Keputusan

623 69 12
                                    

Uda up nih..
Jangan lupa pencet bintang n komen ya...
Pergi dulu sebelum ditimpukin pembaca 😂😂

===%%%===

"Kalau begitu putus saja"

Suara itu cukup menendang keras pendengaran Jimin. Pandangannya yang masih menunduk tak mampu ia angkat, sejenak ia terdiam. Lalu pandangannya beralih pada wanita di depannya.

Tatapan Jimin menajam.
"Bagaimana bisa anda berkata seperti itu, nyonya Park?"

Nyonya Park? Hmm.. ya, Sampai sekarang Jimin belum terbiasa memanggil ibu barunya dengan sebutan ibu. Ia lebih nyaman memanggilnya dengan sebutan nyonya Park. Meski ia sudah bisa menerimanya di keluarga Park, namun ia belum terbiasa memanggilnya ibu...

Semua nampak diam. Begitu juga dengan Tuan Park dan Yuju...

"Semua akan selesai jika kalian tidak ada hubungan apa-apa kan, nak??..
Kau bisa melanjutkan aktifitasmu dengan lancar dan dia juga tidak harus ikut menanggung masalah ini" jelas nyonya Park.

"Apa kau tidak memikirkan perasaanku jika aku putus dengannya?" Tanya Jimin.

"Jimin-ah"
kali ini giliran tuan Park yang bicara.

"Semua ini demi kebaikanmu. Aku tau bagaimana perasaanmu. Namun masalah yang akan kau hadapi nanti lebih besar dari apa yang kau bayangkan. Kau harus memikirkan itu. Kami hanya tidak ingin kau terjebak dalam situasi yang akan membuatmu hancur atau menderita.." jelas tuan Park.

Jimin menghembuskan nafasnya pelan.
"Bukan seperti ini yang kuharapkan saat mengumpulkan kalian disini. Apa kalian tidak bisa memberiku solusi lain selain itu?" Jimin mulai frustasi.

"Mungkin ini terdengar egois. Tapi aku hanya ingin melakukan apa yang ingin ku lakukan. Selama ini aku selalu ragu terhadap keinginanku sendiri. Dan disini aku hanya ingin menyelesaikan masalahku dengan keluargaku" kedua tangan Jimin memeluk kepalanya. Mencoba meringankan berbagai pikiran yang bersarang disana...
"untuk pertama kalinya" imbuhnya pelan, ia mulai terisak.

Tuan dan Nyonya Park mengangkat pandangannya ke arah Jimin. Tuan Park bisa mengerti perasaan Jimin. Bagaimana ia hidup dalam kesendirian selama ini dan merindukan kehadiran keluarga di sisinya. Sungguh tidak adil jika sekarang ia tidak merasakan kehadiran keluarga untuk menyelesaikan masalahnya.

"Baiklah, kau mau kami bagaimana Jimin-ah? Apa langkah yang akan kau ambil? Kami akan mendukungmu semampu kami" ucap tuan Park.

Tangan dan gigi Jimin mengeras. Ia memejamkan mata sipitnya, mencoba menahan emosinya yang tertahan..

"Aku tidak mau dan tidak akan pernah putus dengan Yuju" tegas Jimin..

Semua kembali nampak diam. Sebenernya mereka tau bagaimana langkah yang akan Jimin ambil. Sekarang ini ia telah nyaman bersama Yuju. Dan tidak mungkin ia mau putus dengannya. Tapi disisi lain, Jimin juga tidak mau jika perasaannya saat ini justru akan menimbulkan perkara besar, baik dirinya, keluarganya, ataupun Yuju sendiri. Sepertinya masalah ini tidak akan menemui titik temu....

Yuju melihat suasana disini semakin tegang. Ia beranikan dirinya untuk ikut angkat bicara. Ia punya pemikirannya sendiri...

"M-maaf, tuan dan nyonya Park. Bisakah saya berbicara empat mata dengan Jimin?" Tanya Yuju meminta persetujuan.

Mungkin memang harus mereka berdua yang membicarakan masalah ini. Mencari jalan keluar untuk kebaikan mereka berdua.

Setelah mendapat persetujuan dari tuan dan nyonya Park, Yuju membawa Jimin pergi dari ruang tamu itu.

In My Life ... YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang