawab dokter.
"Oh.. aku mengerti dokter. Terima kasih" ucap Junhoe.
Dokter menjawab dengan senyuman dan bergegas pergi meninggalkan Junhoe di ruang UGD.
Junhoe menarik kursi dan duduk di samping ranjang Yuju. Lama ia memandang ke wajah Yuju. Wajah Yuju yang polos.
"Hhhh.." Yuju merintih.
Ia sudah sadar dan membuka matanya perlahan. Pandangannya samar-samar hingga dengan jelas ia menemukan sosok June yang duduk di samping ranjangnya. Ia mencoba mengingat kejadian yang baru ia alami.Ia ingat sekarang, dan sadar ada dimana dia berada sekarang. Perlahan ia berkata
"Bagaimana dengan balapannya?""Apa itu yang seharusnya kau khawatirkan?" June balik bertanya. Ia heran kenapa justru itu yang ia tanyakan saat ia bangun, apa dia tidak khawatir dengan keadaannya.
Yuju mengangkat selimutnya kewajahnya. Berusaha menutupi tangisnya yang pecah.
Hiks.. hiks.. hiks..
Terdengar suara tangisan dari balik selimut."Apa kau menangis sekarang?" Tanya June. "Apakah lukamu sesakit itu?" Lanjutnya.
"Hiks.. aku menangis bukan karna sakitku" jawab Yuju.
"Lalu?"
Yuju tidak menjawab, ia masih terisak dengan tangisnya. June mengerti pasti Yuju beranggapan bahwa ia kalah dan harus meninggalkan balap.
"Simpan tangismu itu untuk kemenangan kita nanti. Kalo kita menang kau baru boleh menangis" ucap June.
Yuju membuka selimutnya sedikit, memperlihatkan kedua matanya yang sembab. "Apa maksudmu? Kita? Apa artinya kita bisa bekerja sama?" Tanya Yuju.
June berdiri dari duduknya.
"Apa kau perlu penjelasan lagi?"
Jawab June ketus. Bahkan setelah kejadian ini sikapnya masih sama pada Yuju."Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang" ucap June. Meski begitu, paling tidak ia pria bertanggung jawab.
***
Jimin mondar-mandir di teras depan rumahnya. Sesekali ia mengecek ponselnya.
"Aishh gadis ini kemana dia?" Gumamnya.Ceklek
Pintu rumah terbuka dan nampaklah seseorang dari balik pintu."Apa dia belum datang?" Tanya presdir Park, ia bergegas untuk berangkat bekerja.
"Oh.. Belum" jawab Jimin pendek.
Presdir Park melihat jam ditangannya.
"Ini sudah siang dan aku harus bekerja. Lain kali saja kenalkan dia padaku" ucap presdir Park."Iya.. baiklah ayah. Hati-hati dijalan"
Ada rasa kecewa di wajah Jimin. Presdir Park menyadari hal itu."Apa kau kecewa karna dia tidak datang?" Tanyanya.
Jimin mengangguk. "Aku mau mengenalkan dia padamu ayah. Tapi ia tidak datang. Apa dia.... " Jimin ragu melanjutkan perkataannya.
"Jimin-ah. Kalau dia benar2 teman sejatimu maka kau harus percaya padanya. Seorang teman akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk teman lainnya. Pasti ada suatu alasan hingga ia tidak bisa datang. Buang semua fikiran negatifmu tentangnya. Dan segera cari tau apa yang terjadi, jika kau benar2 menganggap ia teman sejatimu"
Jimin kembali mengangguk.
"Ayah berangkat dulu"
Presdir park berjalan ke mobil yang terparkir di halaman."Tunggu ayah" teriak Jimin. Presdir Park menghentikan langkahnya.
Jimin berlari mendekat."Apa aku boleh minta sesuatu?"
***
Sebuah taksi berjalan memasuki halaman rumah Yuju.
"Kita sudah sampai. Terima kasih. Kau silakan pulang" ucap Yuju pada June.
June tidak menjawab. Ia malah membuka pintu di sebelahnya. Berjalan keluar dan membukakan pintu untuk Yuju. Diulurkannya tangannya, berniat untuk membantu Yuju berjalan.
"Aku bisa sendiri" ucap Yuju.
Lagi-lagi June tidak menjawab. Ia masih bertahan dengan uluran tangannya. Akhirnya Yuju menyerah dan meraih tangan besar berotot itu. Membiarkan ia membantu jalannya.
***
"Oh baiklah manajer Kang. Aku mengerti" ucap manajer Kim menutup teleponnya.
"Kita lanjutkan sampai mana tadi?" Tanyanya pada Jungkook yang dari tadi duduk di ruangannya.
"Kolaborasi musim semi" jawab Jungkook.
"Oh.. iya. Jadi kau akan kujadwalkan akan mengikuti kolaborasi tersebut di musim semi mendatang. Tapi aku belum memutuskan siapa yang akan jadi partnermu. Nanti akan kuinfokan lagi" jelas manajer Kim.
"Baik manajer" jawab Jungkook.
"Iya. Kau boleh pergi sekarang"
"Manajer. Apa tadi yang menelepon manajer Kang? Boleh aku tau apa yang terjadi?" Tanya Jungkook.
***
Jimin bosan menemani Seolhyun untuk berbelanja pakaian. Berkali-kali Seolhyun mencoba beberapa mode pakaian namun tidak ada yang cocok baginya.
"Apa kau menelponku hanya untuk ini?" Tanya Jimin.
"Kenapa? Apa kau tidak suka jalan denganku?"
"Bukan begitu. Aku tidak nyaman berada di tempat umum seperti ini" jawab Jimin.
"Tenang. Toko ini aman dari fans mu yang agresif2 itu. Ini hanya untuk pelanggan VVIP" Jawab Seolhyun dengan tenangnya. Ia masih sibuk dengan baju-bajunya.
"Meski begitu cepatlah" rengek Jimin.
Bip bip bip
Jimin mengambil ponsel dari saku celananya. Sebuah pesan dari Jungkook.
Raut mukanya berubah membaca pesan itu."Maaf Seolhyun-ah aku harus pergi sekarang. Kau bisa kan pulang sendiri?" Kata Jimin.
Ia segera memakai masker dan topinya kembali. Tak lupa juga jaketnya, lalu berlari keluar toko.
"Hei.. kau mau kemana?" Tanya Seolhyun yang tidak mendapat jawaban dari Jimin.
Pesan dari Jungkook :
"Hyung. Apa kau sudah tau hal ini? Yuju noona kecelakaan. Sekarang kami sedang perjalanan kerumahnya untuk menjenguk."Jimin mengetik sesuatu di ponselnya
To Jaemin hyung
"Hyung jemput aku. Kau akan mendapat jackpot"Jimin masih setengah berlari menuju lobby mall.
E28 END
------------------------------------------------------
Haiiii... mian ya baru bisa update
Lagi kena sindrom drama taiwan "Behind Your Smile" ni. Jadi maraton dulu baru bisa bikin FF
Jeongmal mianhe 😄😄
.
BTS uda comeback
Nunggu GFRIEND comeback juga maret ntar.. hmm makin sibuk ya 😅😅
.
Happy reading. Olease vote and comments
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Life ... You
FanfictionBerawal dari sebuah kesalahan Tapi saya tidak menyesal dengan kesalahan itu Karna dalam hidupku, kamulah sejatinya untukku. - Jimin & Yuju-