Aku Harus Bagaimana

843 110 6
                                    

Jimin berjalan perlahan mengikuti wanita itu, memasuki rumah yang begitu megah. Ia melihat di sekeliling. Di sepanjang jalan menuju ruang tamu tergantung foto-foto keluarga Jimin. Ia ingat semua kenangan dalam foto tersebut.

Ia berhenti menatap sebuah foto yang tergantung di dinding. Ada gambar ayahnya, ibunya dan dirinya saat kecil. Disampingnya, ada sebuah foto yang membuat Jimin tambah terkejut. Ada gambar ayahnya, wanita tadi dan seorang anak kecil, tapi bukan dirinya.

Tatapan mata Jimin langsung mengarah ke wanita tadi, yang datang dengan membawakan minuman untuk Jimin.

Seorang anak kecil datang menghampirinya.
"Eomma, aku sudah mengantuk, ayo kita tidur" rengek anak itu.

"Sebentar  Hoon-ah" katanya. "Apa kau tidak mau menyapa hyungmu?" Lanjutnya memberikan pandangannya pada Jimin.

Jimin tertegun. Tak dapat nengatakan apa-apa. Dalam pikirannya muncul banyak persangkaan tentang ayahnya, wanita itu dan anak kecil tersebut.

Hoon berjalan mendekati Jimin.
"Annyeong haseyo, hyung" sapanya membungkuk.
Mata mereka saling beradu. Kini Jimin mengerti siapa wanita dan anak kecil dalam foto tersebut. Mereka adalah ibu dan saudara tirinya.

Jimin seketika berubah raut mukanya. Dadanya terasa sesak.

"Duduklah. Aku akan menyiapkan kamar untukmu. Presdir baru ke luar kota. Mungkin besok baru pulang" kata wanita itu. Ia berjalan meninggalkan Jimin, diikuti Hoon yang mengikutinya dari belakang.

Pikiran Jimin kosong.

***

Yuju sudah sampai di rumah. Ia membuka pintu perlahan, mengecek apakah Yuna sudah tidur.

Ia pergi ke kamar Yuna. Didapatinya Yuna telah terlelap. Yuju berjalan mendekat, membetulkan posisi selimut dan duduk disamping Yuna yang tengah tertidur.

"Maaf aku terlambat. Kelihatannya kau akan baik-baik saja jika Eonnie tak ada. Eonnie bangga padamu Yuna. Eonnie janji, kita akan selalu bersama." Ucapnya lirih.

Yuju mencium kening Yuna dan segera pergi tidur.

***

Jimin terbaring di kamar tidurnya. Kamar tidur yang cukup besar untuk ukuran seorang Jimin. Matanya sulit terpejam. Pandangannya kosong menatap langit-langit. Ia masih memikirkan tentang apa yang dilihatnya tadi.

'Aku harus bagaimana' batinnya.

Ia mengambil HP nya dan mengetik sesuatu.
'Besok jemput aku sebelum jam 8'
Sent

***

Bip bip bip

Yuju membaca pesan di HPnya.
"Apa? Kau pikir aku pembantumu. Hishh jinjja"
Kata Yuju dengan raut muka yang jengkel. Meletakkan HP nya di dekat meja samping tidurnya.

Ia bersiap tidur. Sesaat kemudian, ada pesan masuk di HPnya.

Dari Manajer Kang.
"Besok langsung temui aku di gedung Bighit. Ada sesuatu yang mendesak. Anggap ini kau melunasi hutangmu kemarin."

Yuju tak banyak menunjukkan ekspresi di wajahnya. Ia terlalu lelah untuk hari ini. Segera ia mematikan lampu dan pergi tidur.

***
-E17 End-

----------------------------------
Seperti biasa, per bagian aku nulisnya sdikit. Cz aq ndiri kalo baca cerita yg panjang agak bosan. Jd nulisnya pendek2 aja yaa... wkk
Thank for read, vote and commentnya ♡♡♡

In My Life ... YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang